35

57.6K 5.1K 719
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Matahari sudah kembali ke asalnya, langit sudah tidak lagi terang, sedangkan kedua lelaki yang sedang dimabuk cinta masih dengan posisi yang sama. Keduanya masih memejamkan mata dengan posisi saling memeluk satu sama lain di balik selimut tebal nan hangat milik sang pemilik kamar.

Mark—si pemilik kamar terbangun lebih awal, ia tersenyum ketika melihat pemandangan di depannya, wajah hangat Haechan ketika tidur benar-benar indah. Senyum Mark semakin mengembang tanpa ia sadari, perasaan bahagia Mark membuncah sampai rasanya ingin pingsan mengingat Haechan sudah kembali lagi padanya.

Kedua mata Mark turun dengan sendirinya, dari kedua manik yang tertutup kelopak indah dihiasi dengan bulu mata lentik menuju ke satu titik dimana ada sesuatu berwarna kemerahan yang kini sedikit terbuka menampakkan dua gigi lucu bagian depannya.

Mark hanya mampu meneguk kasar ludahnya serta lidahnya yang membasahi bibirnya menggunakan air liurnya sendiri. Kemudian Mark menggeleng dan mengusap wajahnya, fantasi Mark ketika bersama Haechan benar-benar sudah membuatnya gila, Mark hilang akal dibuatnya.

Tanpa membangunkan sosok yang masih terlelap di balik selimut, Mark beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dengan urusannya, Mark turun untuk menemui maid yang kini sedang menyiapkan makan malam.

"Ahjumma, Haechan akan makan malam di sini, tolong masakkan makanan yang istimewa untuknya."

Seluruh maid pun menyanggupi perintah Mark, ini yang pertama kali. Sebelumnya Mark tidak pernah meminta menu masakan kepada maid selama hidupnya. Selama ini Mark hanya menikmati berbagai makanan yang sudah tertata rapi di meja makan tanpa protes ataupun meminta menu makanan spesial.

Mark kembali ke kamarnya, matanya melirik ke arah jam dinding, masih ada cukup waktu beberapa saat sembari menunggu Haechan bangun serta matangnya makanan. Daripada fantasi liarnya semakin tidak bisa terkontrol dan membuang-buang waktu, lebih baik Mark ke ruang kerjanya. Banyak email masuk yang sudah menunggu untuk dimanja oleh Mark.

Disaat sedang pusing-pusingnya karena pekerjaannya yang benar-benar menumpuk, ada Haechan yang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Mark yang menyadari ada bayangan di sudut matanya pun menghentikan gerakan tangannya, "Mau mandi dulu?" tanya Mark dengan memutar kursinya menghadap Haechan.

Haechan menggeleng, "Aku mau pulang," pinta Haechan dengan wajah muram, bahkan ekspresi tubuh Haechan juga terlihat gelisah.

Mark yang menyadari ada sesuatu yang tidak benar dengan Haechan pun meninggalkan pekerjaannya dan mendekat ke arah Haechan, "Ada apa?" tanya Mark lembut dengan menyingkirkan rambut Haechan yang sudah memanjang sampai di matanya.

"Aku takut Daddy marah lagi, aku mau pulang. Ayo antarkan aku Hyung," resah Haechan. Haechan takut jika Johnny yang sudah mulai luluh dengan Mark kembali pada sifat keras kepalanya. Haechan tidak mau berpisah lagi dengan Mark.

Kedua tangan Mark turun sampai kedua bahu Haechan dan mengusapnya pelan, "Hey tenang okay? Kita makan malam dulu lalu aku akan mengantarmu pulang."

Haechan menggeleng ribut, "Pulang," rengeknya.

"Kalau kau tidak makan aku tidak akan mengantarkanmu pulang," ancam Mark seraya menarik kembali tangannya untuk ia lipat di depan perut atasnya.

Haechan menatap wajah Mark dalam-dalam, wajah yang benar-benar menunjukkan jika kemauannya harus dituruti, "Ya sudah aku pulang sendiri saja."

Dengan cepat, Mark menahan tangan Haechan yang hendak membelakanginya, "Heyy no no no! Siapa yang memperbolehkanmu pulang sendiri? Tidak boleh!"

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang