01. Harapan, Permohonan, Permintaan

6.1K 216 11
                                    

Setelah pertemuan singkat Chayoung dan Vincenzo, detik ini Chayoung berdiri di lobby untuk menunggu taxi pesanannya dan tak berselang lama yang di tunggu pun masuk area lobby

"Semoga aku bisa memenuhi undanganmu, secepatnya" Chayoung menahan bulir air matanya yang akan terjatuh

Tiba-tiba tubuhnya tersentak karena sang supir berhenti dengan mendadak

"Mianhaeyo, di sana" Sang supir mengarahkan pandangan Chayoung ke depan

"Vin-" Chayoung melihat sosok itu keluar dari dalam mobil hitam yang menghentikan jalannya

Vincenzo mengetuk kaca Chayoung membuat wanita itu membuka pintu untuk menanyakan maksudnya

"Kau-" Belum selesai Chayoung bertanya Vincenzo mengambil tas Chayoung dan memberikan selembar uang kepada sang supir

"Aku bisa mengantarkanmu" Vincenzo menggenggam tangan Chayoung dan menuntunnya ke mobil hitamnya

"Bukan kah kau harus menjelaskannya?" Chayoung membuka pembicaraan setelah beberapa saat keadaan di dalamnya hening

"Aku berkumpul di bandara besok pagi, jadi untuk apa aku kembali dan tidur di hotel sendirian" Vincenzo memegang wajah Chayoung dan menghadap ke arahnya

"Kau menangis?" Vincenzo mentap Chayoung walaupun sesekali karena harus fokus pada jalan di depannya

"Hampir, tidak jadi saat aku tau kau bersamaku sekarang" Chayoung memegang tangan lembut yang menyentuhnya

🌼🌼🌼

"Kau mau makan sesuatu?" Chayoung meletakan barang bawaannya dan menuju dapur

"Apakah kita ada waktu untuk itu?"

"Tentu" Chayoung meyakinkan

"Jika bersama seseorang yang kita inginkan, waktu akan berjalan cepat Chayoung-a" Vincenzo menyusul wanitanya

Chayoung merasakan itu sebenarnya hanya saja ia sangat canggung saat ini, Vincenzo memeluk tubuh mungil Chayoung dan menenggelamkan wajahnya pada leher janjang wanitanya

"Aku ingin bersamamu, kau tau ketakutan terbesarku setahun ini? Kehilanganmu" Chayoung yang mendengar lirih dari Vincenzo tersenyum manis, ia membalas pelukan itu dan mengusapnya halus

"Masih lama kah kau memelukku?" Tanya Chayoung meledek

"Aku tidak ingin melepaskanmu"

"Baiklah, mari lakukan sambil tiduran, pinggangku sakit" Keluhan Chayoung sambil tertawa, yang sedari tadi menahan tubuh Vincenzo

🌼🌼🌼

"Wah selera mu bagus" Vincenzo memperhatikan setiap sudut kamar Chayoung, ini adalah ruangan terbesar yang ada di rumah itu, bernuansa putih dengan beberapa aksen kayu

"Ah, terimakasih"

"Untuk apa kau meminta bagian emas itu, kau sudah kaya rupanya" Ledek Vincenzo

"Bisnis adalah bisnis tuan Cassano, dan ini setimpal dengan loyalitas ku saat bekerja dengan para penjahat itu"

"Ya, ya aku setuju, kau salah satu yang terbaik di sana" Vincenzo duduk di sudut kasur besar Chayoung "Ini kali pertamaku berkunjung ke kamar wanita" Perkataan itu mendapatkan tatapan tak percaya dari Chayoung

"Jangan mengatakan kebohongan" Chayoung menarik sebuah layar dan mengambil sebuah remot sebelum menyusul Vincenzo

"Kau tak percaya?"

"Bagaimana aku bisa percaya, semua wanita yang melihatmu akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, wajahmu, pakaianmu, mobilmu, uangmu, itu membuat wanita-wanita akan gila" Chayoung menaikan kedua kakinya ke ranjang dan memutar sebuah film di layar tadi agar ada suara saja sebenarnya

"Aku tidak akan usik mereka yang tertarik denganku, dan mereka tidak boleh mengusik apa yang menarik bagiku" Vincenzo kembali menarik Chayoung ke dalam pelukannya

"Memangnya apa?" Chayoung mendongakan kepalanya agar bisa melihat wajah tampan laki-laki itu

"Kau" Vincenzo menarik wajah mungil itu dan mengecup lembut bibir Chayoung

"Lakukan lagi, aku menyukainya" Chayoung  sempat tersenyum sebelum Vincenzo mengambil alih bibir manisnya

Ciuman itu berlangsung lama, merubah posisi, mengabsen setiap sisinya, mengambil nafas dan mengulanginya sudah mereka lakukan

Suara halus yang di keluarkan Chayoung membuat Vincenzo benar-benar gila, bisakah waktu berhenti inginnya. Vincenzo beranjak ke atas tubuh Chayoung ia meletakan tangannya ke kedua sisi Chayoung agar tidak menindih wanita itu

Aroma tubuh Chayoung yang sedikit bercampur keringat benar-benar menjadi wangi favorit Vincenzo, ciuman itu mulai turun menghabisi bagian leher Chayoung dan bermain di sana.

Berhasil Chayoung benar-benar menginginkan laki-laki itu sekarang, ia membuka habis kancing kemeja Vincenzo. Chayoung juga merasakan Vincenzo semakin agresif dan nafasnya memberat sampai akhirnya, Chayoung mendapatkan pertahanan saat mencapai kancing celana Vincenzo

"Stop, sweetie" Vincenzo berusaha mengatur nafasnya

"Vin" Chayoung tampak memohon

"Percayalah aku sangat ingin"

"Lalu?" Chayoung tampak frustasi

"Aku akan pergi besok, kau pikir aku bisa meninggalkan mu setelah aku melakukannya?" Vincenzo menjelaskannya membuat Chayoung terdiam dan meneteskan air matanya sambil membuang pandangan. Bukan, bukan karena malam itu ia tidak mendapatkan laki-laki itu, tapi mengetahui fakta Vincenzo akan pergi membuatnya sesak

"Sweetie" Vincenzo turun dari tubuh Chayoung dan duduk menghadap wanitanya, berusaha membujuk nya agar tidak merusak malam ini

"Chayoung-a" Panggil Vincenzo beberapa kali yang tidak mendapatkan respon apapun selain tangisan Chayoung yang malah menjadi

Vincenzo mengangkat tubuh Chayoung dan membiarkan wanitanya berada di dekapannya walaupun Chayoung sama sekali tidak membalas Vincenzo "Kau marah?" Vincenzo mengusap halus punggung wanita itu

"Maafkan aku, maafkan aku karena tidak bisa melakukannya, maafkan aku karena tidak selalu di sampingmu, dan maafkan aku-"

"Vin" Chayoung menjauhkan tubuhnya dan menatap sepasang mata coklat di depannya "Bisakah aku di sampingmu, tanpa berpisah lagi?" Chayoung menunggu jawaban dengan harap

Bersambung..

Hai semuanya, gimana gimana? Apakah ada yang kepo dengan kelanjutannya?

Kalau ada typo atau kesalahan harap maklum atau boleh di ingatkan ya..

Jangan lupa pencet bintang dan comment ya..

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDWhere stories live. Discover now