39

64.3K 4.6K 441
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Mark, Haechan, dan Chenle sudah resmi pindah dari rumahnya masing-masing. Sekarang mereka menempati rumah yang sudah disiapkan oleh Mark jauh-jauh hari. Sedangkan rumah lama Mark yang ia tempati dengan mantan istrinya sudah ia jual, Mark tidak mau lagi berhubungan dengan apapun yang menyangkut masa lalunya.

Rumah ini bisa dibilang megah, banyak pohon dan tanaman yang hampir mirip seperti hutan di belakang rumahnya, bahkan ada cekungan air yang membuat suasana semakin mirip dengan hutan. Di bagian depan rumah juga terdapat pepohonan, taman-taman kecil, air mancur, bangku, dan lampu taman untuk memperindah serta mempernyaman suasana.

Halaman rumah mereka sangat luas, bahkan sepertinya bisa digunakan untuk parkir berbagai macam kendaraan. Rumah mereka berada di suatu perumahan megah, banyak bangunan-bangunan yang mirip dengan rumahnya, namun tetaplah rumah mereka yang menjadi pusatnya. Hanya di rumah mereka yang memiliki hutan kecil di belakang rumahnya.

Mark juga sudah merekrut beberapa maid untuk bekerja di rumahnya. Awalnya Haechan menolak, tapi jika dipikir lebih jauh, mengurus rumah sebesar ini tidaklah mudah, apalagi jika sendirian. Jadi, Haechan menurut saja dengan apa yang Mark inginkan, toh itu juga meringankan pekerjaannya.

Saat ini Mark dan Haechan sedang berunding akan berpisah kamar dengan Chenle atau tidak. Tepat di samping kamar mereka terdapat suatu ruangan yang rencananya akan digunakan untuk kamar Chenle. Tidak mau jauh-jauh karena jika terjadi sesuatu bisa dengan mudah menghampirinya.

"Ayolah Chanie, pisah saja," usul Mark yang langsung di tolak mentah-mentah oleh Haechan. Pembahasan mereka kali ini cukup menimbulkan pro dan kontra.

Mark ingin Chenle tidur di kamarnya sendiri dengan maksud terselubung ingin selalu berdua dengan Haechan ketika malam tiba, sedangkan Haechan tidak akan tega membiarkan Chenle tidur di kamar sendiri dengan umur sekecil ini.

"Tidak!"

"Supaya Chenle juga belajar mandiri," balasnya dengan memeluk erat perut Haechan, posisi saat ini Mark sedang merebahkan dirinya dengan paha Haechan sebagai bantal. Sedangkan Chenle masih tidur siang di kamar barunya. Ngomong-ngomong Mark dan Haechan juga berada di kamar Chenle, namun mereka duduk di sofa yang tidak cukup dekat dengan keberadaan Chenle.

"Astaga, Chenle masih kecil, Hyung!" tolaknya berusaha menyingkirkan tangan Mark yang kini menelusup masuk ke dalam pakaian Haechan.

"Maka dari itu, supaya Chenle bisa terlatih sejak kecil."

"Tidak mau ya, aku tidak setuju!"

"Ayolah, memangnya kau tidak mau memeluk tubuhku ketika tidur tanpa ada Chenle di antara kita?"

Haechan mendengus, tangannya berusaha menjauhkan wajah Mark yang kini berusaha ikut menelusup ke dalam pakaiannya, "Ish Hyung! Tidak mau mengalah dengan anaknya sendiri? Ayo kita tunggu dua atau tiga tahun lagi sampai Chenle mengerti!"

"Chenle pasti juga sudah mengerti, Chenle kan sudah tahu banyak hal."

"Yak! Salahkan kepada Jeno dan Sungchan yang mengajarkan tidak-tidak kepada Chenle! Hyung juga kenapa sibuk dengan pekerjaan sampai tidak ingat dengan Chenle, kalau tahu begini aku saja yang menjaga Chenle sejak bayi!" amuk Haechan membuat wajah Mark keluar dari pakaian Haechan.

"Chanie sayang, tapi aku kan bekerja untuk kalian juga."

"Ya tapi jangan sampai melupakan Chenle, Hyung!" dulu Haechan sangat mengharapkan Chenle dijaga dengan sepenuh hati oleh Mark dan keluarganya, tapi justru Chenle mendapat informasi tidak tepat umur karena Mark lebih banyak menitipkan Chenle kepada Jeno dan Sungchan.

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang