11

65.8K 7.2K 569
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Matahari mulai menampakkan dirinya menggantikan sang purnama pertanda pagi sudah tiba. Seorang lelaki manis yang masih terlelap di balik selimut tiba-tiba merasakan pergerakan tangan mungil di pipinya yang mau tidak mau mendorong dirinya untuk membuka mata.

Hal yang pertama kali ia lihat ketika membuka mata adalah wajah Chenle yang tersenyum, terlihat jelas jika ia sangat bahagia. Haechan pun membalas dengan senyuman, ia mendudukkan dirinya dan bersandar di headboard. Sedikit meringis karena merasakan punggungnya yang justru semakin sakit. Bangun tidur terasa lebih nyeri dan pegal daripada saat jatuh kemarin.

Belum sempat membuka mulut, Chenle sudah lebih dulu merangkak naik ke pangkuan Haechan dan meletakkan jari telunjuknya di mulut Haechan, "Sstt! Mommy Echan jangan berisik ya, Daddy masih tidur," ucap Chenle dengan nada berbisik.

Senyuman di wajah Haechan kembali terukir, ia melirik Mark yang masih tidur dengan tenang kemudian menganggukkan kepalanya, tangan kanannya ia arahkan ke depan mulut seolah mengunci mulutnya sendiri membuat Chenle terkekeh pelan. Tak lama kemudian Chenle menguap, ia turun dari pangkuan Haechan dan merebahkan dirinya untuk memeluk erat Mark yang masih terlelap.

Saat sedang asyik memainkan jari mungilnya di wajah Mark, Chenle merasakan pergerakan kasur di belakangnya, ia memutar tubuhnya menemukan Haechan sudah berdiri dengan merentangkan tangannya ke atas sebagai peregangan di pagi hari.

"Mommy Echan mau kemana?" Tanya Chenle pelan, takut membangunkan Daddynya.

"Mandi, Chenle mau mandi juga?"

Chenle menggeleng dengan cepat, "Dingin, Lele tidak mau, Lele mau tidur lagi."

Haechan mengangguk sebelum akhirnya meninggalkan dua orang yang sama-sama terlelap di balik selimut tebal, mandi di pagi hari memang terasa dingin namun itu juga sangat menyegarkan.

Tepat setelah Haechan selesai mandi dan memakai pakaian yang rapi, ia melihat Mark dan Chenle masih duduk diam di kasur dengan pandangan datar. Jika diperhatikan dari wajahnya, mereka berdua terlihat baru saja bangun.

"Kalian tidak mau mandi?" Tanya Haechan kikuk setelah selesai merapikan rambutnya. Masalahnya, ayah dan anak itu hanya duduk diam memandanginya sejak ia berjalan ke cermin dan bahkan setelah selesai bercermin.

Mark memalingkan wajahnya lalu berdeham pelan, "Sebentar lagi," balasnya dengan nada orang khas bangun tidur.

Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya, "Kalau begitu aku ke bawah dulu."

"Lele mau dimandiin Mommy Echan," ujar Chenle sedikit berteriak saat Haechan mulai melangkahkan kakinya menjauh dan baru mendapat dua langkah.

Haechan menoleh ke belakang dan berjalan ke arah Chenle, "Baiklah, ayo."

"Tapi dengan Daddy juga, Daddy mandi lalu Lele dimandiin Mommy Echan."

Mata Mark membulat sempurna, mungkin jika ia mencoba melebarkan lagi mata itu akan keluar, "Lele jangan macam-macam!" Ujar Mark penuh tekanan.

Chenle mendadak ciut jika Daddynya sudah berbicara dengan nada yang terkesan tidak bersahabat, lalu dengan ragu ia menggeleng tanpa rasa bersalah sedikit pun, "Tidak Daddy... kan hanya mandi. Lele dulu juga mandi dengan Harabeoji dan Halmeoni," ucapnya takut-takut dan sesekali melirik ke arah Mark.

"Bersama?!" Mark terkejut tentu saja.

Chenle mengangguk, "Iya! Lele juga mau seperti itu dengan Mommy."

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang