36

56.5K 5.2K 857
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Mark pulang dengan perasaan setengah bahagia setengah khawatir. Ia bahagia karena sudah mendapatkan lampu hijau dari Johnny, namun ia juga khawatir jika Jaehyun dan Taeyong tidak bisa pulang besok padahal ia sudah menyanggupi rencana Johnny.

Keadaan lampu menyala di kamarnya mampu menghentikan kedua perasaan yang seolah beradu dalam diri Mark, ia ingat betul sudah mematikan lampu kamar sebelum meninggalkannya. Dengan cepat, Mark melangkahkan kaki menuju kamarnya.

Jeno dan Sungchan yang berada di kamar Mark karena AC di kamarnya sama-sama tidak menyala pun seketika terlonjak kaget karena Mark yang tiba-tiba membuka pintu kamarnya sendiri. Terlihat persis seperti orang yang kepergok karena mencuri sesuatu.

Dugaan Mark mengenai ada seseorang di kamarnya benar, "Kalian kenapa di kamarku?!" tanya Mark dengan murka, kakinya melangkah maju mendekat ke arah dua orang yang sekarang berusaha mematikan game yang sedang mereka mainkan.

Jeno maupun Sungchan tidak meminta izin kepada Mark sebelum pergi, lalu ketika Mark pulang, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kamar yang penuh dengan bungkus makanan ringan di sekitar sofanya serta joystick yang sudah lama tidak ia pakai berada di kedua tangan manusia tidak tahu diri itu.

Juga, Mark sangat tidak suka jika ada seseorang yang tiba-tiba menerobos masuk ke kamarnya, ditambah ketika dirinya sedang tidak ada di kamar seperti ini.

Jeno dan Sungchan hanya tersenyum kikuk menampakkan gigi rapinya ke arah Mark, ketika hendak pergi secara diam-diam, kedua tangan mereka lebih dulu ditahan oleh Mark, meremasnya dengan gemas karena tingkah adiknya yang sangat tidak sopan.

Semakin lama remasan di pergelangan Jeno dan Sungchan semakin menguat membuat Jeno maupun Sungchan sama-sama mengadu kesakitan, mereka menahan rasa sakit itu sejenak lalu menghela napasnya ketika rematan itu mulai mengendur, "Bersihkan atau ak-"

"Iya.. ini mau dibersihkan, jangan marah-marah!" potong Sungchan berani.

"Jika ada orang yang berbicara jangan dipotong, tidak sopan!" ujar Mark tegas, ia pun menghempas kedua tangan adiknya secara kasar. Pemilik tangan lantas mengamati pergelangan tangannya sendiri yang mulai memerah akibat rematan Mark di kulit putih mereka.

Setelah melirik ke arah Mark yang terlihat jelas bahwa ia masih murka, Jeno dan Sungchan seketika langsung berjongkok, membersihkan kekacauan yang mereka perbuat. Sedangkan Mark hanya diam menatap kedua adiknya yang sedang memungut sampah dengan tampang murka seperti boss yang sedang memberikan hukuman untuk bawahannya yang melanggar peraturan.

"Daddy ada menghubungi kalian?" tanya Mark membuat Jeno dan Sungchan yang sedang memungut bungkus makanan ringan menghentikan aktivitasnya. Merasa aneh saja kenapa Mark tidak lanjut marah kepada mereka, biasanya kalau Mark sudah seperti tadi akan terus berlanjut kemarahannya, ada yang menyenggol sedikit saja langsung mengeluarkan bisanya.

"Tidak," jawab keduanya singkat.

"Mommy?"

"Tidak."

Mark semakin pusing dibuatnya, ia pun berjalan dan duduk di sofa, kedua tangannya mengacak rambutnya frustasi. Kemudian ia menyandarkan punggungnya pada sofa dengan kepala menengadah, lehernya bertumpu pada sofa, kedua tangannya terlentang, serta matanya memejam.

"Kenapa?" tanya Jeno setelah selesai memungut sampah dan membuangnya di tempat sampah, sekarang ia ikut duduk di sofa tepat di samping Mark.

"Aku besok akan ke rumah Haechan, tapi harus bersama dengan Daddy dan Mommy," Mark menjawab dengan santai. Namun, dua orang lain yang berada di kamarnya sama sekali tidak santai. Mereka menatap Mark dengan tatapan seolah mengatakan jika Mark sedang mengarang cerita.

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang