44

52.8K 4.1K 779
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Akhor-akhir ini emosi Haechan tidak stabil, ia juga menjadi lebih sensitif daripada hari-hari biasa. Moodnya juga tidak menentu, misal sekarang ia bersemangat, lima menit kemudian ia murung, sekarang ia bisa tertawa lepas, lima menit kemudian ia menangis.

Untungnya Haechan bisa mengendalikan emosinya ketika berhadapan langsung dengan Chenle. Namun tidak ketika Haechan bersama Mark, Haechan justru selalu diminta oleh Mark untuk meluapkan emosinya. Mark sendiri sangat bersedia menjadi tempat penampungan segala emosi Haechan daripada emosi Haechan tertahan dan membuat kesehatannya menjadi buruk.

Chenle terlihat sangat senang ketika mendengar informasi adiknya sebentar lagi akan lahir, ia benar-benar sudah sejak lama menantikan kehadiran adik-adik kecilnya. Setiap hari Chenle selalu mengajak adik-adiknya yang masih berada di dalam perut Haechan untuk mengobrol.

'Dedek baby jangan nakal ya di sana, nanti kita bermain bersama' merupakan kalimat yang tidak pernah lupa diucapkan Chenle setiap harinya. Haechan sendiri terlihat senang jika Chenle merasa antusias seperti ini.

Mark semakin membatasi pergerakan Haechan, ia tidak diperbolehkan keluar rumah jika tidak dengan Mark atau dengan orang yang Mark kenal, dengan catatan orang tersebut sudah mendapat perintah dari Mark untuk menemani Haechan. Mark juga meminta Jaemin dan Renjun untuk sering mengunjungi Haechan supaya Haechan tidak merasa bosan.

Tidak jarang Jaemin membawa Jisung ke rumah Haechan. Tentang Jisung dan Chenle, mereka sudah sangat akrab. Jisung tidak banyak bicara, sangat berbeda jauh dengan Chenle yang lebih sering mengoceh. Jisung benar-benar menjadi pendengar setia bagi Chenle.

Jisung juga tidak pernah marah karena Chenle yang lebih muda darinya hanya memanggil dirinya menggunakan nama tanpa embel-embel. Bahkan Jisung selalu mengalah demi Chenle dengan alasan tidak mau membuat Chenle merasa sedih atau murung.

"MOMMY ECHAANNN!!" teriak Chenle dengan suara emasnya, ia baru saja pulang dari salah satu kegiatan favoritenya—membeli banyak makanan ringan di supermarket bersama dengan Mark.

Haechan terlalu malas untuk ikut ke supermarket, alhasil ia hanya menunggu Mark dan Chenle di rumah dengan menonton episode-episode kartun kesayangannya, apa lagi jika bukan Shinchan. Dari kecil Haechan sangat menyukai kartun ini.

"Daddy Mark mana?" tanya Haechan ketika melihat Chenle berlari ke arahnya seorang diri.

Dengan bantuan Haechan, Chenle berhasil duduk di atas sofa empuk tepat di sampingnya, "Sebentar lagi pasti datang, ah itu dia Daddy Malk!!" teriaknya heboh ketika Mark sudah masuk ke kamar dan melepas jaketnya.

"Ada apa?" tanya Mark bingung. Baru datang sudah disambut seperti ini.

"Mommy Echan mencari Daddy Malk."

Setelah mengganti celana yang yang tadi ia kenakan menjadi celana pendek yang lebih nyaman, Mark menghampiri Haechan dan Chenle ke sofa, "Baru aku tinggal ke supermarket sudah rindu?" godanya membuat Haechan melemparkan bantal sofa yang berada di sampingnya.

"Mommy Echan tahu tidak tadi Ahjumma kasirnya genit!!" adu Chenle dengan wajah tidak suka. Akhir-akhir ini Chenle selalu mengadu semua kejadian yang ia lihat atau alami jika tidak sedang bersama Haechan.

Haechan hanya menaikkan alisnya bingung, "Hm benarkah? Memang apa yang Ahjumma itu dilakukan?" tanyanya dengan tangan yang membuka kemasan biskuit kesukaan Chenle yang tadi dibawakan oleh Mark untuk mereka.

"Eum.. tadi Daddy Malk memberikan kartu untuk membayar, lalu yang diambil Ahjumma bukan kartunya tetapi tangan Daddy Malk. Lalu Ahjumma juga bertanya kepada Lele mau memiliki mommy atau tidak, tapi Lele menjawab tidak mau, Lele kan sudah mempunyai Mommy Echan!" jelasnya dengan terperinci. Merasa lelah karena sudah menjelaskan hal yang menurutnya penting ke Haechan, Chenle menarik biskuit yang masih berada di tangan Haechan dan mulai memakannya.

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang