14. Open old wounds.

2.9K 442 56
                                    

📜

Tuhan, tidak menyatukan kita yang sama. Sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi.

———

[ Let's read while listening to the song: ]

♪ Secret love song — Little Mix ♪

🎴

“Jeno, aku ingin bertanya boleh?”

“Ya, terserahmu.”

“Apa alasanmu membenci gay?” Jeno menimang-nimang. Ketika Jaemin tidak mendapatkan respon cepat, ia merasa tidak enak karena dirinya seperti terlalu ingin tahu urusan kehidupan orang lain. Juga ditambah mereka berdua sekedar teman sekamar, tidak lebih tidak kurang.

“Kalau kau tidak mau menceritakannya tidak apa Aku tahu, kalau aku terlalu ingin tahu privasi orang lain.” Sambung Jaemin tidak enak, ia memutar badannya menengok ke Jeno yang sedang menatapnya juga. Ada helaan nafas kecil yang keluar dari hidung bangir Jeno.

“Kau ingin tahu? Baiklah akan kucerita—”

“Tidak usah! Nanti kau merasa keberatan.” Potong Jaemin dengan cepat.

“Bukan masalah besar. Aku hanya ingin meringankan beban yang kupikul sendiri.” Jaemin menghampiri Jeno, lalu meraih tangan pemuda Lee itu untuk ia genggam.

“Ceritakanlah kalau menurutmu itu beban terberat selama ini..” Jeno menarik nafas panjang sebelum bercerita tentang masa lalunya yang selama ini menjadi pertanyaan untuk Jaemin. Ya, tentu pasti disetiap sebuah rasa kebencian. Terselip adanya alasan, baik itu trauma atau hanya dendam belaka.

“Dulu, ketika aku berumur sembilan tahun. Saat itu pertama kali dalam hidupku menyukai sepak bola. Rumah lamaku saat itu berada didekat hutan belatara, hanya ada tujuh keluarga yang tinggal disana. Pada saat itu, rumahku berada paling ujung. Dan didalam hutan itu, ada tempat yang dulu ibuku bilang padaku sebagai tempat berbuat dosa. Ia melarangku keras untuk aku kesana, ketempat berbuat dosa itu. Namun suatu hari dihari sore, ketika aku bermain bola sendirian. Aku tidak sengaja menendang bola itu dengan lumayan kuat hingga masuk kedalam hutan. Ibuku sedang didalam rumah, tidak menyadari kalau aku masuk kedalam hutan.” Jeno mengambil jeda untuk menarik nafasnya. Jaemin senantiasa menunggu kelanjutannya.

Sebenarnya Jaemin merasa tidak enak. Tentu saja, itu berarti Jeno harus membuka kembali luka yang sudah tertutup rapat. Meskipun masih ada bayang-bayang kelam yang mengerikan. Ketahuilah, Jaemin hanya ingin Jeno berbagi. Agar Jaemin mendapatkan celah sedikit untuk masuk kedalam hati Jeno. “Aku masuk kedalam hutan itu untuk mengambil bolanya. Tapi ternyata bola itu berada ditempat berbuat dosa, tadinya aku ragu untuk tidak mengambil bola itu. Namun bola itu bola pertama dan kesayanganku, jadi aku mengambilnya. Ketika aku ingin mengambil bola itu, ada pria yang menarik tanganku dengan kuat kedalam tempat berbuat dosa itu. Aku ingin berteriak, tapi mulutku malah dibekap dengan tangannya yang berbau bekas merokok. Setelahnya, aku terbangun dengan tubuh terikat dengan rantai.”

Kedua bola mata Jeno berkaca-kaca, dirinya jadi teringat kejadian sepuluh tahun silam yang sudah terpendam dalam. Jaemin menarik Jeno dengan cepat dalam dekapannya, Jaemin tidak tega. Seharusnya ia tidak membuat kesayangannya menangis karena ulahnya. Kesayangannya ya? Sepertinya Jaemin sangat menginginkan Lelaki bermarga Lee ini.

“Selama disana.. Aku diperkosa dan disiksa oleh pria itu. Tidak ada yang menemukanku, bahkan kedua orang tuaku tidak menyadari jika aku telah hilang. Aku tidak diberi makan dan—”

HOMOPHOBIC - JAEMJENOnde histórias criam vida. Descubra agora