25. Runtuh.

2.1K 250 26
                                    

Happy reading!
Sorry for typo(s)

———

Didunia ini tidak ada yang abadi. Sama seperti hubungan kita.
— homophobic, 2021 —

———

Beberapa saat yang lalu ketika Haechan dan Jeno berada dikantin kampus...

“Kau punya kekasih, Jen?” tanya Haechan memecah keheningan. Jantung Jeno berdegup kencang, akankah Haechan malu nantinya jika mempunyai sepupu seorang pria sesuka sesama jenis?

“A-anu, he?” bingung Jeno. Ia menggaruk-garuk tengkuk untuk mengurangi degup jantungnya.

“Ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku? Atau kau malu memberitahunya karena takut pacarmu akan ku rebut?”

“Ha? Tidak bukan seperti itu, Haechanie–”

“Aku takut kau malu kalau mendengar ini.” jawabnya malu-malu ragu. Dahi Haechan berkerut,

“Malu karena ap—”

“Karena aku gay.” Haechan termangu diam sejenak. Satu tarikkan nafas ia lakukan untuk menghempas keheningan yang membelenggu diantara mereka berdua.

“Ah, jadi karena itu. Lalu? Aku ini apa?” dahi Jeno berkerut bingung.

“Renjun itu laki-laki, kau tahu pasti dari namanya. Kau tidak perlu malu untuk mengatakannya, Jeno..”

“Aku juga gay sama seperti dirimu. Tapi alur percintaan mu lebih mulus ketimbang aku, hehe.” kata Haechan diselingi kalimat sedih' diakhirnya.

‘Tapi aku tidak yakin kalau semulus itu untuk kau katanya, tanpa merasakannya.’ batin Jeno.

“Jiah, sekarang mari berjuang bersama dalam mempertahankan cinta kita masing-masing…!”

—★—

“Jaemin..”

“Iya Jeno? Kamu memaafkan ku bukan sayang? Ini semua salah paham. Kamu pasti tahu itu, kan?” celoteh Jaemin dengan air mata yang bercucuran tidak tahu sejak kapan.

“Ayo putus.” dalam detak jantung dan dentik jarum jam, semuanya terasa berjalan lambat. Dua kalimat itu sudah menyebabkan separuh syarafnya seakan berhenti berjalan.

“Hah? P-putus? Jeno aku enggak mau. Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi, aku mohon Jeno. Beri aku waktu untuk menjelaskannya!” teriak Jaemin spontan. Air mata Jaemin tidak berhenti mengalir dari kedua matanya.

“Beri aku bukti yang jelas.” Setelah mengatakan itu, ia berniat melangkah keluar dari dalam ruangan latihan band Jaemin. Namun Jaemin menahan kaki nya.

“Lepaskan, sialan!” suruhnya dengan keras dan penuh penekanan.

“Tidak akan, sebelum kamu memaafkan aku.” helaan nafas keluar dari belah bibir Jeno. Ia enggan menatap atau sekedar menoleh kearah Jaemin seakan-akan Jaemin adalah sebuah najis besar nan menjijikkan.

Lee Know dan para anggota band lainnya datang melerai. Ia menarik Jaemin agar tidak menahan Jeno untuk pergi. Bukan soal tega, ia ingin agar keduanya saling memahami satu sama lain.

“Hei Jaemin Na, dengar kan Hyung.” Jaemin diam, berusaha menyimak apa yang Lee Know akan ucapkan meski dirinya sangat ingin menahan Jeno.

“Kau mencintai dan menyayangi Jeno bukan? Ya, aku sudah tahu tanpa kau jawab pun. Tapi, ini sebuah permasalahan yang cukup rumit. Kau harus memberi jarak sedikit pada Jeno agar api itu padam. Kalau kau terus menahannya seperti itu, artinya kau menyiksa Jeno. Mengerti?”

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now