[Chapter 43] Pengungkapan.

91 33 16
                                    

Selagi tungkai berlari menepis udara, menciptakan suara hentakan yang semu bergema ditengah lorong yang tak begitu ramai.

Taehyun merogohkan saku celana untuk meraih ponsel hitam, mencari kontak Doyoung yang tadi sempat menelepon, menyuruhnya datang kesini.

Kak Doyoung

Dua panggilan tak terjawab
[11.05] Seomgyu ada di ruang observasi, dari kemarin malam katanya pingsan
[11.06] Ijin dulu sama Sekolah kalau mau kesini, kasih tau teman Seomgyu yang lain

Taehyun hanya membaca sekian detik, mematikan layar kembali lalu dimasukan kedalam celana.

Langkah Taehyun terhenti didepan pintu yang tertutup sempurna, menyelinap kejendela jendela yang tertutup juga, berharap bisa mencari celah untuk melihat raga Seomgyu walau sebentar.

Degup jantung Taehyun tak terarah, menengok kesekitar untuk mencari oknum yang menyuruhnya datang.

"Kak Doyoung" suara Taehyun lantang, berjalan cepat kepada Doyoung yang sedang duduk disekitar ruangan yang Seomgyu singgah.

"Kak, Seomgyu udah ada perkembangan?" Taehyun duduk disamping Doyoung, sorot matanya menatap mata sang ketua BNN yang juga was was.

"Belum ada, Dokter Mina bilang dari kemarin malam Seomgyu pingsan, kejang kejang, tubuhnya juga panas dingin gak teratur"

Taehyun menghela nafas kasar, pikirannya berkeliaran tak karuan, dadanya berdebar semakin hebat hingga terasa sesak dan bersuhu panas.

Begini kisahnya.

Kemarin malam menjelang Seomgyu tidur, ia sempat mengalami kecanduan lagi yang berlebihan.

Sakit didaerah perut, kejang kejang diseluruh tubuh, juga teriakan yang sangat melengking memenuhi ruangan rawat inap akibat sakitnya yang luar biasa.

Dokter Mina datang setelah ada panggilan dari perawat, lantas ia dan para pekerja lain membawa Seomgyu kedalam Ruang Observasi Intensif atau ROI.

Tiba di ruangan ROI, Seomgyu pingsan. Masih ditangani oleh Dokter Mina agar segera kembali sadar.

"Jadi, belum sadar?" Mata Taehyun berlinang, menatap Doyoung penuh harapan kendati tak ada jaminan untuk diyakini penuh.

"Belum, Kak Doyoung juga belum tau sampai sekarang karena Dokter Mina masih sibuk"

Keduanya diam memikirkan tujuan yang sama, berharap hari ini yang sudah direncanakan proses farmakoterapi berjalan sesuai harapan.

Dibalik dinding ROI semua memanjatkan do'a meski ada sedikit hal yang melunturkan keinginan.

Kondisi Seomgyu yang kambuh secara mendadak, utuh diluar nalar pihak Rumah sakit, ini murni dari reaksi zat didalam tubuh si gadis.

"Taehyun, Ibu kamu lagi diwawancarai tim Kak Doyoung soal Nayeon, nanti Kak Doyoung minta mereka buat kesini jenguk Seomgyu"

Taehyun menengok setelah termenung menatap lorong Rumah sakit yang tak begitu luas.

Doyoung berkata demikian bedasarkan sebuah pesan yang didapati dari telepon genggamnya.

"Iya, Kak"

"Temen temen kamu udah dihubungin semua?"

"Udah, Kak"

"Hm... B-Beomgyu?" Doyoung bertanya kembali dengan mimik ragu, menurunkan tangannya yang masih menggenggam ponsel.

"Udah juga Kak, Beomgyu harus kesini lagian gak ada acara OSIS sama BNN, kan di Sekolah?"

SEOMGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang