20.

734 52 25
                                    

Hola gengs, akhirnya ketemu lagi di part 20 sama aku, author yang cantiknya sejagad raya ini 😆😆 gak kerasa ya gengs udah part 20 aja aku kira masih belasan loh 😆😆

Siapa yang keppo endingnya Keesha seperti apa? 😆

Sad ending? 😆
Happy ending? 😆
Atau ngegantung ending? 😆

Tebak hayo tebak, tinggal berapa part ini? 😆 Pokoknya kalo keppo ikutin terus ya kisah anak keluarga Wijaya yang bernama Keesha ini😆

Tap ae ke bawah 😆

_____

"Astaghfirullah!" pekik Keesha ketika membuka gerbang rumah keluarga Alcander.

Clarinta, Delia dan Nata yang mendengarnya pun langsung berlari ke arah Keesha. Rasa khawatir sudah menyelimuti mereka bertiga.

"Dek, ada ap---astaghfirullah!" ucap Delia terkejut ketika netranya menangkap sesuatu yang sama seperti apa yang dilihat Keesha.

"Ini pasti ulah mereka. Mereka pasti udah bawa Kelvin, Relvin, dan Melvin," terka Clarinta.

"Jangan su'udzon dulu! Mending kita masuk dan cari tahu apa yang terjadi?" Nata pun memimpin langkah dari Keesha, Clarinta, Delia, dan para ajudan yang mengawal mereka melawati hamparan pekarangan yang penuh dengan puluhan jasad manusia di mana-mana.

"Ihh ... ." Keesha pun harus melewati beberapa pohon yang tumbang dan sudah dilumuri darah.

"Pak, tolong periksa satu persatu jika masih ada yang hidup, bawa langsung ke rumah sakit terdekat. Untuk biaya perawatan biar saya yang tanggung," titah Nata ketika sampai di teras kediaman Alcander.

"Yakin masih ada yang hidup?" tanya Delia.

"Semoga aja."

"Kalo mati semua gimana?"

"Jangan jahat-jahat ngapa sih, Kak?! Sekali-kali jadi sadis kek, jahat mulu! Bosen tau!" Delia menatap Keesha tajam. Keesha membringsut dan menyembunyikan wajahnya di balik punggung Nata saat netranya bertautan dengan tatapan Delia. "Kak, tuh singa betinanya ngamuk!"

Bukan Keesha namanya kalau tidak membuat kesal orang sedetik saja. 🙂

"Masuk aja. Jangan sentuh apapun!" Nata menendang pintu itu dengan kasar.

"Kenapa nggak boleh nyentuh apapun?" tanya Clarinta.

"Turuti aja," balas lelaki berkemeja hitam dengan celana kain yang berwarna senada itu panjang lebar.

Keesha bertanya ah lebih tepatnya protes, "Terus kenapa Kakak nyentuh dia sekarang? Kenapa aku nggak boleh?"

Nata menatap Keesha tajam. Ya, walaupun tidak setajam tatapan Marcello ataupun Dave, tapi bagi Keesha lumayan lah ya.

Lelaki lulusan dari Oxford University dan telah menyandang gelar sarjana muda ini hanya diam dan melanjutkan tugasnya. Tanpa menghiraukan celotehan Keesha.

"Manusia nyebelin! Kakak nggak bisa ngomong ya? Suaranya udah di ambil ya sama setan penunggu di sini ya?" Keesha yang langsung mendapat tatapan peringatan dari ketiga kakaknya. "Oke, fiks! Aku diem!"

"Berkat gemblengan Ayah, Opa, Kakek dan Daddy Kakak bisa menjadi anggota phoenix dan menelusuri seluruh masalah di phoenix." Nata menghirup oksigen yang berbaur dengan bau darah sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya perlahan.

KEESHAWhere stories live. Discover now