[Chapter 22] Cek batrai jam tangan.

100 43 48
                                    

"Cepet Seomgyu. Ah lama banget!"

"Dua menit lagi Beom"

"SEKARANG! ATAU BEOMGYU TINGGALIN?"

"Ya ampun..."

"Udah udah udah. Gak usah pake bedak lagi, itu udah pake cream, kan? Nanti mukanya makin putih kayak kunti"

"Beda fungsi! Sabar dikit lah Beom"

"Aish awas aja ngomel ngomel kalau Beomgyu nyetirnya ngebut, salah Seomgyu yang lama"

Seomgyu mengambil tas berwarna abu abu cerah polos yang tergeletak di samping ranjangnya dengan terburu buru.

Ia lekas berjalan mendekati saudaranya yang sedari tadi bersandar di pinggir pintu kamar dengan kedua tangan di lipat depan dada, memperhatikan dirinya secara tajam juga lekat.

"Dari tadi kek!" Ucap Beomgyu yang habis sudah kesabarannya, membalikan badan dengan cepat kemudian berjalan dengan langkah besar setengah di hentakan keluar rumah.

Tenang saja, si kembar sudah sarapan.

Hanya saja Seomgyu kembali kekamarnya setelah sarapannya habis tadi untuk mempersiapkan diri lagi.

"Cewek emang ribet" terdengar lontaran dari Beomgyu yang kini sedang terjongkok memakai sepatu di teras rumah.

"Beomgyu jangan marah dong, Seomgyu kurang cepet aja tadi, biasanyakan Seomgyu juga cepet kalau--"

"Udah berisik! Cepet pake sepatunya" Beomgyu bangkit, mengeluarkan kunci sepeda motor dari saku celananya, ia mendekati kendaraan beroda dua itu yang terparkir di halaman rumah.

"Kalian tuh jangan berantem. Sekolah hari pertama itu harusnya saling nyemangatin" Jihyo yang masih menggunakan daster merah muda, munculkan diri dari dalam rumah kemudian berdiri di pinggir pintu.

Niatnya hendak menunggu si kembar yang akan berangkat Sekolah tanpa ia antar untuk pertama kalinya.

Sudah masuk masa SMA. Taeyong yang mengizinkan Beomgyu untuk membawa sepeda motor sendiri.

Lagipula semakin hari Jihyo semakin repot dengan urusan rumahnya jadi tidak ada yang bisa mengantar si kembar ke Sekolah lagi.

Sebut saja ini sebagai ajang pendewasaan si kembar untuk beradaptasi di kehidupan mandiri.

"Seomgyunya nih Mah, yang lama banget" adu Beomgyu yang sedang memindahkan sepeda motornya kearah yang benar, meluruskan arah kedua roda tersebut agar mempermudah saat akan melaju.

Jihyo menggelengkan kepalanya sekali, berdecak pelan menatap anak laki lakinya yang berwajah suram di pagi hari yang semestinya semangat, kedua anaknya memang tidak pernah bertahan dalam kedamaian.

"Mah, Seomgyu sama Beomgyu berangkat dulu ya" Seomgyu berjalan mendekati Jihyo setelah usai mengikat tali sepatu, menyalimi tangan sang Ibundanya tercinta tak lupa menampilkan senyum simpul.

"Iya hati hati" balas Jihyo, Seomgyu membalikan tubuhnya mendekati Beomgyu yang sudah siap dengan sepeda motornya.

"Beomgyu belum salim lho sama Mamah"

"Gak sempet, kelamaan. Udah cepet naik" Beomgyu menjawab dengan volume kecil dan cepat tanpa melihat ke arah Seomgyu yang mulai duduk di belakangnya.

"Mah, Beomgyu berangkat ya..." ucap Beomgyu menengok, melambaikan tangan ke arah Jihyo.

"Iya hati hati"

Ia menunggu tanggapan dari Jihyo beberapa detik lalu Beomgyu mulai menarik gas sepeda motor untuk berjalan maju.

SEOMGYUWhere stories live. Discover now