3. Pembohong ✅

228 33 3
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

HAPPY READING 🧚‍♀️

•••

Amora berjalan gontai memasuki Rumahnya, ia terlalu pusing karena otaknya seharian disuruh berfikir dengan mata pelajaran.

Saat Amora akan berjalan menaiki tangga, tiba-tiba Beni Papa nya memanggil. "Amora, kemana kakak kamu?"

Amora mengangkat kedua bahunya. "Lah mana aku tau, Mamanya juga bukan," ucapnya sambil memutar bola mata malas.

"Bukanya kamu satu sekolah sama kakak kamu, dimana dia?" Ujar Beni greget.

"Buat apa aku ngurusin hal yang gak penting itu?" Tanya Amora menantang Amarah papahnya, Amora sangat suka melihat papahnya marah, jika tidak rasanya seperti ada yang kurang. Bahkan hampir tiap hari, tiap waktu Amora dimarahi ditambah disiksa yang bahkan tak manusiawi. Walaupun sakit hati, batin, dan raga Amora percaya dia bisa melewati itu semua.

"Amora cari sekarang kakak kamu!" Bentak Beni.

"Males ah, biarin aja dia kan udah gede pasti tahulah jalan pulang,"

"AMORA!"

"Papa itu kan papaya kenapa gak papa aja yang nyari aku capek, mau istirahat," ujar Amora menaiki satu tangga lagi.

"Cari sekarang Amora!"

"Pah aku itu cape kenapa papa gak ngertiin aku yang sedang kecapean,"

"Kamu itu cari sekarang." ujar Beni sambil menarik tangan Amora keluar rumah.

Pak Dayat tiba-tiba berlari menghampiri Amora yang sedang ditarik oleh papanya. "Anu tuan, non Vanya katanya sedang ada urusan," ujar pak Dayat.

"Kemana dia?"

"Tadi dia bilang urusanya dicaffe..."

"Cari sekarang kalau gak ketemu jangan harap kamu bisa istirahat." Ujar Beni sambil mendorong bahu Amora lalu menutup pintu dan meningalkan Amora diluar Rumah.

Dengan malas Amora mencari Vanya kakak bandel nya itu.

Setelah sampai di Caffe yang dimaksud pak Dayat, Amora melihat objek perempuan yang sedang menangis sambil menarik baju lelaki itu. Lalu lelaki itu menampar pipi perempuan itu dan mendorong perempuan itu sampai terjatuh. Amora tak peduli lelaki itu mau melakukan apapun kepada wanita itu tapi biarkanlah untuk saat ini demi kebaikanya.

"Lo gak punya hati yah jadi cowok," bentak Amora sambil mendorong dada bidang cowok itu.

"Mora, mora kenapa lo baik sih sama manusia iblis kayak dia, pura-pura sok tersakiti tapi dia selalu nikmati pertunjukanya dasar hati setan," Caci lelaki itu yang tak lain adalah Adit.

"Dit untuk saat ini lo jangan ganggu dia ini demi kebaikan gue, Gue capek mau istirahat please,"

"Gue akan menuruti apa kemauan lo, dan untuk lo," tunjuk Adit kemuka Vanya yang sedang duduk lesehan menikmati tamparan Adit. "Gak sudi liat muka lo lagi,"

"Dit aku pacar kamu," Ujar Vanya berdiri sambil memegang tangan Adit.

"Pacar? bukanya pacar lo si Dian?"

"Kamu salah paham aku gak pacaran sama Dian,"

"Halah wanita munafik lo, diam-diam Nikmati hasil."

"Dit udah," Lerai Amora.

"Lo jangan sedih Amora gue akan selalu ada buat lo meskipun kita beda sekolah gue akan ngawasin lo,"

"Makasih yah Dit," Adit menganguk. Mereka adalah teman sejak SMP tapi sekarang beda SMA.

AMORA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang