08

66K 7.7K 989
                                    

Happy Reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Mark terus mondar-mandir tak tahu arah di ruang tamu menunggu kedatangan Haechan. Mark tidak pernah berpikir jika Haechan sangat berpengaruh bagi Chenle. Apa tindakannya salah sudah berusaha menjauhkan Chenle dari Haechan?

Jika dulu Mark diteror dengan pertanyaan 'kapan menikah' kini ia diteror dengan pertanyaan mengenai 'Mommy Echan'.

Kemarin-kemarin saat Chenle meminta Mark untuk menemui Haechan, Mark hanya menolak dengan alasan jika dirinya sibuk. Setiap hari Chenle selalu bertanya kepada Mark mengenai Haechan dan Mark lagi-lagi menjawab jika dirinya masih sibuk.

Hari ini Mark pulang kerja pukul 3 sore, yang mana biasanya ia sudah diserbu pertanyaan aneh dari Chenle mengenai Haechan. Tetapi hari ini hampa, ia tidak mendapat sambutan apapun dari Chenle.

Dahi Mark mengernyit, tumben sekali Chenle tidak menanyakan mengenai Haechan. Entahlah Mark harus bersyukur atau apa, karena ini memang tujuannya—Chenle bisa melupakan Haechan sedikit demi sedikit. Tapi ia juga merasa aneh, hati kecilnya merasakan jika ada yang kurang saat Chenle tidak menanyakan mengenai Haechan.

Mark menghentikan langkahnya, ia benar-benar tidak melihat ada tanda-tanda Chenle disekitarnya. Bahkan Taeyong kini sedang menonton televisi hanya ditemani cemilan ringan di meja, "Mom di mana Chenle?"

Taeyong yang mendengar suara Mark lantas menoleh, "Tidur siang." Jawabnya singkat. Taeyong sebenarnya juga bingung, tadi pagi pukul 9 pagi dan 12 siang Chenle sudah tidur. Biasanya jam-jam saat ini anak itu sangat bersemangat menunggu Daddynya pulang, namun tadi berbeda, Chenle merengek kepada Taeyong meminta tidur siang lagi.

Mark hanya menganggukkan kepalanya menanggapi Taeyong lalu membawa kakinya melangkah menuju kamar, tubuhnya sudah pegal-pegal ingin menyusul Chenle tidur siang saja kalau begini.

Selesai mandi dan memakai pakaian rumahnya, Mark melirik ke arah Chenle, merasa aneh dengan gelagat Chenle yang bergerak-gerak gelisah dan mulutnya menggumam tidak jelas.

"Chenle?"

Tidak ada jawaban, Chenle terus bergerak gelisah di balik selimutnya.

Mark meletakkan sisir rambutnya, naik ke kasur mendekati Chenle dengan hati-hati kemudian menjulurkan tangannya ke dahi Chenle, panas! Mark segera mencari termometer di laci nakas kemudian ia ukur suhu tubuh Chenle. Tinggi, sangat tinggi, Chenle bahkan tidak pernah demam dengan suhu setinggi ini.

Mark berteriak heboh memanggil Taeyong, tangannya bergetar mengelus rambut Chenle yang terus menghasilkan keringat, "MOMMY!!"

Taeyong jelas tidak mendengar apapun kecuali suara yang keluar dari televisi di depannya karena rumah ini sangat besar.

Beruntung ada maid yang selesai melakukan tugasnya di lantai atas, ia dengan cekatan mendekat ke arah sumber suara saat mendengar teriakan tuannya, "Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang maid dari balik pintu kamar Mark yang tertutup.

"Ahjumma, tolong panggilkan Mommy! Chenle demam!" Ucap Mark panik, Mark benar-benar panik sampai-sampai otaknya tidak bisa berfungsi dengan baik kali ini.

"Baik tuan."

Tidak lama kemudian, Taeyong datang tergopoh-gopoh setelah mendengar dari salah satu maidnya jika cucu kesayangannya demam.

"Mom, Chenle!"

Taeyong mendekat ke arah Mark dan Chenle, ia bisa melihat jika Mark kali ini terlihat sangat kacau, "Tenang Mark, Chenle pasti baik-baik saja. Cepat kau telepon dokter Ahn."

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang