38

62.4K 5K 1.2K
                                    

Adakah yang masih inget?? Btw, part ini mengandung 🔞

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Cklek

Pintu kamar hotel yang ditempati Mark dan Haechan terbuka menampakkan Haechan di sana. Haechan diam sejenak di ambang pintu, menghela napasnya seolah meyakinkan semua akan baik-baik saja. Setelah tubuhnya terkontrol, ia lantas menutup pintu dan berjalan ke dalam kamar dengan hati-hati, menolehkan kepala ke kanan serta ke kiri seolah ia adalah seorang pencuri.

Haechan hanya takut jika Mark marah karena ia meninggalkannya sendiri tanpa izin, bahkan Haechan juga tidak sadar telah meninggalkan ponselnya tergeletak di meja.

"Mommy Echan dari mana?"

Haechan menghela napasnya lega, sambutan pertama yang ia dapat bukanlah omelan dari Mark, melainkan dari Chenle yang sedang bermain-main dengan ponsel Mark serta ditemani satu bungkus biskuit di depannya.

Haechan berjalan cepat menuju almari, meletakkan barang belanjaannya—lebih tepatnya barang belanjaan pilihan Ten dan Taeyong—di sana lalu kembali menuju Chenle yang sedang duduk tenang.

"Tadi keluar sebentar, Chenle dengan siapa di sini?" tanya Haechan yang sekarang ikut duduk di samping Chenle.

"Daddy Malk," jawabnya tanpa menoleh ke arah Haechan, matanya masih fokus dengan gambar kartun berwarna biru berwujud bus di layar ponsel Mark.

Hanya mendengar nama Mark saja mampu membuat jantung Haechan kembali berdegup kencang. Haechan lantas meraih ponselnya yang tertinggal di atas meja. Sang pemilik pipi gembil itu membulatkan mata bulatnya dengan menepuk dahinya pelan karena melihat nama Mark terpampang di layar ponselnya, terlebih nama itu muncul tidak hanya satu kali.

Cklek

Haechan dengan cepat menoleh ke sumber suara, jantungnya semakin tidak karuan ketika melihat Mark yang hanya berdiri diam menatapnya, "Dari mana?" tanya Mark dengan tatapan menginterupsi dan nada bicara yang meninggi.

Tidak hanya Haechan, bahkan Chenle sudah mematikan ponsel milik Mark dan mengembalikannya kepada Mark dengan takut-takut, "Ini Daddy..." ujarnya dengan menyerahkan kembali ponsel milik Mark.

Belajar dari kesalahan, dulu Chenle pernah dimarahi oleh Mark karena terlalu lama bermain ponselnya saat Mark dan Haechan sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Mark meraih ponselnya dan meletakkannya di atas meja, "Dari mana Haechan?" tanyanya lagi. Sekarang ia sudah duduk di samping Haechan yang sedang memangku Chenle, anak itu sudah memeluk Haechan dan menenggelamkan wajahnya di dada Haechan.

"Tadi Mommy mengajakku keluar," jawabnya berusaha tenang, Haechan hanya menatap Chenle dan mengelus punggungnya untuk menghindari tatapan mengerikan dari Mark.

"Kenapa tidak membangunkanku? Kenapa meninggalkanku sendiri? Kenapa kau tidak membawa ponselmu?"

Mendengar pertanyaan beruntun dari Mark membuat Haechan kembali menatap ke arah Mark, memberi kode ke Mark jika ada Chenle di dekatnya. Haechan hanya tidak mau Chenle mendengar omelan marah dari Mark yang diberikan untuknya.

Untungnya Mark mengerti akan kode Haechan, ia lantas melirik Chenle yang masih diam memeluk Haechan. Sebenarnya Mark masih ingin memberi Haechan peringatan, namun karena ada Chenle di sini Mark hanya bisa menghela napasnya, "Aku hanya khawatir denganmu."

"Maafkan aku."

Mark menggeser tubuhnya mendekat ke arah Haechan, tangan kirinya terangkat untuk merangkul tubuh Haechan, "Iya, emm kata Daddy kita tidak jadi keluar hari ini ya?"

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang