33

48K 5K 874
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Setelah Mark dirawat di Canada dengan perawatan yang maksimal, akhirnya kondisi Mark mulai mengalami perkembangan. Organ tubuh Mark mulai bekerja dengan cukup baik walaupun belum sempurna.

Chenle melihat mata Mark yang terbuka sedang menatap langit-langit polos. Dengan semangat, Chenle menghampiri Jaehyun dan Taeyong yang duduk tidak jauh darinya, "HALMEONI! HARABEOJI! DADDY MALK BANGUN!" serunya dengan antusias—sangat-sangat antusias.

Jaehyun dan Taeyong yang mendengarnya tidak kalah antusias, mereka pun mendekat ke arah ruangan Mark dan melihat ke dalam. Benar apa kata Chenle, Mark bangun. Mata Mark mengerjap beberapa kali menatap langit-langit setelah beberapa hari terakhir enggan untuk membuka mata. Tanpa berlama-lama, Jaehyun pun langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Mark.

Hari demi hari kondisi Mark mulai membaik, bahkan kini Jaehyun, Taeyong, dan Chenle diizinkan untuk mengunjungi Mark ke ruangannya. Sebenarnya mereka ingin mengunjungi Mark di awal Mark mulai sadar, namun dokter menyarankan untuk menunggu hingga kondisi Mark sanggup untuk merespon lawan bicaranya.

"Daddy Malk hiks!"

"Chenle, bagaimana kabarmu?" tanya Mark dengan hati-hati. Padahal seharusnya pertanyaan ini yang ditujukan untuknya.

Chenle menganggukkan kepalanya, "Baik Daddy! Daddy Malk masih sakit ya?" tanya Chenle yang sekarang sudah berada di atas ranjang bersama dengan Mark.

Tubuh Mark masih kaku, kaki dan tangannya yang pernah patah kini masih terasa sulit untuk digerakkan. "Sebentar lagi Daddy akan sembuh."

Chenle merebahkan dirinya di samping Mark dengan memeluk tubuh Mark, "Daddy Malk Lele rindu…" tubuh mungil Chenle menempel pada tubuh besar Mark.

"Daddy juga sangat rindu dengan Chenle."

Chenle hanya diam tidak merespon Mark, melihat ada yang aneh, Mark melirik ke arah Chenle. Mark melihat Chenle menguap, mulutnya terbuka lebar dan tidak lama kemudian Chenle menutup matanya di samping Mark. Mark tersenyum kecil, Chenle masih dengan kebiasaannya yang selalu tidur tanpa memandang waktu dan tempat.

"Mark apa kau pusing?" tanya Jaehyun.

Mark mengangguk, "Tapi hanya sedikit, kaki dan tanganku yang masih bermasalah."

Taeyong duduk di kursi di samping ranjang Mark, "Selain kaki dan tanganmu masih ada yang sakit?" tanya Taeyong hati-hati.

Mark menggeleng pelan, "Tidak Mom, aku baik-baik saja."

"Tidak berbohong kan? Kalau sakit bilang sakit, jangan menyembunyikan rasa sakitmu."

"Benar Mom, aku tidak apa."

Taeyong bisa menghela napasnya lega ketika melihat dan mendengar bahwa anak sulungnya baik-baik saja.

"Ini di mana?" tanya Mark, entah kenapa ia merasa asing, Mark seperti tidak sedang berada di rumah sakit biasanya yang ia gunakan untuk berobat.

Taeyong menoleh ke arah Jaehyun seolah mengatakan jika ia membutuhkan bantuan untuk mengatakan ini semua kepada Mark, "Canada," jawab Jaehyun ketika paham akan kode dari Taeyong.

"Canada? Seriously?" tanya Mark percaya tidak percaya.

"Iya."

"Jeno? Sungchan?"

"Mereka tidak ikut ke sini."

Mark hanya mengangguk kecil, lalu tiba-tiba satu nama tiba-tiba terlintas di kepala Mark, "Chanie?" tanyanya ke Jaehyun dan Taeyong. Selain rindu dengan keluarganya, Mark juga merindukan Haechan. Mark ingat terakhir kali ia bertemu Hyunjin, anak itu mengatakan akan membatalkan semuanya, apa itu semua benar terlaksana?

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang