20

58.1K 7.1K 2.6K
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Mark dan Haechan berada di suatu tempat yang sangat indah. Pemandangan kota Seoul terlihat berkelap-kelip dari pandangan keduanya. Banyak pepohonan rindang di sekitarnya, hembusan angin yang bertiup di malam hari membuat suasana di sekitarnya menjadi menyejukkan dan cukup dingin namun tetap merasa nyaman.

Dan entah kenapa hanya ada mereka berdua disini, sepertinya tidak banyak orang yang mengetahui tempat yang indah seperti ini. Tempat pilihan Haechan benar-benar tidak diragukan.

Haechan mendongak, menarik napas dalam-dalam membuat udara dingin di malam hari semakin merasuk ke dalam tubuhnya. Berkali-kali ia melirik Mark yang duduk di sampingnya dengan bertumpu pada kedua telapak tangan di belakangnya.

"Mark Hyung."

"Ada apa?" Mark tidak menoleh, ia masih terpaku pada pemandangan kota Seoul di depannya. Bagaimana bisa Haechan yang notabene anak rumahan bisa mengetahui tempat seindah dan senyaman ini. Mark benar-benar kagum.

"Aku... aku ingin bicara," ucapnya dengan ragu.

"Ini kau juga sudah bicara Chanie."

"Aku sungguhan."

Mark terkekeh, ia membenarkan posisi duduknya kemudian menoleh ke arah Haechan yang menatapnya dengan tatapan berbinar seperti biasanya, namun kali ini tersirat makna serius di dalam matanya.

"Baiklah apa?"

Haechan menghela napas, takut jika Mark tidak akan mempercayai apa yang akan ia katakan sama seperti apa yang dikatakan Hendery kepadanya. Rasa berani untuk mengungkap segalanya seperti tertinggal di dalam laci kamarnya.

"Ini tentang Chenle."

"Chenle kenapa?"

"Umm sebenarnya... sebenarnya Chenle itu anak kita..."

Tidak, bukan itu yang ingin Haechan katakan. Semua kalimat yang sudah Haechan rancang sedemikian rupa kini tiba-tiba memudar dari pikirannya.

Mark menatap Haechan dengan menaikkan kedua alisnya, benar kan? Mereka akan menikah yang pasti Chenle juga akan menjadi anak Haechan nantinya. "Ya memang benar, kita akan menikah." Mark menggeser posisi duduknya, ia mengalungkan tangan kirinya di pundak Haechan dan mengelus surai rambut Haechan.

Jantung Haechan semakin berdegup tidak karuan jika begini, "Tidak. Bukan itu maksudku."

"Lalu?" Tanya Mark penasaran dengan mengenyikan aksinya.

"Aku... aku yang melahirkan Chenle." Ucap Haechan lirih, ia sudah memalingkan wajahnya, tidak berani lagi menatap mata Mark.

Mark mematung, ia melepaskan tangannya di pundak Haechan sembari mencerna kata perkata yang keluar dari mulut Haechan, bagaimana bisa Haechan berkata seperti ini? Bukan maksud apa-apa, namun dengan Haechan yang mengaku sebagai orang yang melahirkan Chenle, Mark tidak bisa menerimanya. Ia akan benar-benar merasa sudah mengkhianati istrinya. Sudah jelas Mark menemani Koeun pada masa persalinannya, dan seperti yang ia tahu hanya Chenle yang dapat tertolong.

"Apa maksudmu?"

Nada Mark sudah barubah, kini menjadi tajam dan menyeramkan. Hawa dingin di malam hari ditambah dengan aura dingin yang dikeluarkan Mark semakin merasuk ke tubuh Haechan. Jujur Haechan takut.

"Jawab Haechan. Apa maksudmu?"

"Chenle... Chenle anak kita Mark Hyung... kau melakukannya kepadaku dan aku yang melahirkannya..." ucap Haechan lirih. Ia benar-benar takut sekarang. Tubuhnya merinding.

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang