33. Alasan ✅

47 8 0
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🧚‍♀️

•••

Pagi ini Amora sedang duduk di balkon sendirian. Menikmati angin sepoi-sepoi sembari mendengarkan burung yang berkicauan.

Tak terhitung berapa kali Amora menghela napas. Dirinya sedang memegang sebuah photo bergambar dirinya dan ibunya.

"Aku capek, tapi aku belum nyerah."

Suara pintu terbuka, derap langkah kaki seseorang menghampiri Amora yang sedang duduk termenung.

"Kamu lagi apa? Kenapa gak turun kita sarapan bareng yuk," ajak Beni.

"Nanti aja pah, aku masih mau disini," tolak Amora pelan.

"Kamu kenapa? Ada masalah apa? Sini cerita sama papa,"

Amora terdiam, ia bingung harus mulai darimana.

"Aku gakpapa kok pah, aku cuma lagi kangen aja sama mama."

Kali ini Beni yang terdiam.

"Mama dimana ya pah, aku kangen banget."

"Mama kamu udah pergi sejauh mungkin," jawab Beni.

"Tapi kemana pah, apa dia gak akan pernah kembali? Kenapa waktu itu papa usir mama?"

Beni terdiam, ia bingung harus menjawab apa.

"Mama kamu berselingkuh dengan orang kepercayaan papa, saat kamu sekolah papa lihat dia sedang bercinta bersama orang kepercayaan papa. Makanya papa marah dan mengusir mama kamu. Papa gak suka sama orang penghianat."

Amora terdiam apa benar yang dikatakan oleh papanya itu.

"Papa gak bermaksud untuk memisahkan kalian, papa gak mau kalau kamu menjadi seperti mama kamu. Papa ingin kamu menjadi pribadi yang berkualitas, makanya papa mati-matian didik kamu supaya kamu tidak dipandang rendahan."

"Kamu sudah tau alasannya kan? Yasudah kita turun untuk sarapan." setelah mengucapkan itu Beni pun pergi dari hadapan Amora.

"Aku gak tau apa yang papa bicarakan itu benar atau tidak. Tapi aku akan berusaha mencari tahu sendiri."

***

"Amora, Vanya kesini nak!" panggil Mirna di halaman belakang.

Dengan malas kedua anak itupun pergi menghampiri Mirna.

"Ada apa ma?" tanya Vanya.

"Tada.. Ini kucing hadiah dari papa buat kalian," seru Mirna antusias. "Nanti pulang kerja papa akan ajak kalian jalan-jalan."

"Serius ma? Asyik.." pekik Vanya girang, namun tidak untuk Amora, ia tidak tertarik dengan itu.

"Kamu kenapa nak? Sepertinya tidak senang?" tanya Mirna.

"Tidak ma, aku hanya tidak enak badan saja," jawab Amora pelan.

"Yaampun, kenapa gak bilang? Kamu istirahat dulu. Nanti mama bawain obat." ujar Mirna panik sembari membawa Amora masuk kedalam rumah.

"Gakpapa Ma, nanti juga sembuh sendiri kok,"

"Apa perlu Mama telpon Papa kamu?"

"Gak usah Ma, papa lagi kerja aku gak mau ngerepotin papa,"

"Yasudah kamu istirahat dulu."

Dengan langkah gontai Amora pun berjalan memasuki kamarnya. Ia membuka handphone nya dan mencari kontak seseorang.

Amora menelpon Okky. Setelah panggilan tersambung, terdengar sautan dari seberang sana.

"Kenapa sayang?"

"Kangen!" rengek Amora.

Okky terkekeh mendengar nya. "Sambungan video yah, aku pengen lihat pacar aku yang manja ini."

Terpampang jelas wajah Okky yang sepertinya baru bangun tidur.

"Pacarnya siapa sih ini, gemesin banget."

"Pacar orang," jawab Amora jutek.

Okky tertawa disana melihat tingkah Amora yang menurutnya begitu gemas.

"Aku kangen banget, pengen peluk," ucap Amora mengeluarkan ucapan yang gak bisa ditahan.

"Mau peluk cium hmm?" ujar Okky sembari menaik turunkan halisnya.

"Ish apaansih? Mandi dulu jam segini baru bangun,"

"Baru juga jam sepuluh,"

"Ky?"

"Kenapa hmm?"

"Aku takut,"

"Cantiknya Okky takut kenapa?"

"Aku takut kamu berubah,"

"Berubah? Berubah jadi apa? Aku gak bakalan berubah,"

"Takut kamu nyaman sama cewek lain terus pergi ningalin aku sendirian disini,"

"Hei sayang, dengerin aku yah. Dapatin kamu itu susah, 3 tahun loh aku ditolak terus. Masa udah dapat aku tinggalin gitu aja. Itu namanya aku nggak tau diri. Kamu lebih dari segalanya. Aku gak bakalan ningalin kamu."

Amora terdiam apa Iyah yang dikatakan oleh Okky.

"Terus alasan kamu mau sama aku kenapa?"

"Eumm kenapa yah? Kamu itu cantik, pintar, dingin, jutek, gemesin, suka bikin aku kangen terus, pokoknya kamu itu segalanya Mei, aku suka apa yang ada didiri kamu."

•••

AMORA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang