19. Yes, you can❗

5.8K 410 101
                                    

📜

Mine mind?

———

Disini tidak akan ada peringatan. Karena pasti percuma, akan tetap kalian baca. Baik itu umur kalian yang baru 13 tahun, maupun 15 tahun. Saya yakin seratus persen, kalian bakal tetap baca itu meski ada peringatan mengenai umur batas untuk membacanya. So, selamat membaca. Maaf untuk kesalahan pengetikkan. Don't blaspheme me because nc is not good!






⚠️

Jeno mencari boxer yang biasa ia gantung dikamar mandi. Anak itu menjadi pada setiap ujung kamar mandi hingga laci kecil. Namun hasil yang ditemukan, Nihil.

Jeno ragu untuk keluar dari kamar mandi. Ia yakin Seratus persen Jaemin akan menganggunya. “Ouh bagaimana ini, aku bingung sekali..” monolog Jeno bingung. Berpikir panjang, akhirnya Jeno menyerah untuk bergelut dengan pikirannya.

“Huft, baiklah. Aku akan mengambil boxer itu, semoga saja Jaemin tidak ada didalam kamar.” Baru saja mengintip saat menarik knop pintu, pemandangan yang ia tangkap pertama kali ialah Jaemin yang berdiri dengan tatapan songong. Tangan kiri lelaki itu menjinjing boxer berwarna abu-abu milik Jeno.

“Jaemin, kembalikan boxer ku!” Pinta Jeno. Ia berusaha untuk merampasnya dari genggaman Jaemin. Namun sayang disayang tinggi mereka yang sedikit berbeda membuatnya kesusahan. 

“Kembalikan boxerku!” Jaemin tidak mengindahkan permintaan Jeno. Laki-laki itu mendorong Jeno masuk kembali kedalam kamar mandi, lalu membuat Jeno terpojok. Jeno meronta meminta dilepaskan, namun seolah pendengarannya tuli. Jaemin semakin membuat Jeno terpojok.

“Jaemin, hentikan..” Hanya diam, Jaemin semakin lancar untuk menjelajahi tubuh mulus Jeno yang sudah ia damba-dambakan. Jeno menahan tubuh besar nan kekar Jaemin agar tidak menghimpit dirinya.

Bibir Jaemin mendarat pada Collarbone Jeno yang sangat menggoda untuk digambari. Dikecupnya pelan dan sesekali menjilatnya dengan penuh goda.

'Tidak! nghh jangan tergoda pada setan ini, Jeno..'

Jeno berusaha mati-matian untuk menahan desahan. Tangan Jaemin semakin bergeriliya untuk mengusap paha Jeno yang tidak berbalut apapun didalamnya. Hanya sebatas handuk saja.
“Ssshh.. mhh ahh..” Jaemin tersenyum miring disela-sela kegiatannya menjamahi tubuh Jeno.

Jaemin turun untuk mengecupi paha sampai selangkangan Jeno. Jeno, ia meremat bahu lebar milik lelaki kelahiran agustus itu. Sesekali mendesah saat Jaemin menyentuh titik sensitifnya.

Sangking nikmatnya cumbuan Jaemin, Jeno tidak sadar jika Jaemin sudah berada dihadapannya kembali dengan tatapan penuh nafsu dan menggoda. Nafas Jeno naik turun, tubuhnya mendadak merasa panas. Ditambah dada nya yang sangat menggoda untuk diberi sebuah tanda.

Jeno membuka matanya perlahan, “Menikmatinya, huh?” Ia mengangguk. Jeno tidak ingin munafik, sentuhan Jaemin benar-benar sangat memabukkan.

“So, can we do it?” Tanya Jaemin pelan, tersirat hawa nafsu yang sudah mengepul bagai asap. Jeno menatap iris cokelat gelap Jaemin, jika ia tidak mengiyakan pasti akan sangat menyiksa.
Jeno menelan saliva dengan gugup, tatapan intens Jaemin membuatnya semakin gugup. “Y-yes, you can..”

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now