Bab 5: Harisa, tali lingerienya jatuh

15.5K 1.3K 41
                                    

"Yuk masuk," aku mengangguk di belakang Abang ketika dia udah membuka pintu apartementnya dan menyuruhku masuk. Aku membiarkan Abang menarik kopernya lalu diikuti aku yang juga membawa tas besar berisi pakaianku.

Setelah melepas sepatu, Abang berjalan lurus ke ruang keluarga lalu menaruh kopernya disana sementara aku mengikuti dari belakang sambil diam-diam mengamati apartementnya.

"Sorry kita tinggal di Apartement kecil begini." Aku udah mulai terang-terangan mengamati. Yap Kecil menurut dia, tapi kalo menurutku ini sudah cukup besar untuk ditempati berdua. Aku cuman berdehem sebagai jawaban.

Abang mulai berjalan dan aku masih terus mengikutinya dari belakang sambil melihat-lihat design interior apartement ini yang menurutku kece. Bisalah dimasukin ke feed instagram.

"As you can see, disini dapur, meja bar, lalu disini semacam gudang kecil. Kita bisa simpan barang-barang yang jarang digunakan, yang diatas ini lemari piring and some stuff," ucapnya sambil membuka lemari gantung di atas kami.

Bukannya menjawab, aku malah memperhatikan lengannya yang berurat dan keras membuka dan menutup lemari gantung. Owh lengan ini yang meluk aku tadi. Geli juga liatnya. Selain meluk kira-kira dia bisa gak....

"Ca?" Aku mengerjap. Dia natap aku dengan pandangan 'Heyo lo ketahuan'.

"Ah, Iya kak." Dia tertawa dan mengacak kepalaku.

"Tau cara pakenya kan?" Abang bertanya ketika aku mulai menyentuh kompor elektrik sedangkan aku cuman berdehem karena masih gugup ketahuan liatin tangannya. Abang kemudian mengajakku untuk melihat dan menjelaskan bagian-bagian apartementnya.

Abang menyuruhku masuk ke kamar dan sekalian menyimpan pakaian. Tapi aku masih penasaran dengan satu ruangan yang belum dibuka Abang. Ruangannya tepat di depan kamar utama dan dibatasi oleh ruang keluarga. Menyadari hal itu, Abang membatalkan niatnya untuk membukakan pintu kamar dan langsung menarik tanganku ke ruangan itu.

"Ini cuma ruang kerjaku dan tempat gym. Gak ada yang disembunyikan disini." Setelah itu kita kembali ke kamar. Gak lama kemudian telfonnya berbunyi.

"Disana ada wardrobe. Kamu bisa pindahkan pakaianmu kesana. Aku mau angkat telefon dulu sebentar."

"Iya kak" Jawabku sambil balas senyumnya dan dia keluar.

Selagi Abang menelfon, aku mau memindahkan pakaianku ke wardrobe sekalian ganti baju rumahan. Aku membuka koper dan mengecek barang apa saja yang mama masukkan. Ternyata dikoper sudah ada alat mandi, skincareku, beberapa potong kemeja dan jeans, dalaman, dan astaga.....lingerie?!!

Aku menatap horor beberapa potong lingerie yang dimasukkan Mama ke dalam koper. Di dalam koper ternyata ada sekitar sepuluh lingerie yang modelnya hampir sama hanya beda warna aja. Aku mengangkat satu lingerie dan meneliti modelnya.

Ewhh, ini baju kayaknya lebih cocok dipake anak umur lima tahun. Mini bangeet.

Aku cuman mendengus dan mencari baju yang lebih layak dipakai. Beberapa kali acak-acak koper ternyata yang ku cari betul-betul gak ada. Gak ada kaos atau baju rumahan yang biasa ku pakai. Mama kayaknya emang niat sekali buat menjerumuskan aku ke kandang macan. Aku ogah pake lingerie. Bisa dikira aku open BO beneran sama si Abang.

"Kamu memang cocok pake baju begini?"

"Astagfirullah!!" Aku tersentak. Abang tiba-tiba udah ada di sampingku aja sambil angkat lingerie itu.

Aku menarik lingerie yang dipegang abang sambil menatapnya antara malu dan gak terima direndahin kayak gitu. Abang baru ketemu udah body shaming aja. Belum liat nih dia sama bodyku. Dia cuma ketawa lalu kembali keluar.

Berlayarnya Perahu Nyonya Rian (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang