6. Bertengkar.

3.8K 524 47
                                    

Perhatian!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Tidak ada dikejadian nyata. Apabila terjadi kesalahan dalam pengetikkan cerita, harap dimaklumkan. Selamat membaca.

⌜ Read this ! ⌟
Jaemin — dom, top, seme
Jeno — sub, botty, uke

Character akan bertambah setiap chapter. Ini book saya tentang jaemjen, jika anda tidak suka silahkan buat cerita sendiri dengan alur cerita yang anda mau.

– Last day of daily updates! –





⚕️

Hari berlalu begitu cepat, dan jam yang tidak berhenti berjalan disetiap detiknya. Jaemin sedang menunggu bus sore untuk pulang keasrama, tempat latihan bandnya berada diluar kampus. Tidak terlalu jauh hanya berjarak 2,4 km. Sebenarnya ia bisa saja berjalan kaki, hanya saja tubuhnya terlalu lelah rasanya ingin segera beristirahat. Agar tidak boring, Jaemin menyetel lagu menggunakan Earphone. Sesekali bersandung ditemani dengan matahari yang ingin berpamitan.

Ah tanpa ia sadari bus yang ia tunggu telah tiba. Segera Jaemin menaiki bus tersebut dengan membawa gitarnya. Jaemin memilih duduk didekat jendela, untuk menikmati suasana senja dan kendaraan yang berlalu lalang tanpa henti disetiap hari. Tidak terasa kini ia telah tiba dikawasan asramanya, ia menekan tombol untuk berhenti. Tidak lupa mengucapkan 'Terimakasih' kepada supir bus tersebut.

“Hah... akhirnya.” Lega Jaemin. Jaemin melangkah kakinya melewati koridor lalu menaiki lift menuju lantai 13 tempat kamarnya berada.

Ting!

Pintu lift terbuka dilantai 13, Jaemin melangkah keluar lift berjalan melewati 6 kamar sebelum sampai kekamarnya. Pintu kamar terkunci, itu tandanya Jeno belum kembali. Untungnya Jaemin memiliki kunci kamarnya juga. Saat membuka Jaemin dikejutkan kondisi kamar yang tidak karuan. Jaemin menyalakan saklar lampu, dan walla. Sebuah pemandangan yang membuat emosinya naik. Ditambah ada tulisan dikardus yang bertuliskan, “Pergilah gay!!!” Ia sudah tahu ulah siapa ini.

Mengabaikan rasa lelahnya, ia langsung membereskan kamar itu. Tidak semuanya, hanya wilayah Jaemin. Untuk apa Jaemin membersihkan semuanya? toh bukan dirinya yang berbuat. Ia mengumpulkan kertas-kertas yang masih bisa dipakai dan membuang yang tidak layak pakai. Selesai dengan bagian kertas-kertas, Jaemin mengebutkan pakaiannya yang diubrak-abrik Jeno. Untungnya masih bersih, hanya kusut saja. Jaemin kembali melipat pakaiannya, dan menyusun rapih dilemari kembali.

Kegiatan ini cukup menguras waktu, niat Jaemin yang awalnya setelah pulang ingin langsung beristirahat, kini malah mendapatkan pekerjaan lagi. Ini semua karena pemuda Lee itu, entah apa yang membuatnya menjadi gila. Apa karena masalah kecil semalam? Entahlah, Jaemin tidak ingin ambil pusing. Merapikan pakaian sudah selesai, Jaemin membereskan meja belajar miliknya yang diberantakkan oleh Jeno. Lanjut, ia membuang kardus-kardus itu ke wilayah Jeno, ia geram bukan kepalang terhadap pemuda Lee itu.

Kardus telah ia singkirkan, sekarang ia membereskan ranjangnya yang semalam dipakai Jeno. Bahkan Jeno tidak memiliki rasa simpati untuk merapikan ranjang Jaemin. Ya walaupun bukan masalah yang terlalu besar, tetap saja yang dilakukan Jeno termasuk tidak bagus untuk dicontoh.

Semuanya sudah beres, Jaemin pun mulai menyapu. Takut-takut ada pasir atau debu yang membuat jorok nanti. Walaupun memakai alas kaki didalam kamar asrama, ia selalu mengutamakan kebersihan agar tidak dipandang jorok oleh orang-orang jika melihat kamarnya.

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now