29. Signal

1.7K 132 46
                                    

"Vin" Chayoung menyenggol lengan Vincenzo

"Ah maaf, ini" Vincenzo memberikan kartunya

Deren menundukkan kepalanya dan menerima kartu itu, dada nya terasa longgar. Vincenzo tak mengenalinya. Bagaimana bisa mengenalinya setengah wajah Deren di tutup masker.  Chayoung dan Vincenzo pasti berpikir karena ia sedang membuat sesuatu di belakang, mereka harus menutup bagian itu.

"Sudah selesai, Terima kasih. Silahkan datang kembali" Deren mengembalikan kartu itu

"Terimakasih untuk roti ini" Chayoung memamerkan rotinya

Vincenzo dan Chayoung berbalik, Deren hanya menatap punggung ke dua orang itu, tapi tiba-tiba Vincenzo menghentikan langkah nya, kembali berbalik tapi Deren langsung berlagak sibuk dengan meja display nya

"Vin" Panggil Chayoung, membuat Vincenzo melanjutkan langkah nya

"Ku rasa aku benar-benar salah mengambil perkerjaan itu" Gerutu Deren

🌼🌼🌼

"Kalian sibuk?" Vincenzo menghampiri semua orang yang sedang berdiskusi, bagaimana dengan ini, bagaimana dengan itu. Vincenzo yakin mereka belum menemukan solusi. Sedangkan lusa mereka sudah harus berada di dalam rapat itu.

"Oppa, suruh istrimu beristirahat sudah sangat lelah pasti" Bisik Tae-Ri

Jika beberapa hari yang lalu Chayoung yang berusaha menenangkan semua orang, saat ini justru Chayoung yang harus di tenangkan. Ia memburu waktunya, memaksa kepala nya terus berpikir.

Ia akan sangat merasa bersalah jika tidak bisa menyelesaikan ini. Janjinya pada mereka semua akan baik-baik saja sepertinya akan di ingkari

"Aku lapar, kita makan saja dulu" Eliza memegang perutnya

"Aku setuju" Giorgino dan yang lainnya meng iya kan

"Kau tak mau ikut?" Eliza bertanya pada Chayoung

"Tidak, kau duluan saja" Chayoung tetap pada berkas-berkas nya

"Baik lah" Mereka semua meninggalkan ruangan itu

Vincenzo mengambil tempat di sebelah Chayoung "Sweetie" Panggil Vincenzo tapi tak di gubris oleh Chayoung

"Chayoung-a" Kembali tak di tanggapi

Vincenzo mengambil kertas dari tangan Chayoung dan meletakan di atas meja "Vin"  Protes itu langsung di bungkam oleh Vincenzo, Chayoung tak membalas ciuman itu.

"Kau harus relax" Bisikan Vincenzo di sela-sela ciumannya

Tubuh Chayoung setuju, ia memang sangat tegang sekarang. Chayoung mengalungkan tangannya dan sekarang ia yang memimpin ciuman itu

Sudah lama mereka hanyut dalam kesibukan sampai melupakan hal ini, kegiatan kecil yang membawa mereka melupakan semua masalah.

Decapan mereka memenuhi ruang kerja Vincenzo, nafas mereka pun sudah berat. Keluhan dari Chayoung pun mulai terdengar apalagi saat Vincenzo mengusap nipple Chayoung walaupun hanya dari luar bajunya. Sejak hamil rasanya lebih sensitif pada bagian itu

"Vinh... Cukup aku akan meminta lebih kalau begini" Chayoung melepaskan ciuman mereka dan sedikit membereskan bajunya

"Aku bisa memberikanmu"

"Aniya, aku harus fokus pada ini" Chayoung kembali melihat kertas-kertas itu walaupun sedikit gusar

🌼🌼🌼

Handphone Vincenzo berdering, itu Luca. Luca menyampaikan sudah ada beberapa sketsa wajah sesuai ciri-ciri yang Vincenzo sebutkan, paling tidak akan memudahkan pencarian yang lainnya.

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDWhere stories live. Discover now