Batal nikah

14.5K 1.5K 93
                                    

Sebuah gedung bercat putih di pinggir jalan nampak ramai dipenuhi banyak manekin yang dipasangi sebuah gaun gaun indah. Dari mulai gaun pesta hingga pernikahan semuanya ada disana. Tak diragukan lagi kualitasnya jika dilihat banyaknya pengunjung yang berlalu lalang di dalam gedung.

Di lantai dua gedung tersebut nampak seorang perempuan sedang duduk di sofa sambil bermain iPad. Didepannya tersaji teh dan juga camilan ringan yang tersedia. 

Sejak tadi ponselnya berbunyi seperti alarm. Setiap lima menit, ada saja orang yang menghubungi dirinya. Entah itu manajer perusahaan, owner gedung pernikahan hingga catering untuk pernikahannya pun semuanya ia yang mengurus. Sudah lewat beberapa minggu pasca akhirnya Sarah memutuskan untuk menikah dengan Devan. Dan selama itu, ia sibuk mengurusi pernikahannya yang tinggal menghitung hari. Tetapi sibuknya itu, bukan sibuk yang seperti sangat antusias menyambut pernikahan, melainkan seperti WO sebuah pernikahan. 

"Kelihatannya cuma saya yang mau menikah." 

Devan tak tahan untuk mengatakannya sejak tadi. Ditambah lamanya ia mencoba tuxedo membuat ia baru bisa mengatakannya.

Sarah yang baru saja selesai berbicara di telepon mengalihkan pandangannya menatap Devan yang sudah lengkap dengan tuxedo miliknya.

Menyunggingkan senyumnya lebar Sarah lalu menghampiri Devan yang berdiri dengan wajah ditekuk. Tentu saja ia bad mood, ini sudah tuxedo ketiga yang ia pakai dan meminta pendapat Sarah. Dan yang perempuan itu jawab hanya 'Iya itu cocok' atau 'Itu juga bagus' dan 'Kalo suka ambil semua aja' 

Lihat! Bagaimana Sarah bersikap seperti dialah pemeran prianya dalam pernikahan ini. Bukankah harusnya wanita yang lebih antusias dalam pernikahannya. 

Dan yang paling membuat Devan kesal ialah Sarah mengatakan semua itu hanya dengan sekali melihat, tak sampai satu menit ia langsung mengatakan hal itu.

Rasanya mereka seperti bertukar gender. Dimana seharusnya Sarah lah yang exited dengan pernikahan ini disini justru sebaliknya. Sarah santai saja seperti kebanyakan pria saat akan menikah. Berbeda dengan Devan yang tak sabar untuk segera menikah.

Seakan mengerti dengan mood Devan yang sudah rusak saat ini, Sarah menepuk-nepuk pundak calon suaminya itu. Menilai dari atas sampai bawah dengan seksama sebelum berujar 

"Ini aja sayang, bagus banget ini sama kamu, pas lagi sama badan, perfect deh."

Sengaja ia panggil dengan embel-embel sayang, setelah ini Devan pasti langsung memaafkannya HAHAHA!

"Cocok apanya? Ini jas kerja saya yang tadi." Ujar Devan yang langsung membuat Sarah kikuk. Bahkan cekikikan terdengar dari beberapa karyawan di butik tersebut. 

Mendengar itu pun membuat Sarah menggigit bibir bawahnya pelan. Sedangkan Devan sudah berlalu dari hadapannya. 

Sarah yang menyadari itu kemudian cepat-cepat membereskan barangnya. Memasukan dengan asal ke dalam tas lalu berlari menghampiri Devan di depan sana.

"Pak tunggu!"

Devan mengindahkan panggilan calon istrinya itu. Kakinya bahkan melangkah dengan lebih cepat dari biasanya. Biarlah! Sepertinya Sarah memang harus diberi pelajaran sesekali. Bagaimanapun perempuan itu memang sedikit keterlaluan. Sudah sering wanita itu melupakan jika akan menikah dengannya, ditambah sikapnya yang terlihat acuh tak acuh.

"Pak Devan!" 

Sarah yang mulai jengah kemudian berlari berusaha menghampiri bossnya itu. Menghadang jalannya sembari merentangkan tangannya mencegah Devan.

"Apa?"

"Ini kunci mobilnya." Sarah memegang tangan Devan kemudian meletakan kunci mobil milik pria tersebut di atas telapak tangannya.

STRANGE BOSS Where stories live. Discover now