24. Sasageyo, Yowaimou!

2K 244 52
                                    

Happy reading!
Sorry for typo(s)

———

Penyesalan tidak pernah datang diawal.
— homophobic, 2021. —

“Sasageyo, sasageyo, shinzou wo sasageyo!”

“Sasageyo, sasageyo, shinzou wo sasageyo!”

“Sasageyo, sasageyo, shinzou wo sasageyo!”

“Hahaha, daejubode sou.”

“Datte kimi..”

“Yowaimou,”

“Hiiieee~”

“Bisakah kau hentikan ocehan tidak berguna itu, Lucas?” tanya Jungwoo setengah kesal. Saat ini kedua sejoli itu tengah dalam perjalanan kesuatu tempat. Namun didalam perjalanan ini Lucas terus-terusan menyanyikan lagu, lalu setelah itu ia akan berbicara dengan logat seperti orang yang meremehkan. Kemudian mengulanginya lagi seperti diawal.

Hal itu membuat Jungwoo yang mengemudikan mobil merasa kesal dengan suara Lucas tersebut. Ditambah yang dilakukan Lucas seperti bocah idiot nan autis. Membuat ketenangan runtuh.

Lucas berhenti, ia menoleh menghadap pada Jungwoo yang sedang berfokus mengemudi. “Aku tidak bisa menghentikannya. Karena aku sedang dimabuk Attack On Titan, dan Jujutsu Kaisen. Intro dari season kedua AOT, dan kalimat Gojo Satoru terus bergema didalam otakku-”

“Setelah menonton Jujutsu Kaisen, aku ingin menjadi Gojo Satoru yang kuat.”

“Kenapa sangat susah menginginkan seseorang yang berbeda dimensi, ya?” sambungnya kemudian. Ia tidak menghadap Jungwoo lagi, kini ia menghadap pada jendela mobil.

Jungwoo tidak bergeming sama sekali, ia masih fokus menyetir.
‘Sekarang apa lagi coba? Dia galau karena menyukai seseorang yang berbeda dimensi? Padahal aku yang nyata dan lebih tampan ada didepan matanya. Dasar anak muda!’

“Ah, Lucas.”

“Nani Jungwoo-kun?” Lucas menoleh kemudian menjawab.

‘Astaga Ya Tuhan..’

‘Anak ini benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan.’

“Tidak jadi. Aku mendadak alergi orang aneh sepertimu.”

“...”

———

Ah, Jeno jadi teringat akan suatu hal.

“Ada yang ingin aku tanyakan.”

“Tanyakanlah.”

“Kenapa kau bisa sampai kekampus ku?” tanya Jeno.

Haechan terdiam sejenak selama beberapa detik, “Tadinya aku ingin menemui seseorang,”

“Lalu? Apa tidak jadi karena kau menabrakku tadi?”

“Kau sudah tahu jawabannya sendiri, kan?” Jeno mengangguk, lalu kembali melempar pertanyaan.

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now