8. Bekal Renjun.

3.9K 513 9
                                    

Perhatian!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Tidak ada dikejadian nyata. apabila terjadi kesalahan dalam pengetikkan cerita harap dimaklumkan. Selamat membaca.

⌜ Read this ! ⌟
Jaemin - dom, top, seme
Jeno - sub, botty, uke

Character akan bertambah setiap. Ini book saya tentang jaemjen, jika anda tidak suka silahkan buat cerita sendiri dengan alur cerita yang anda mau.















⚕️

Dipagi harinya pukul tujuh tepat, Jaemin menelpon Hyunjin menyuruh pemuda jangkung bermarga Hwang itu untuk membelikan satu porsi bubur. Jaemin tidak bisa merawat Jeno langsung secara terang-terangan. Ya, benar Jaemin seorang pengecut. Tapi itu semua ia lakukan agar Jeno tidak semakin jauh membenci dirinya. Terutama pada orientasi seksualnya ini.

Jaemin telah mengelap tubuh Jeno, subuh tadi Jeno kembali merintih kesakitan diselingi dengan suara gumam-an ketakutannya. Jaemin tidak tahu apa yang terjadi dimasa lalu Jeno hingga membuat pemuda Lee itu terlihat seperti memiliki trauma yang besar. Tubuh Jeno sudah kembali tenang walau panas tubuhnya belum menurun sedari tadi malam. Jaemin menjadi merasa bersalah memukul perut Jeno terlalu kuat. Salahnya juga kenapa susah sekali menahan amarah.

Suara ketukkan pintu membuat Jaemin yang tengah menatap wajah tenang Jeno tersadar. Ia beranjak dari kursi yang ia dudukki tadi menuju kearah pintu. Sudah bisa ia tebak itu adalah Hyunjin. Jaemin langsung menyuruh Hyunjin untuk masuk diikuti dirinya dibelakang.
"Aku titip Jeno, kau ada kelas jam berapa Hyunjin?" Jaemin bertanya sambil mengambil tas softcase gitarnya, dan stik drum. Lalu berbalik badan menghampiri Hyunjin yang belum menjawab pertanyaannya.

"Aku dan Jeno sebenarnya ada kelas pagi jam setengah delapan nanti. Tapi sepertinya aku akan membuat surat izin tidak mengikuti mata kuliah untuk aku dan Jeno." Hyunjin menjawab tanpa menatap lawan bicaranya.

"Baiklah, aku akan pulang jam satu siang nanti kalau begitu. Jangan lupa berikan obat penurun panas dan pereda nyeri untuk perutnya. Jika air kompresnya sudah mulai dingin, ambil saja ditermos didekat wastafel dapur." Hyunjin mengangguk paham instruksi yang diberitahukan oleh Jaemin.

"Kalau begitu aku pamit, terimakasih sudah mau membantuku merawat Jeno."

"Tidak usah berterimakasih karena itu sudah menjadi kewajibanku sebagai sahabatnya. Hati-hatilah dijalan."
H

yunjin menutup pintu seusai Jaemin menghilang dari pandangannya.

Hyunjin berjalan menuju ranjang milik Jaemin, lalu melemparkan tubuhnya. Sebenarnya Hyunjin sangat malas disuruh menjaga Jeno dipagi hari seperti ini. "Jeno, Jeno. Kau ini merepotkan saja." Hyunjin melanjutkan tidurnya kembali. Jujur saja ia tidur jam tiga subuh tadi, dan sekarang matanya terasa berat. Tolong sampaikan ucapan terimakasih kepada Jeno yang telah membuat Hyunjin bebas dari mata kuliah pagi ini.








"Kau mencari siapa Jungwoo?" Suara bariton dari Lucas membuatnya tersentak terkejut. Lalu mengelus dada datarnya lega karena bukan setan yang mengejutkannya.

"Ouh, aku mencari Jeno dan Jaemin. Tumben pintu kamar asrama mereka berdua tidak terkunci rapat. Eum, lebih jelasnya kenapa mereka terlihat sudah tidak ada dikamar dari pagi-pagi." Jungwoo bertanya dengan kalimat berbelit-belit membuat Lucas susah memahami.

"Kau ini bercerita atau bertanya? kalau bertanya, kau bertanya sama siapa?" Lucas kembali menatap kearah objek awal Jungwoo dan menatap punggung pemuda Kim itu dari belakangnya.

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now