Chicken and Beer

1.4K 293 16
                                    

Hei..." Jisoo tersenyum kecil "Aku tahu sidang tadi berjalan cukup baik, tapi belum cukup memuaskanmu jadi kupikir..." dia mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya.

"Ayam goreng dan bir?" Jennie tertawa

"Dan kita bisa menonton?" tanya Jisoo "Aku punya koleksi film yang bagus" dia menambahkan ketika Jennie menyingkir untuk mengijinkannya masuk "Kuyakin Ella sudah tidur?"

"Dia sudah tidur daritadi, dia menghabiskan banyak energi karena bersemangat saat makan siang tadi" kata Jennie.

"Oh, apa kau sedang lanjut bekerja?" Jisoo melihat tumpukan dokumen, kertas dan laptop di meja.

"Ya, aku mengecek kasus Rosie" Jennie mengangguk.

"Kau perlu rileks, karena itu aku kemari" tukas Jisoo "Singkirkan itu sejenak, kita akan makan dan minum sambil menonton"

Jennie tersenyum kecil namun menuruti permintaan Jisoo, gadis itu membantunya merapikan kertas-kertas dan dokumen hingga Jennie membawa semuanya ke ruang kerjanya. Ketika Jennie kembali dari ruangannya, Jisoo sudah membuka kotak berisi ayam goreng serta menyiapkan beberapa kaleng bir, Netflix sudah terputar di TV nya.

"Cepat kemari" kekeh Jisoo ketika melihat Jennie terdiam.

Pengacara itu segera menghampiri Jisoo, dia menyandarkan tubuhnya ke gadis itu dan pelan-pelan merasa rileks ketika mencium aroma vanilla yang familiar.

"Kau nampak sangat lelah" kata Jisoo, menyodorkan bir yang langsung diterima oleh Jennie "Woahh... pelan-pelan"

"Aku butuh minum sejenak" gumam Jennie, dia meraih sepotong ayam dan memakannya "Kau memberi pengaruh buruk, aku tidak pernah makan selarut ini" dia menambahkan.

"Ini kedua kalinya" kekeh Jisoo, mengingat beberapa hari lalu mereka makan ramyeon bersama.

Jennie hanya mengangguk, dia mengunyak ayam di tangannya sambil memandang Netflix yang memutarkan film yang dia juga tidak ketahui. Jisoo mengamati Jennie sebelum juga mengambil sepotong ayam dan memakannya. Mereka berdua makan dalam diam, Jennie memandang TV sementara Jisoo memandangi Jennie.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Jisoo, pelan.

"Hmm... aku baik-baik saja" Jennie meneguk bir di tangannya.

"Sepupumu itu..." gumam Jisoo "Apa kalian dekat?"

Jennie sedikit menegang mendengar pertanyaan itu.

"Kami sangat dekat sewaktu kecil" jawab Jennie "bahkan kami pergi ke Universitas yang sama, tapi dia mengurusi firma Kim di L.A karena aku memiliki Ella, aku tidak mau meninggalkan Korea" dia menjelaskan "Aku sempat mendengar dia kembali, tapi aku tak menyangka secepat ini"

"Jadi kalian punya hubungan yang baik?"

"Hmm... tidak juga"

"Apa kau ingin menceritakannya padaku?" tanya Jisoo "Kau tahu, menceritakan apa yang menganggumu bisa membantu membuatmu merasa sedikit lebih lega meskipun belum tentu bisa merubah kenyataan" dia mengangkat bahu.

Jennie menarik napas dalam-dalam, dia lalu meminum beberapa teguk bir. Dia butuh alcohol untuk menceritakan alasannya ini.

"Aku tidak boleh kalah" kata Jennie "Keluargaku tidak akan mengakuiku jika aku kalah darinya"

"Keluargamu?"

"Ayahku dan ayah Jongin bersaudara, mereka selalu bersaing mengenai perusahaan" kata Jennie, menghela napas "Mereka membuat perjanjian, jika salah satu dari kami memiliki performa yang buruk maka dia harus keluar dari firma Kim"

Crazy Over YouWhere stories live. Discover now