19.

767 62 28
                                    

Hollaaa gengs!!!! 😆😆
Akhirnya aku kembali lagi dengan kisah KEESHA yang berjuta ke-absurd-tan dan kebar-barannya yang membaur menjadi satu ini 😆😆(Sssstttt jangan diomongin ke Keesha nya yah nanti aku diomelin)😆😆

Gimana-gimana nunggunya? Lama gak? Lamalah! Masa enggak! 😆
Maap ye kelamaan, soalnya aku gabut weh, makanya aku bikin challenge 7000 vote 😆😆 tapi karena gagal dan dapat dorongan semangat dari zainalarifin871 akhirnya aku up lagi 😆😆

Jujur ini aku seneng weh, makanya aku up lagi Keesha nya 😆😆 dahlah skip!😆 langsung baca aja ya! Jangan lupa vote and comment yah!😆😆

***

"Kalian ini gila ya? Mau cari mati apa gimana sih?!" umpat Nata setelah mendengar penjelasan dari Keesha, Clarinta dan Delia.

"Enggak, Kak. Kami cuma enggak mau ada korban lagi setelah Keenan." Keesha menjeda omongannya dan menghela napasnya sabar sepertinya menjelaskan hal ini pada seorang Aminnata Airlangga Wijaya ini memang membutuhkan waktu yang sangat lama. "Emang ini sangat berbahaya. Tapi kalo dibiarkan saja, nanti jatuh korban lagi dan bukannya masalah selesai,  tapi malah memperpanjang masalah itu. Kak Nata, ngerti nggak sih?" sentaknya pada kalimat terakhir.

"Kak, please ... Aku janji ini yang terakhir deh. Besok-besok kalo ada masalah, kami bakal minta Kakak aja yang turun tangan deh, kami bakal diem," timpal Delia.

"Aku tahu, keluarga kita banyak dirugikan sama Alcander. Tapi, kalo kita membalas dendam, berarti kita sama jahatnya seperti mereka dong? Dan aku nggak mau kita disamain seperti mereka. Sebisa mungkin kita harus membuat Melvin, Relvin dan Kelvin bisa sadar akan perbuatannya tanpa adanya korban lagi," sanggah Clarinta.

"Tuh, Kak. Punya otak tuh buat mikir ngapa? Jangan buat pajangan aja. Ntar lama-lama jadi dongo mampus!" Oke, sepertinya Keesha saat ini menjelma menjadi macan tutul berbaju pink yang sedang membangunkan beruang kutub yang lagi hibernasi.

"Keesha, bisa sopan gak?" peringat Clarinta.

"Enggak! Masalahnya itu nyawa orang, Kak. Bukan odong-odong jalanan yang setrumannya pakai aki." Keesha membangkitkan dirinya dari sofa. "Pokoknya kalo Kak Nata nggak mau bantu aku Kak Delia sama Kak Rinta bakal jalan sendiri."

Gadis berkuncir kuda itu melangkah meninggalkan ketiga Kakaknya. Namun, di langkah kelima ia berhenti ketika suara Nata terdengar.

"Oke! Kakak, bantu!" sergah Nata. Lelaki itu berjalan mendahului Keesha.

"Katanya mau bantuin, kok malah ditinggal!" misuh Keesha.

"Ikut aja, jangan ribet." Astaga ... Berbicara dengan Nata sama seperti bicara dengan para Pria di cerita wattpad kebanyakan yang sering Keesha baca---membosankan. Ah, berbincang soal hobbi Keesha memang takkan ada habisnya. Pasalnya, gadis itu memiliki hobbi sangat banyak sekali di antaranya; Membaca, mendengarkan musik Korea, bernyanyi meskipun suaranya seperti---lebih bagus dia berdiam saja, dan merusuh di kehidupan orang di sekelilingnya.

"Ini pintu apa? Kok aku nggak pernah tahu?" tanya Keesha setelah sampai di satu ruangan rahasia yang terletak di bawah tanah dan jika ingin masuk ke ruangan itu,  mereka harus masuk gudang terlebih dahulu dan membalikkan lemari tua di sana. Setelah selesai mengetikkan password, pintu besi berlapis baja itu pun terbuka dengan sendirinya. Menampilkan nuansa kamar kerja yang megah berwarna biru muda dengan sebuah meja yang lengkap dengan laptop dan ratusan rak arsip memenuhi setiap sudut ruangan itu. Nata pun dengan lihai, langsung menghidupkan laptopnya dan mencari data milik Alcander. Jangan ditanya, ini ruangan milik siapa? Jelas ini ruangan adalah milik Nata. Ya, Nata sudah bekerja di perusahaan keluarga Wijaya yang berada dibawah naungan Marcello.

KEESHAWhere stories live. Discover now