24. Terbongkarnya wajah polos ✅

62 11 0
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🧚‍♀️

••

"Menilai sesuatu itu bukan dilihat dari covernya, tapi isinya."

•••


Amora mengedarkan pandangan ke sekitar. Rumahnya sangat sepi, tidak seperti biasanya.

Hari pun semakin sore. Amora menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Benar-benar sepi sepertinya tidak ada penghuni di dalamnya.

"Papa?.."
"Mama?.."
"Vanya?.."

Tidak ada sahutan. Semakin lama hari semakin gelap, dan Amora langsung menghidupkan lampu rumah dari ruang ke ruang.

Amora tidak ambil pusing. Mungkin saja semua orang sedang pergi kesuatu tempat.

Amora kembali memulai aktivitas nya. Mandi, mengganti baju lalu membereskan ranjang tidur yang terlihat acak-acakan.

Amora berjalan ke bawah untuk membuat secangkir Coklat hangat. Menikmati malam sambil ditemani laptop.

Rasa kantuk nya menyerang tiba-tiba. Amora mengambil ponselnya, lalu mulai beranjak pergi ke ranjang tidur nya.

Sudah malam tetapi semua orang belum juga kembali. Belum ada pertanda pulang sedikitpun.

Sebelum memejamkan kedua matanya, ia mendapati ponselnya terus berdering.
Rupanya Okky yang menghubunginya melalui panggilan Video.

Menggeser ikon hijau Amora mengangkat nya.

"Hai cantik, selamat malam. Kenapa belum tidur hmm? Mau sesuatu biar aku beliin.. Mau martabak? Bakso? Mie ayam? Seblak? Chicken? Atau apa? Bilang aja nanti aku beliin."

"Enggak ky, aku udah kenyang. Ini Barusan mau tidur, tapi kamu nelpon ada apa?"

"Kangen!"

Rengek Okky diseberang sana.

"Kan tadi udah ketemu,"

"Kamu sibuk yah?"

"Enggak terlalu kenapa emangnya?"

"Enggak sih, nanya doang."

Amora mendengus. Melihat Okky yang cengegesan.

"Oh ya, bentar lagi kan Mau PAS. Kamu harus rajin belajar nanti aku kasih sesuatu,"

"Apa?"

"Rahasia,"

"Nyebelin."

"Biarin wlekk."

"Eh.. Ky itu ada apa di jidat kamu. Item, putih gitu?"

Okky pun memeriksa yang katanya ada sesuatu di jidatnya. Okky pun meraba-raba. Empuk dan rupanya...

"Eh.. Bangsul.. Cicak durjana. Orang lagi apel virtual malah di eek-in.."

Okky misuh-misuh sendiri. Pergi ke wc nya dan membersihkan bau tak sedap dari eek cicak.

"Hahaha.. Cicaknya gakpapa kan?"

"Malah ketawa lagi!
Lagian kenapa ni cicak malah eek sembarangan, gak punya wc apa yah?"

"Matamu kek WC kali."

Amora dan Okky tertawa entah apa yang lucu rasanya bahagia bila kita merangkai cerita bersama orang yang kita cinta.

"Oh ya ngomong-ngomong..."

"Bentar ky, kayak nya di bawah ada yang ribut.."

"Masa sih, siapa emang?"

"Gak tau padahal gak ada siapa-siapa dirumah. Aku lihat dulu mau mastiin.."

"Ngapain? Jangan ih, jurig eta, setan kayaknya!"

"Hush kalau ngomong. Kayaknya papa aku baru pulang. Aku kebawah dulu.."

Lalu Amora mematikan sambungan telpon dan bergegas melihat kebawah. Dimana kegaduhan itu berasal.

Plak..

Vanya memegangi pipinya yang terkena tamparan Beni.

"Vanya, apa maksud dari semua ini?!" bentak Beni sembari menunjukkan photo Vanya dan seorang om-om yang sedang berciuman mesra di sebuah kamar hotel.

Vanya tidak bergeming. Gadis itu hanya menundukkan kepala agar tidak bisa melihat amarah Beni yang kian memuncak.

Beni menyingkap pakaian Vanya yang menutupi bagian leher, "Vanya jelasin sama papa!" teriak Beni saat matanya menangkap bekas ciuman di leher Vanya.

Mirna membulatkan matanya sempurna. Wanita itu mulai melerai perbuatan Beni yang mulai keras memperlakukan Vanya.

"Mas kamu apa-apaan sih. Udah jangan bentak Vanya kayak gini. Apalagi memperlakukan Vanya dengan kekerasan." ujar Mirna dengan nafas yang memburu.

"Diam kamu Mirna. Dan kamu Vanya, jelasin sama papa apa maksud dari semua ini! Jelasin Vanya!"

"Papa gak pernah ngajarin kamu kayak gini Vanya. Papa kecewa sama kamu. Hari ini dan seterusnya, kamu sudah berhasil bikin papa malu. Papa gak kurang-kurang memberikan sesuatu buat kamu. Apa yang selama ini papa beri, kamu balas dengan hal kotor seperti ini? Cih menjijikkan." lanjut Beni, lalu pergi meninggalkan Vanya dan Mirna.

Mirna menghela nafas pelan, setelah ia melihat kepergian Beni. Mirna langsung membantu Vanya untuk bangkit.

"Udah puas kamu anak gak tau diri?! Udah puas lihat anak saya menderita?!" teriak Mirna kearah Amora.

Amora tertawa meremehkan.

"Harusnya dikasih kepercayaan sama orang tuh, jangan dikasih effort memalukan plus menjijikkan."

"Anak yang kelihatan polos dan selalu dibanggakan ternyata dengan suka rela menjadi simpanan om-om hidung belang." setelah mengatakan itu Amora pergi kekamar nya untuk melanjutkan tidur.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Kenapa kamu se ceroboh ini Vanya! Mama kecewa sama kamu."

"Maafin Vanya Ma,"

"Yasudah kamu istirahat, biar mama yang pikirkan bagaimana caranya agar papa memaafkan kamu."

•••

Bye 💗


***

AMORA (END)Where stories live. Discover now