42. Deja Vu

3.1K 168 74
                                    

“Chayoung-a aku akan mendobrak jika tak kau buka” Vincenzo terus mengetuk pintu itu

Chayoung menurunkan kakinya, ia mengumpulkan tenaga untuk berjalan ke arah pintu. Tapi rasa lemas dan pusing terus menyerangnya “Berhentilah mengetuk” Batin Chayoung, ia hanya tertunduk memijat keningnya sampai

Brak..

Pintu itu benar di paksa terbuka oleh Vincenzo, mereka langsung masuk dan menghampiri Chayoung yang masih dalam posisinya

“Sweetie, kau sakit?” Vincenzo menyamakan tinggi nya dan memegang kening dan leher Chayoung, aneh Chayoung tak demam tapi kenapa sangat pucat dan tak sehat

“Kau merusaknya?” Chayoung memukul lengan suaminya walaupun sangat tak berasa apa-apa pukulan nya

“Kenapa kau tak membukanya?” Vincenzo menyelipkan rambut Chayoung yang menutupi wajahnya

“Kau membuat kita khawatir Chayoung-a” Pak Nam juga ikut bernafas lega

“Aku akan membukanya, kalian tak sabar”

Mereka bisa melihat bahwa Chayoung sedang tidak baik-baik saja, ia terlihat lemah bahkan untuk bicara pun sangat susah payah, Vincenzo mengencangkan rahang nya melihat wanita itu yang tampak kehilangan berat badannya, apalagi bibir bergaris tengah yang biasanya tampak merekah kini terlihat pucat

“Kita ke dokter” Vincenzo akan mengangkat Chayoung tapi wanita itu menahannya

“Aniya”

“Aku tak minta persetujuanmu” Vincenzo mengangkatnya

“Vin, aku hanya... lapar, aku lupa makan hari ini”

“Aku akan membuatkan makanan” Pak Nam segera menuju dapur

“Kau tak makan hari ini?” Vincenzo menatap tajam istrinya

“Eumm, karena sepi aku di kamar seharian sampai lupa”

“Chayoung-a, alasan macam apa itu?”

“Turun kan aku dulu”

Vincenzo menurunkan Chayoung di kasur lebar mereka, mengganjal punggung Chayoung dengan bantal agar lebih nyaman

“Aku merindukan mu” Chayoung membuka tangannya meminta suaminya untuk memeluknya

“Kau membuatku khawatir” Vincenzo memeluknya “Kau melakukan apa tubuhmu kurus sekali” Vincenzo melepas pelukannya dan mengusap rahang Chayoung

“Jangan memarahiku, aku tak punya tenaga untuk melawan mu” Chayoung sedikit tertawa “Kenapa kau sangat tampan?” Chayoung mengusap leher jenjang suaminya yang masih menatapnya tajam.

Chayoung sudah menyangka dia akan mendapat omelan dari suaminya. Kondisinya yang dia janjikan baik-baik saja nyatanya tidak “Kau masih minum ini? Bahakan kepulangan kita sudah lama Chayoung-a” Vincenzo mengambil obat mual di atas meja tempat tidurnya

“Ye, ku rasa mabuk ku malah makin parah”

“Aku akan mengantar mu ke dokter besok” Vincenzo memutuskan

“Ah, aku sudah tidak bisa berkata apa-apa” Chayoung tersenyum “Kau pasti lelah” sekarang ia menggenggam tangan suaminya

“Chayoung-a aku sudah selesai menyiapkan makanan, kau mau makan di bawah atau ku bawakan?” Tanya Pak Nam di ambang pintu

"Aku kebawah saja Pak Nam”

“Baiklah” Pak Nam kembali ke bawah

“Kau sudah makan?”

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang