29.Satu dua tiga empat

2.5K 215 0
                                    

"Seseorang yang tulus, terkadang kurang beruntung soal percintaan"
-Byantara-

Happy Reading^^
Salam toleransi:)

**

Akira POV
Aku melangkah keluar dari mansion keluarga Mahveen. Makan malam itu kacau. Karena peristiwa yang Aksa dan Ayahnya sebabkan.

"Maaf ya Akira, Tante jadi gak enak sama kamu" Ucap Tante Iren meminta maaf kepadaku.

"Iya Tante, Gapapa" Jawabku memakluminya.

Aku berjalan beriringan bersama Byan yang berada di sampingku. Pria itu hanya diam sedari tadi. Jika aku jadi Byan. Mungkin, aku tidak bisa menahan emosiku saat ibuku sendiri disebut seorang pelacur di depan mataku.

"Byan!" Panggil Ammara. Gadis itu berjalan mendekati kami.

Ammara memeluk Byan di depanku. Membuatku merasa sangat canggung.

"Emm- gue ke mobil duluan ya," Ucapku pada Byan. Dan pria itu mengangguk.

"Eh, Lo pulang sama Aksa aja" Ucap Ammara menghentikan langkahku.

"Dia udah nunggu Lo diluar" Lanjut Ammara.

"Oh ya?," Tanyaku antusias.

Ammara mengangguk.

Aku lalu berjalan ke arah luar gerbang. Mencari keberadaan pria itu. Oh lihatlah kami seperti pasangan yang tertukar!.

Aksa tersenyum tipis saat melihatku berjalan mendekatinya. Aku pun membalas senyumannya.

Pria itu membukakan pintu mobil untukku. Aku terkekeh kecil melihat tingkah Aksa, lalu masuk ke dalam mobil miliknya. Pria itu mengitari mobilnya lalu ikut masuk kedalam kursi kemudi.

Saat perjalanan pulang perutku berbunyi. Aku lapar. Aku bahkan belum menyentuh makanan apapun tadi. Tapi semuanya sudah kacau. Sial memang!.

Aksa menoleh kearah ku, membuatku sedikit malu.

"Lo laper?" Tanyanya.

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Mau mampir ke restoran dulu gak?"

Aku menggeleng. Aku menginginkan sesuatu yang lain.

"Gue mau bakso" Ucapku sambil menunjuk pedagang bakso yang ada di pinggir jalan raya.

"Kostum Lo gak cocok, buat makan di pinggir jalan kayak gitu." Ucap Aksa sambil terkekeh.

Aku memandang ke arah pakaian yang ku pakai. Itu terlihat seperti- Aneh.

"Makan di rumah Gue aja." Tawarnya.

Aku melirik kearah jam tangan yang ada di tangan kananku. Itu baru menunjukkan pukul setengah delapan malam. Aku sudah bilang pada bunda bahwa acaranya akan selesai sekitar jam sembilan malam. Dan Bunda mengizinkannya. Sedangkan Bang Prisma. Pria itu iya-iya saja karena tahu Aku keluar bersama Byan. Bukan bersama Aksa.

Aku mengangguk.

Namun, Aksa tetap menghentikan mobilnya di badan jalan raya.

"Mau kemana Lo?" Tanyaku.

"Bungkus Bakso buat Lo" Ucapnya sebelum keluar dari mobil.

Aku tersenyum rasanya terlalu sulit untuk menyembunyikan kebahagiaan ini.

Setelah beberapa menit kemudian. Aksa kembali dengan membawa kantong kresek hitam berisi bakso. Pria itu lalu kembali melajukan mobilnya.

**

AKSARAJASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang