17. Bungeoppang

2.3K 141 75
                                    

Lapangan Tembak :

"Oke mari kita belajar tentang mereka dulu" Seung Ho membawakan beberapa senapan

Seung Ho Mulai menjelaskan nama-nama dan kegunaannya setiap bagian di sana, cara memakainya, memasang dan melepas tabung peluru, cara mengaktifkan nya serta kecepatan melesat nya.

"Nah noona, kau bisa mencobanya sekarang"

"Benarkah?"

"Ne, target nya di depan" Seung menunjuk beberapa papan di depan mereka

"Mau bertaruh unnie?" Tae-Ri berdiri di samping Chayoung dan melakukan bidikan

"Bagaimana bisa kali pertama dan langsung bertaruh denganmu" Chayoung masih mengutak-atik senapannya, sesuai yang tadi di ajarkan Seung Ho

"Justru karena kau akan kalah makanya aku mengajak mu taruhan unnie" Tae-Ri melepaskan pelurunya

Doorr

"yash!" Tentu tepat sasaran

"Hah, kau tak paham maksudnya noona"

"Kau mau meminta sesuatu?"

Doorr

Chayoung melepaskan tembakan nya, dan seketika kedua adiknya terdiam bahkan mereka perlahan lahan membuka mulutnya tak percaya

"K-kau benar baru pertama melakukannya?" Seung Ho tampak tak percaya

"Ya, unnie berbohong. Vincenzo oppa sudah melatihmu?" Tae-Ri mengalungkan tangannya kepada Seung Ho seperti meminta perlindungan "anniya unnie, anniya aku setuju untuk membatalkan taruhan" Tae-Ri menggeleng cepat

Mereka benar-benar tidak menyangka, bidikan itu sempurna melubangi bagian tengah papan, bahkan milik Tae-Ri tak menutup titik tengah nya.

Chayoung hanya tersenyum melihat keheranan adik-adiknya "Tidak, aku belum pernah melakukannya mungkin hanya keberuntungan semata. Dan sepertinya karena hanya papan yang berdiri di sana, mungkin kalau manusia aku akan gemetar" Chayoung ber geser dan membidik target lainnya

"Aku rasa kita harus berhati-hati oppa" Bisikan Tae-Ri

"Aku mendengar kalian" Chayoung menanggapinya santai

"Eumm.. Ku pikir mafia menyeramkan, ternyata istri mafia lebih menyeramkan" Bisik Seung Ho

"Ya, berbicara lah di depan ku. Kalian terlalu kencang untuk berbisik" Chayoung melirik keduanya

🌼🌼🌼

Setelah mereka beristirahat dan menyusun rencana untuk esok hari mereka memilih berjalan-jalan sebentar memutari beberapa mall besar di sana, tak banyak perlengkapan yang Chayoung bawa untuk pergi ke Malta jadi Chayoung memutuskan untuk beli beberapa kebutuhannya.

“Tae-Ri bisa kau membantuku” Panggil Chayoung dari dalam fitting room

“Kenapa unnie?”

“Bisa kau kancingkan, kenapa ini sangat sempit padahal ukuran ku” keluh Chayoung

“Kau memang lebih berisi unnie” Sahut Tae-Ri santai, ia tidak melihat Chayoung sedang menatapnya sinis dari pantulan cermin

“Tae-Ri”

“Ya?”

“Kau lupa bidikan ku sangat tepat tadi?” mendapatkan pertanyaan itu Tae-Ri segera mencurahkan usahanya untuk mengancingi baju Chayoung

“Unnie menyerahlah, satu size di atas ini tidak akan terlihat” Tae-Ri sangat frustasi

“Baiklah baiklah, aku pun tidak bisa bernafas” Chayoung akhirnya menyerah “sepertinya aku tidak boleh terlalu banyak memakan ramyon” Chayoung melepas baju tadi

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDWhere stories live. Discover now