23. Persiapan PAS ✅

56 8 0
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🧚‍♀️

•••

Okky membawa motor ninja nya kearah parkir siswa. Sudah penuh. Mundur masuk kelapak parkir guru. Tidak apa, Sama-sama milik bersama.

Membuka Helm, menyunggar rambut. Okky tersenyum saat mendapati sosok Amora yang sedang berdiri di area parkir bersama Wulan.

"Kak Okky!" salah satu cewek berteriak. "Kakak gak capek apa?"

"Capek kenapa?" tanya Okky heran.

"Ganteng terus!" cewek itu tersenyum malu-malu. Susah memang kalau disananya sudah good looking. Tidak sia-sia juga waktu pembagian tampang ngantrinya paling depan.

Okky tak menghiraukan celetukan cewek itu. Okky berjalan santai kearah Amora.

"Kelihatan bahagia nya, Oo... Pantesan abis digodain Adkel ternyata!"

"Cie.. Cemburu yah," goda Okky.

"Enggak!" lalu Amora pergi bersama Wulan.

Okky hanya tersenyum melihat tingkah Amora yang menurutnya kebanyakan gengsi.

Ponsel Okky berdering. Okky menggeser ikon hijau tentera nama Roy dilayar.

"Dimana lo bangsat!"

"Waalaikumsalam," jawab Okky. Mengulum senyum.

"Maksud gue Assalamu'alaikum! Biasanya juga gak pake salam cih!" dumel Roy diseberang sana. "Lu dimana? Yang lain udah pada ngumpul dari pagi!"

"Aneh banget. Kok ada orang yang bangun pagi kayak gak ada kerjaan banget."

"Buruan asu!" Roy ngegas. "Kantin!"

"Iya."

Mematikan sambungan. Okky berjalan menyusuri koridor menuju kantin. Melihat siswa dan siswi yang sedang berseliweran.

Baru menampakkan hidung, belum sempat mendudukkan bokong dikursi. Roy sudah mencibir. "Gini ya kalau janjian jam enam pagi itu tandanya jam enam harus udah di tempat tujuan. Bukan jam tujuh baru lahir."

Okky mengedikkan kedua bahunya acuh. "Ngapain pagi-pagi disekolah, mau kelihatan lo anak rajin?"

"Kampret!"

"Kan bentar lagi mau PAS, otomatis ada Class Meeting. Kita harus mempersiapkan diri buat ikutan futsal." ujar Agil gereget.

"Kita? Lo aja kali."

"Sialan lo!" Okky dan Roy tertawa melihat wajah masam Agil.

"Kita berempat harus bisa ngalahin kelas nya si Andra. Titik gak pake koma." ujar Agil tak ingin dibantah.

"Raka mana mau ikutan kek beginian," ucap Okky.

"Gue ikut." sela Raka.

"Wow. Seorang Raka mau ikutan futsal," kaget Agil dan Roy.

"Dia kan sering futsal anjir," ujar Andra.

"Ya kan biasanya kalau ada lomba gini dia gak pernah ikutan!" heran Agil.

"Mau tepo kayaknya kan dia punya gebetan." ucap Roy.

"Tepo apaan? Baru denger dah yang ada mah tepos,"

"Tepo, tebar pesona."

"Sesuka lo. Aja deh, ngomong-ngomong cewek yang mana?"

Semua orang diam tak ada satupun yang menjawab.

"Oh yang kemarin-kemarin pas disenyumin tapi ceweknya pergi sama cowok kan?" teriak Agil memastikan.
Dahlah Agil kalau ngomong suka benar.

***

Untuk kesekian kalinya Agil menghela nafas panjang. Meletakkan kembali kepala diatas meja mengabaikan ketiga temanya yang masih menaruh fokus.

"Lemes banget lur," ejek Roy sambil menyuapkan mie kedalam mulutnya.

"Gue itu pusing. Sepusing-pusingnya orang pusing yang lagi pusing, gara-gara pusing. Soalnya pusing disebabkan pusing yang bikin pusing, makanya sekarang gue pusing gara-gara pusing!"

"Sekarang gue ikutan pusing dengerin kicauan lo!" sewot Okky.

Roy menyahut santai. "Gue gak pernah pusing tuh."

"Iyalah. Otak aja gak punya!" kata Raka agak menohok.

Agil kembali duduk tegap. "Punya kepala pusing gak punya kepala serem.

Okky menoleh. "Gabut banget anjir."

"Hai para bajingan." Andra berjalan mendekat. Membuat Agil terlonjak kaget.

"Gak nyangka gue. Ketua OSIS Berkharisma bisa berkata kasar." ucap Agil tak percaya.

"Emang gak boleh?" tanya Andra polos.

"Lo membawa hawa negatif banget njir!" kata Roy.

"Bagus lah, kalau positif bisa hamil ntar," sahut Andra bergurau.

"Gil, lo pernah marahan sama pacar gak sih?" tanya Andra yang melihat Agil lesu.

Agil membalas dengan kesal. "Nggak lah!"

"Widih, kenapa sampean gak pernah marahan?"

"Gue kan gak punya pacar!" damprat Agil semakin kesal. Ini Andra sengaja atau bagaimana?!

"Kenapa gak balikan aja sama mantan lo?" tanya Roy.

"Mantan yang mana?"

"Lo punya mantan berapa?"

"Ya satu lah!"

"Siapa?" ujar Roy memancing.

"Wulan setan!" ujar Agil ngegas.

"Apaan lo bangsat ngatain gue setan!" teriak Wulan marah. Rupanya Roy memancing Agil saat Wulan melewati kelasnya.

"Awas lo dasar cowok sialan!" lalu Wulan pergi meninggalkan kelas Okky dan temanya.

"Dahlah gue out," pamit Andra undur diri. Kembali pada pulpen dan kertas, garuk-garuk kepala padahal tidak gatal. Agil kembali mengerjakan soal di LKS yang belum selesai.

Sok-sok-an mengerjakan LKS. Agil mana bisa! Terlebih hitungan seperti ini.

"Anjir salah masuk jurusan nih gue!" rutuk Agil. Setelah menelaah sepuluh soal yang tidak ada pencerahan dari otak.

Raka yang kesal atas celotehan Agil yang tiada henti pun berucap. "Udah kelihatan tololnya malah nyalahin julusan."

Agil berbalik kebelakang dimana kursi Raka berada. "Iya. Emang lo doang yang top gue mah bengbeng."

"Bentar lagi kan mau PAS. Lo harus siapin diri lo."

"Dahlah! Gue nyerah! Kenapa matematika lebih sulit dari sejarah yah?"

"Karena menghitung masa depan gak semudah mengenang masa lalu, sama kayak lo. Susah move on dari mantan lo," sahut Okky disampingnya.

***

AMORA (END)Where stories live. Discover now