48. Kelulusan✅

26 1 0
                                    

Hari ini hari terakhir kelas 12 sekolah lagi. Dikarenakan ujian telah selesai dilaksanakan. Rasanya sangat berbeda sekali. Mata orang-orang sudah berlinang air mata. Menangis karna terharu lulus, dan menangis karena masa-masa SMA Sudah berakhir.

Bagaimana dengan Amora? Ia justru sedih karena nilainya turun. Dimana biasanya nilai dia paling tinggi seangkatan. Kini namanya berada dibarisan nomer 2. Sedih sekali, tapi tidak apa setidaknya dia lulus dengan hasil yang cukup memuaskan.

"Sekarang tidak masalah bukan nama aku paling atas. Karena sekarang tidak ada yang mempermasalahkan itu."

Amora tidak mempedulikan itu lagi. Bersyukur dia bisa lulus. Karena semester terakhir ini Amora sering tidak masuk sekolah.

"Aku belajar lebih giat lagi, karena aku mau kasih hadiah ini." Okky berujar begitu sembari menyodorkan piala kepada Amora.

"Hah?" Amora tidak paham ucapan Okky.

"Kamu yang pantas mendapatkan Piala ini karna dari tahun ketahun kamu yang selalu mendapatkan piala hasil dari nilai yang paling tinggi. Aku persembahkan ini buat kamu," ujar Okky sembari menyodorkan pialanya.

Amora mengambil piala itu, "Aku kecewa sama diri aku atas apa yang terjadi. Tapi aku tidak bisa menerima piala ini. Karna ini sudah menjadi milik kamu, iya kamu orang yang paling pinter seangkatan," lalu Amora mengembalikan piala itu. Karna Amora merasa dia tidak pantas menerima piala itu, karna piala itu sudah sah menjadi milik Okky. Iya tahun ini Okky adalah murid yang nilainya paling tinggi. Banyak yang tidak percaya bahwa Okky bisa mengalahkan nilai Amora. Sebab dulu Okky terlihat main-main dengan yang namanya sekolah.

"Kamu tahu, ada gosip bahwa kamu yang akan mendapatkan piala lagi. Karna kamu Queen. Kamu cantik, kamu pintar, kamu berprestasi, dan kamu primadona sekaligus kebangaan disekolah ini,"

"Tapi sekarang tidak lagi. Aku yang sekarang bukan lagi aku yang dulu. Aku bersyukur karna aku dipertemukan sama kamu, yang selalu mengerti keadaan aku. Dan sekarang kamu adalah King. Kamu tampan, kamu pintar, meskipun dulunya kamu tengil, urakan. Pokonya nyebelin deh,"

"Tapi sayang kan." ujar Okky sembari mengoda Amora.

"Woy kalian berdua! Ayo poto-poto, pacaran mulu." Amora dan Okky hanya tertawa melihat teman-temanya yang dari tadi marah-marah tidak jelas.

***

Setelah selesai acara poto-poto kini mereka ber7 sedang duduk dikantin.

"Eh nanti kita adain acara apa yah?" Tanya Roy.

"Bakar-bakar ikan, jagung? gimana?" Ucap Wulan antusias.

"Boleh tuh tapi dimana?" Tanya Roy.

"Dirumah gue aja, gue udah bilang sama Bunda hari ini kalian kesana. Karna kita mau party, nanti kalian duluan kerumah," ucap Okky.

"Wah ide bagus tuh."

"Setuju."

Okky menatap kearah Amora yang kelihatanya sedang gelisah.

"Jangan takut, aku kan udah pernah bilang. Bunda juga nunggu kehadiran kamu," ujar Okky berbisik.

"Tapi aku takut."

Diseberang datang Iren dan Jasmine menghampiri kursi yang diduduki Amora. "Mora, gue dan Jasmine mau minta maaf atas sikap kita selama ini. Gue sering ngerundung lo, selalu merasa tersaingi, gue selalu merasa tidak cukup dengan hasil yang gue dapat. Padahal kita beda level. Lo jauh lebih baik dari gue,"

"Tidak apa Iren, Jasmine lupain aja. Yang lalu biarkan berlalu."

"Jujur setelah ini gue bakalan pergi, ngelanjutin kuliah dibelanda. Dan gue mau tenang tampa rasa bersalah disana. Gue minta maaf banget atas salah gue selama ini." Ujar Jasmine.

"Gakpapa. Setelah ini Jadikan pembelajaran, jangan sampai dimasa depan kalian begitu lagi."

"Udahkan minta maaf nya, kalian boleh pergi sekarang," ujar Agil tak suka.

"Yeee. Apa lo botak panas aja liat kita." Ujar Iren sewot.

"Semuanya kita berdua minta maaf. Apabila kita mempunya kesalah apalagi kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Tolong bebasin kita, kita gak mau nanti hidup kita dimasadepan terbayang-bayang karena kesalahan kita dimasalalu,"

"Iya, kalian bedua dimaafkan."

***

Sesuai janji hari ini Okky mengajak Amora kerumah orangtua Okky. Untuk mengenali Amora kepada mereka.

Setelah sampai dilokasi Okky dan Amora turun dari Mobil.

Amora terpukau saat melihat betapa megah dan mewahnya rumah Orangtua Okky.

"Sepertinya kecoa-kecoa itu sudah daritadi disini." Ucap Okky saat melihat banyaknya motor terpakir sembarangan. Pasti itu motor Agil dan Roy si biang onar.

Saat dipintu masuk langkah Amora terhenti.

"Kenapa?"

"Takut," cicit Amora.

"Kamu tenang aja, aku pastiin semuanya bakalan baik-baik aja." Setelah meyakinkan Amora. Kini merekapun masuk.

Setelah sampai ruang tamu. Okky dan Amora melihat ruangan itu seperti kapal pecah. Lihat saja Roy dan Agil bermain dengan Vikky adeknya Okky. Sehingga membuat ruangan itu kacau.

"Papa sama Bunda dimana?" Tanya Okky kepada yang lainnya.

"Ada tuh diatas."

"Kamu tunggu dulu disini, aku keatas dulu. Kamu minum aja dulu." Amora pun menganguk. Setelah itu Okky berjalan keatas mencari kedua Orangtuanya.

"Bunda ada calon mantu." Okky terus saja berlari sembari teriak-teriak tidak jelas.

"Ada-ada aja tuh bocah,"

"Gue takut," ujar Amora pelan.

"Lo takut kenapa?" Tanya Andra.

"Gue takut, orangtua Okky tidak mau menerima kehadiran gue,"

"Lo percaya kan sama Okky?" Tanya Andra yang dibalas anggukan Amora. "Dia gakbakalan bohong, mereka baik, mereka pasti mau menerima lo."

Setelah cukup lama Akhirnya Okky dan kedua orangtuanya datang menghampiri mereka yang sedang duduk diruang tamu.

"Mana nih calon menantu bunda," tanya Dewi Bundanya Okky sembari berjalan menghampiri.

Amora yang baru saja mendengar suara Bunda Okky. Seketika panas dingin, jantungnya seketika berdetak lebih cepat. Amora meremas kuat gelas kaca yang ia pegang, ia tidak berani menatap wajah mereka.

"Ini dia Bun," ucap Okky sembari merangkul Amora.

"Jangan nunduk dong cantik," ujar Dewi sembari menarik dagu Amora agar berani menatapnya.

Amora pun memberanikan diri untuk menatap wajah kedua orangtua Okky, "I-iya tan.."

Prang...

"Mama..."

•••

AMORA (END)Where stories live. Discover now