Bab 3: Harisa sudah sold out?!!!!

13.2K 1.1K 87
                                    

Setelah mendaki dua hari yang lalu, badanku terasa remuk semua. Mungkin karena ini pengalaman pertamaku atau memang wajar setelah mendaki, tapi yang jelas dua hari ini aku sudah seperti hibernasi. Hal yang aku lakukan hanya makan, tidur, mandi dan tidur lagi.

Bahkan, untuk sekadar main handphone saja rasanya sangat malas sekali. Untungnya minggu ini kampusku jadi tempat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jadi kampus libur total.

Kalo diingat-ingat, kemarin itu pengalaman seru banget buat aku. Seperti aku melihat sisi lain dari dunia kampus (lebih ke sisi lain orang-orang kampus sih). Dari yang keliatannya baik ternyata orangnya suka mengeluh, anaknya nakal ternyata solid banget, yang keliatannya brengsek ternyata alim, yang galak ternyata care, yang stranger jadi akrab, pokoknya selama di sana kita gak seperti teman tapi lebih kayak saudara. Orang asing pun kalo diajak ketawa-ketawa ayo aja.

Hari sudah hampir sore, yang artinya  aku nonton serial di kamar ini sudah sekirar tiga jam. Sesekali aku memijit betisku yang masih agak linu karena dipakai menanjak. Aku sudah mulai bosan dengan berdiam diri di kamar, tapi disisi lain aku juga tidak berminat untuk melakukan apapun. Alasannya sudah jelas karena betisku.

Serial yang aku nonton sudah habis dan aku bingung ingin melakukan apa sekarang. Aku mengedarkan pandangan ke nakas dan menemukan ponsel yang sejak dari gunung belum ku buka sama sekali. Untuk apa juga, toh gak ada perkuliahan yang mengharuskan aku buka handphone.

Setelah ku buka ternyata ada banyak notifikasi yang masuk. Mulai dari group chat teman SMA ku sampai group mendaki yang mengirim banyak foto kami dan jangan lupa....Kak Wahyu.

Wahyu Hutama
29 mei 2021
Gimana udah sampai di rumah gak?
Kayaknya gak aktif nih bocil
30 mei 2021
Tes
Yah ternyata bocilnya lagi hibernasi
Pegal tuh kakinya pasti

Aku cuman geleng-geleng baca pesannya.

Harisa Daniandra
Iya nih kak, pegal banget. Uratnya kayak ditarik kalo dipake jalan 😪

Setelah membalas pesannyam aku memutar musik dan meletakkan kembali ponselku di samping. Tidak lama kemudian, ada notifikasi masuk yang ternyata dari Kak Wahyu. Rupanya  saat aku balas pesannya dia lagi online.

Wahyu Hutama
Tempelin koyo gih

Harisa Daniandra
Gak ah, pake koyo entar kakiku jadi melepuh. Panas bangett😬

Wahyu Hutama
Lah mana bisa melepuh gitu wkwkwk. Pake minyak tawon aja kalo gitu sambil di urut. Kamu sih ditembak malah nolak. Padahal kalo aku diterima aku dengan senang hati gendong kamu turun dari gunung. Coba kalo diterima, jangankan gunung, laut pun akan kusebrangi bersamamu

Harisa Daniandra
😒
Kak Wahyu gak ada nembak aku yah, apaan bilang suka doang tembaknya gak berani 👎

Wahyu Hutama
Kamu mau ditembak banget nih?😝😝

Harisa Daniandra
Gak ah, takut mati

Setelah membalas pesannya, ternyata sudah centang satu. Ia mungkin sedang memiliki urusan lain sehingga tidak aktif lagi.

Membahas tentang Kak Wahyu, aku jadi ingat kejadian pas di puncak gunung.

"Kenapa mesti aku kak?" Kak Wahyu hanya menggeleng lalu memandang ke depan kayak orang melamun. Setelah itu dia ketawa sendiri.

Berlayarnya Perahu Nyonya Rian (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang