8.

3.3K 149 14
                                    

"Bukannya om Rio udah mati? Terus Siapa musuh kita kali ini? "   kali ini Keesha yang bertanya.

"Entahlah.. Mending kita bawa aja jam ini ke markas phoenix." ide Delia.

"Bentar bentar" Clarinta mengambil alih jam tangan itu dan membongkar nya.

"Rin kamu mau apain tuh jam? " Tanya Delia.

"Bongkar " Jawab Clarinta singkat yang masih sibuk membuka jam tersebut. "Gps" Ujarnya ketika menemukan sesuatu.

"What?!? " Keesha terkejut.

"Oh my God" imbuh Delia.

"Cepet" Clarinta dingin.

"ke mana kak? " Tanya Keesha bingung melihat Clarinta memasukan jam itu kembali ke paperbag dan mulai berjalan keluar.

"Markas phoenix " balas Clarinta yang sudah sedikit menjauh dari tempat duduknya.

"Ikut kak" Sahut keesha.

Minta ditinggal nih anak!!! 😑😑

"Tungguin woy!! " ucap Delia cepat. Tak lupa, ia pun meninggalkan uang untuk membayar makanan dan minuman di meja tersebut.

Di tempat lain...

"Sial!!! Gagal semua ide ku untuk mengintai mereka!! " gerutu seorang wanita paruh baya.

"Tenanglah kak, kita pasti menang. Yang sekarang kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa membebaskan orang suruhan kita dari markas phoenix dan kita bisa mendapat jam itu kembali, biar kita gak ketahuan." jelas seorang lelaki yang usia dua puluh lima tahun.

"kau suruh orang untuk menghadang mereka di tengah jalan dan aku akan suruh orang untuk menyerang markas phoenix." tutur wanita tersebut.

"Baiklah, kalo begitu aku akan temui anak buah ku dulu kak. " ujar lelaki itu lalu pergi.

"Varo! Aku akan menghancurkan mu lewat putri kecilmu 'Keesha'!! " Monolog Wanita itu dengan simriknya.

Markas Phoenix

Di sebuah ruangan yang pencahayaannya sangat minim. Ada dua orang pria di dalamnya.
Satu pria tengah diikat kedua tangannya di dua tiang, sedangkan satu pria lagi sedang menahan amarah nya.

"Siapa yang menyuruhmu mengintai adikku? " Dave dingin.

"Aku tidak akan mengatakannya, sekalipun nyawaku menjadi taruhannya! " ucap pria yang tangannya terikat pada tiang.

"Katakanlah!! Siapa yang menyuruhmu? " Geram Dave.

"Tidak akan!! "

BUGH

BUGH

DUAKK

BUGH

DUAKK

BUGH

BUGH

"Dave!! Hentikan!! " Ujar Marcello yang baru saja memasuki ruangan tersebut.

"Tapi kak dia adalah mata-mata musuh kita." jawab Dave.

"Justru itu, kita tidak boleh berlebihan memukulinya. Kalau dia mati, kita tidak akan tahu siapa orang yang menyuruh nya." jelas Marcello.

"Baiklah kak." Imbuh Dave.

"Aku bersumpah sampai kapanpun aku tidak akan memberitahu kalian siapa yang menyuruhku." Timpal orang itu.

BUGH

DUAKK

"DAVE!!!" Peringat Marcello.

"Maaf kak, aku telah menghabisinya. " Ucap Dave setelah memeriksa nafas dan denyut nadi orang itu.

KEESHAWhere stories live. Discover now