09

67K 7.4K 799
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Belakangan ini Haechan lebih sering mengunjungi Chenle ketika pulang dari toko, ya walaupun tidak setiap hari namun itu sudah membuat keduanya sama-sama merasa senang. Tapi tidak untuk Mark, ia masih pusing memikirkan apa seharusnya ia benar-benar akan menjadikan Haechan sebagai Mommynya Chenle atau tidak.

Jujur saja Mark juga tertarik dengan Haechan.

Saat ini Haechan sedang berada di ruang makan dengan Johnny, Ten, dan Mingrui. Sebelumnya mereka makan malam dengan tenang hingga sang kepala keluarga membuka mulutnya untuk menyampaikan informasi yang cukup penting.

"Haechanie," suara berat Johnny membuat Haechan mendongak.

"Ada apa Dad?" Tanya Haechan.

"Daddy dan Mommy harus mengurus kekacauan perusahaan di Chicago, paling cepat mungkin kami akan kembali 2 bulan. Kau ikut atau tidak?"

"Mingrui ikut kan Daddy?"

Johnny mengangguk, ia sudah berencana untuk mengajak Mingrui seusai berbincang dengan Ten. Namun untuk Haechan, mereka memberi kebebasan kepada Haechan untuk mengambil keputusan sendiri.

"Mmm kalau tidak ikut bagaimana?" Ya, Haechan tidak mau, karena jika ikut ke Chicago ia tidak memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan.

"It's okay, tapi janji harus selalu jaga diri dan kesehatan. Tidak boleh keluar hingga malam dan tetap tidak boleh pergi sendiri," ujar Ten sudah seperti menasihati anak gadis.

"Daddy akan meminta Hendery untuk menemanimu nanti," lanjut Johnny. Tidak mungkin Johnny tega meninggalkan Haechan sendiri seperti ini.

"Tidak perlu Dad, kasihan Xiaojun Hyung nanti juga akan kerepotan."

"Tidak, Daddy sudah berbicara dengan mereka dan mereka menyetujui."

Haechan menghela napas lalu mengangguk, jika dipikir-pikir tidak buruk jika ia tinggal dengan Hendery beserta keluarga kecilnya, jadi tidak terlalu kesepian, "Baiklah."

゚・✧🍉🌻✧・゚

2 hari berlalu begitu cepat. Hari ini jadwal keberangkatan ke Chicago. Hendery, Haechan, Xiaojun, dan Yangyang pun mengantarkan Johnny, Ten, dan Mingrui menuju bandara untuk pergi ke Chicago dan melakukan perpisahan ringan. 2 bulan itu tidak sebentar.

Haechan terus menangis sesegukan selama di perjalanan pergi bahkan pulang, ia sendiri yang memutuskan untuk tidak ikut ke Chicago dan ia sendiri yang menangis karena tidak mau jauh-jauh dari Johnny—Daddy bear kesayangannya.

"Haechan, kau tidak lelah menangis terus?" Tanya Hendery, telinganya saja sudah lelah mendengar tangisan adiknya.

"Haechan kau tidak malu dengan Yangyang?" Hendery yang tidak mendengar jawaban dari Haechan berniat untuk mengajak adiknya bercanda namun yang ia dapat justru sebaliknya—Haechan semakin menangis, "Bagaimana jika aku rindu dengan Daddy Mommy..."

"Kau bisa video call, Haechan."

"Tapi tetap saja jauh... tidak bisa memeluk."

Hendery memilih fokus ke jalanan, ia tidak mau ikut campur dengan obrolan istri dan adiknya. Jika seperti ini rasanya seperti kembali ke masa kecil Haechan yang selalu menangis dan pastinya sangat susah untuk ditenangkan.

"Kau tidur saja dulu Haechan," ucap Xiaojun yang ikut bingung memikirkan bagaimana cara membuat Haechan berhenti menangis.

Haechan menggeleng, "Tidak mengantuk."

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang