28. Class meeting 2 ✅

59 8 1
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🧚‍♀️

•••

Class meeting masih berlanjut. Jatah 5 hari sisa 1 hari. Dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore.

Hari ini seluruh murid diarahkan ke lapang futsal. Dimana final futsal putri berlangsung.

"Persiapan kepada kelas 12 IPA 2 dan Kelas 11 IPS 3 untuk pertandingan futsal putri babak pertama!" suara arahan panitia dari speaker terdengar. Membuat penonton bersorak tak sabar dan itu memicu jantung semakin berdebar.

"Mora.. Gue deg-degan banget!" Cica refleks meremas tangan kanan Amora.

"Alhamdulilah berarti lo masih hidup, Ca." canda Amora diiringi kekehan kecil.

Semua pemain, baik inti maupun cadangan, mulai melingkar. Diarahkan untuk berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Setelah diberi pengarahan lebih lanjut mengenai strategi oleh panitia.

"Ayo semangat! Usaha tidak akan menghianati hasil!"

Amora mengulurkan tangan lebih dulu. Diikuti tumpukkan tangan lainya. Kompak berseru, "NEVER GIVE UP!"

Sorak ramai terdengar saat tim putri dipimpin Amora melangkah kelapangan. Ditaburi tabukan alat-alat penghasilan suara nyaring. Dari setiap kubu menunjukkan kekompakan dalam mendukung. Para pemain bersiap di posisi masing-masing.

Sebenarnya hati Amora risau saat dari pagi belum melihat batang hidung Okky. Entah karna kesiangan atau apa, Amora sendiri pun tidak tahu. Namun, ia tepis perasaan yang mengganjal ia harus fokus kedalam permainan nya.

Amora menutup mata, menghirup udara dalam-dalam. Bersiap untuk bermain.

"Amora Almeida! Semangat sayang!" suara berat seseorang terdengar dari speaker utama. Seketika penonton semakin dibuat heboh karena keberanian cowok itu.

Kedua mata Amora langsung terbuka, terkejut. Jelas dia mengetahui siapa pemilik suara itu dan ia langsung menjadi pusat perhatian ditengah lapangan.

"Anjir suaranya ngena banget!"

"Fiks ganteng! Baru denger suaranya aja udah bikin jatuh cinta!"

"Aaa pengen juga!"

Amora malu saat dirinya menjadi pusat perhatian. Namun tak bisa dipungkiri pipi Amora memerah. Pacarnya itu selalu bisa membuat berdebar dengan cara nya yang unik itu. Benar-benar berkesan, berbeda dengan yang lain.

"Kamu harus menang, Mei. Ingat ini, aku selalu dukung disini. Jangan khawatir kamu harus bisa buktiin kalau kamu pasti bisa. Semangat sayangnya Okky!"

Teriakan penonton pun semakin menjadi.

***

Tersenyum lebar dan manis, Amora membalas lontaran kata selamat dari orang-orang yang berpapasan. Tim Amora masuk final. Ia membuat skor paling banyak dibanding lawanya. Walaupun sempat terjadi ketegangan saat tim lawan mulai mengandalkan fisik dan bermain kasar.

Amora menyeka keringat di dahi, ia tak langsung ke ruang ganti. Pacarnya itu hilang lagi entah kemana. Dengan perasaan yang kesal. Amora berjalan hendak pergi ke kelasnya. Sebelum beranjak Amora dikejutkan dengan suara seseorang dibelakang nya.

"Mei!" ya, itu adalah suara Okky. Ia berjalan kearah Amora dan memberikan Bucket berisi coklat dan permen kesukaan Amora.

"Selamat Mei, pacar aku emang ahli dalam hal apapun." ucap Okky sembari mengacak-acak rambut Amora. Lalu teman-temanya pun berdatangan sembari mengucapkan selamat.

"Ter the best lah pokoknya."

"Poto-poto dulu dong buat jadi kenangan." ujar Agil antusias.

"Dek, sini." panggil Agil kesalah satu murid cewek yang melewati mereka.

"Iya ada apa kak?"

"Tolong potoin kita semua." lalu Agil memberikan kamera Phase one XF milik Okky.

Banyak pose yang mereka ganti. Tak mau melewati momen itu, Okky pun meminta di poto berdua bersama Amora. Poto pertama, kedua, dan ketiga diambil dengan pose yang berbeda-beda. Dan poto yang terakhir...

"Boleh kan?" tanya Okky sembari berbisik.

"Hah boleh apa?" tanya Amora yang bingung.

"Cium kening," Amora yang mendengar nya terdiam. Ia bingung harus menjawab apa? Dia sangat malu jika...

"Gimana?" tanya Okky. Ia tidak mau asal main nyosor. Dengan sopan dia bertanya apakah dirinya diizinkan atau tidak. Amora menganguk dengan malu.

"Gil, satu jepretan lagi. Harus bagus!" ucap Okky yang dibalas jempolan Agil.

Agil pun menghitung mundur.

3

2

1
Cekrek..

Teman-temanya seketika cengo melihat Okky yang mencium kening Amora.

So sweet..

Mengambil kesempatan sembari tersenyum kecil. Agil terus menjepret pose itu dengan sebagus mungkin. Untuk dijadikan kenangan Buat Okky dan Amora.

Satu pose lagi dimana mata Amora dan Okky saling beradu tatap.

"Serasa dunia milik berdua, yang lain cuma ngontrak.."

***

"Lo abis nelpon siapa?" tanya Andra menghampiri Roy.

"Ini si Adit, kasian kalau gak diajak."

"Pala lo gak diajak, noh si Adit udah nyampe dari tadi kale." geram Agil sembari menonyor kepala Roy.

"Yaudah kita masuk."

Merayakan kemenangan, sekalian menyambut liburan. Okky dan teman-temanya datang ke restaurant tempat mereka merayakan acara.

"Sengaja gak makan dari pagi, biar dapat makan gratis," celetuk Agil.

"Gratisan mulu hidup lo!" ucap Roy di sebelah nya.

"Biar duit gue awet, buat lamar Wulan." ucap Agil Sembari menaik turunkan halisnya.

"Widih mulai buka-bukaan lo," ujar Adit.

"Kalau bisa damai, kenapa harus musuhan. Ya kan?" ucap Agil yang dibalas anggukan Wulan.

"Kenapa kalian gak balikan aja?" tanya Amora.

"Kita gak pacaran, tapi kamu punya aku!" ujar Agil sembari merangkul bahu Wulan.

Mereka ber-delapan pun memesan makanan yang tersaji dimenu.

"Gimana kalau kita pesan udang?" tanya Wulan.

"Oke,"

"Setuju,"

"Udah lama gak makan udang."

"Lo berdua?" tanya Roy kepada Okky dan Amora.

"Enggak!" Okky dan Amora menolak secara bersamaan.

"Widih barengan pula. Kenapa emangnya?"

"Alergi," ucap Okky dan Amora berbarengan lagi. Mereka semua pun saling melirik.

"Kalian alergi udang? Atau emang..."

"Iya Amora alergi sama udang, begitupun Okky." jawab Andra.

"Benar-benar se frekuensi. Apa-apa samaan."

"Jangan-jangan kita emang udah ditakdirkan jodoh Mei," celetuk Okky.

"Halah.. Terserah jelly aja deh. Tapi secara diteliti, wajah kalian kayak ada mirip-mirip gitu. Atau jangan-jangan..." ujar Agil.

"Kalian sodara." ucap Roy sembari menggebrak Meja.

"Dunia ini luas, Man. Banyak yang mirip walau bukan sodara," ujar Andra.

"Dengelin tuh bocah." ucap Raka.

•••

AMORA (END)Where stories live. Discover now