10. Mengingat

2.3K 128 7
                                    

Jika saat itu Baron hanya memikirkan keselematannya, saat ini dia menyatukan semua yang ia tau "sebuah acara, foto vincenzo dan seorang wanita cantik, keberadaan wanita itu di rumah Vincenzo bahkan ciuman yang ia lihat di depan nya" "Apakah Mr. Cassano sudah menikah? " Baron mengetuk ngetuk jarinya ke atas meja dengan kondisi di perban pada kuping kanannya

"Kkkh.. Dia pintar mencari wanita" Baron berputar pada kursinya memutar kembali memori kulit putih Chayoung yang bersinar di bawah terik matahari, bagian leher jenjangnya yang pasti memiliki aroma memabukan.

Memikirkan itu membuatnya menegang di bawah sana, membayangkan menarik rambut panjang dan berjalan diatas wanita itu membuat Baron sedikit basah, Baron menggenggam kepunyaannya dan bergerak perlahan, mengeluarkan beberapa kali desahan sambil memejamkan kedua matanya, memikirkan Chayoung membuatnya mencapai puncak dengan cepat "aish aku bisa gila! Aku akan meminta nya berbagi, aku sangat menyukai seleramu. Kau harus setuju Mr. Cassano itu akan membayar yang telah kau lakukan padaku hari ini"

🌼🌼🌼

Vincenzo melihat Chayoung berdiri dengan bingkai jendela kamarnya yang besar, entah ia memikirkan apa sekarang, yang Chayoung tau penyelesaian masalah di sini tidak sebaik di Korea, "apakah tadi mereka bercanda?" Batin Chayoung "Bagaimana bisa bercanda seperti itu" Lanjutnya mengingat Tae-Ri dan Vincenzo pernah saling menodongkan pistol.

Chayoung merasakan seseorang memeluknya dari belakang dan sekarang sentuhan itu lembut, apakah Vincenzo merubah mode nya "sweetie.. " Mendengar bisikan itu Chayoung membalikan badannya, di luar ekspetasi Vincenzo, Chayoung malah memeluk laki-laki itu

"Kalian sedang bercanda?" Tanya Chayoung menempelkan pipi bulatnya pada dada bidang suaminya

"Tidak, kami bersungguh untuk itu"

"Kau punya alasan?"

"Tentu" Vincenzo mengecup pucuk kepala istri nya

Chayoung tau Vincenzo tidak mungkin mengusik orang yang tidak membuat masalah dengannya, dan saat ini Chayoung mengerti mungkin sikapnya tadi hanya sebuah ketidaksiapan

"Kau menyakiti ku" Chayoung mempererat pelukannya "Ciuman tadi, seperti sebuah obsesi" Chayoung menambahkannya ketika tak mendapatkan jawaban dari Vincenzo

Vincenzo mengakuinya dalam hati, ia menarik diri dan menatap Chayoung memperhatikan detail wajah istrinya dan berpaku pada bibir Chayoung, memastikan benar-benar bahwa tidak ada goresan di sana.

Vincenzo mengusapnya sebelum melumat sekali bibir Chayoung "maafkan aku" Bisik Vincenzo tepat di bibir wanitanya, kali ini sentuhan itu benar Vincenzo, suaminya.

Chayoung membalas dengan mengambil posisi penyerang, membasahi seluruh bibir mereka yang mulai terlihat membengkak baik atas maupun bawah, tanpa melepas ciumannya Chayoung memukul mundur Vincenzo hingga terduduk di pinggir ranjangnya, merangkak ke pangkuan Vincenzo dengan kedua kaki memeluk kepunyaannya, Chayoung menaikan pandangan menampakan kerongkongannya saat Vincenzo turun melumat payudara yang berada tepat di depannya.

Erangan mulai tedengar dari bibir tak ber lipstik Chayoung, ia mulai merasakan sesuatu yang keras tepat di bawah pangkuannya.

Chayoung melempar tubuh Vincenzo "Woow.. " Vincenzo sedikit kaget dengan ke agresifan sang istri

"kau mau memimpin" Tanya Vincenzo sambil menyusuri lekuk tubuh Chayoung, dengan nafas yang menggebu Chayoung mengangguk "Bukankah kau bilang aku tidak boleh menyentuhmu" Goda Vincenzo dengan senyuman nakalnya, menyelipkan rambut panjang Chayoung ke belakang telinga dan menikmati bunyi nafas Chayoung yang menggebu

"maka dari itu aku yang menyentuhmu" Kata Chayoung sebelum kembali membungkam suaminya

Tangan Chayoung melepas satu kancing kemeja Vincenzo sambil mengigit kecil di leher samping Vincenzo

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDWhere stories live. Discover now