Jamet

8K 1K 46
                                    

YANG MASIH INGET KALO NAMA ASISTEN DEVAN TUH ASLINYA CELINE, MON MAAF BANGET YA DISINI W NAMAIN RISA😭😭😭 SOALNYA W LUPA ANJRITT PAS NULIS SIAPA NAMANYE😭😭 TERUS DAH GITU KETERUSAN, JADI PLISS😭🙏 MAKLUMIN AJA😭😭


Masih ingat kan kalau Devan memiliki asisten dikantornya? Sejak tadi, Risa, atau yang lebih dikenal sebagai asisten Devan itu terhitung sudah keluar masuk ruangan bossnya itu berkali-kali.

Menghela nafas, lelah bercampur pasrah karena sejak tadi Devan selalu menyuruhnya kesana kemari. Sudah tugasnya memang karena menjadi seorang kacung!

Hari ini, laki-laki yang diketahui sudah menikah itu mendadak meminta agar ruangannya di tata ulang. Mengganti seluruh furniture didalamnya dengan konsep yang menurut Risa agak aneh.

Ruangan yang semula terasa elegan, berwibawa, serta sangat minim akan barang didalamnya itu kini diatur sedemikian rupa yang Risa nilai lebih mirip hutan!

Cat ruangan tersebut mendadak berubah dengan penuh kehijau-hijauan! Catat, hijau! Dari mulai tembok yang berwarna hijau. Kemudian tanaman-tanaman hijau juga Devan minta agar diletakan disana. Walaupun warna-warna yang pria itu pilih masih sangat tergolong cantik dan elegan. Tapi melihat bagaimana sekarang ruangan yang berubah seratus delapan puluh derajat itu masih tetap membuat Risa cengo dan garuk-garuk kepala.

Risa tak habis pikir! Pikirannya langsung melayang jauh mengingat bahwa Sarah pernah bilang kalau bossnya itu aneh dan sekarang Risa setuju akan hal itu.

Melihat apa yang sekarang terjadi dikantornya Risa pastikan bahwa Sarah pasti akan terkejut saat melihat semua ini. Hanya tinggal menunggu wanita itu kembali dari makan siangnya.

"Tolong buat ruangan saya jadi keliatan seger, tanamannya dibanyakin tidak papa." Devan mengintrupsi salah satu pekerja.

"Udah mirip toko taneman ini mah, tinggal kasih beberapa hewan, jadi lah kebun binatang mini." Risa menyicit pelan. Untung lah Devan tak mendengar ucapannya. Bisa gawat kalau bossnya itu tahu.

"Risa kamu ikut saya!"

Devan berjalan meninggalkan Risa. Mendengar penuturan bossnya itu sontak wanita itu langsung mengekor dibelakangnya tanpa membantah. Sekarang prinsip hidupnya adalah patuh dan menurut saat Devan memerintah. Ia sudah kapok kena omelan Devan hanya karena memprotes sedikit perintah sang boss.

"Pak mau kemana?!"

Sarah berteriak dari mobil yang Vivi kendarai. Usai wanita itu turun dengan selamat Vivi menjalankan kembali mobilnya hendak parkir.

"Mau kemana?" Sarah kembali bertanya saat dirinya sudah berdiri tepat didepan suaminya itu.

Tadinya, Devan hendak pergi ke butik. Pria itu mendadak ingin membelikan Sarah banyak pakaian. Tapi sekarang ia jadi ragu jika mengatakan hal yang sebenarnya pada Sarah. Pasti ujungnya wanita itu menolak dengan dalih lebih baik uangnya untuk Sarah. Padahal kan niatnya baik hendak memakmurkan sang istri. Lagipula kalau semua uangnya dikasih Sarah pun Devan tak keberatan. Ia justru khawatir uangnya tak akan digunakan oleh wanita itu.

"Kamu maunya kemana?"

Sarah mengernyit, "gimana sih? saya tanya bapak mau kemana?"

Walaupun dirumah Sarah sudah mengganti panggilannya untuk Devan tapi tetap saja dikantor wanita itu masih memanggilnya dengan sebutan bapak terlebih ada Risa disana. Maksudnya bapak dari anak-anaknya mungkin, muehehe.

"Saya ngikutin kamu."

Sekarang giliran Risa lah yang cengo. Wanita itu tak habis pikir, lalu tadi Devan meminta mengikutinya itu untuk pergi kemana jika akhirnya seperti ini sih.

"Tapi saya gak mau kemana-mana. Lagian udah jam kerja, waktunya kerja."

"Risa."

"Iya pak?"

"Pulangkan semua karyawan! saya kasih libur untuk dua hari kedepan sampai ruangan saya selesai di renovasi dan batalkan agenda saya hari ini."

"Baik."

"Mentang-mentang yang punya perusahaan!"

"Terserah saya, sekarang udah gak kerja kan, jadi kamu mau kemana, biar saya anter?"

"Ruangan Mas kenapa di renovasi?" Kalau Sarah tidak salah, ia tadi sempat mendengar kalau ruangan Devan sedang di renovasi kan.

"Gapapa, saya gabut soalnya."

"Dih! apaan masa gabut gitu."

"Jadi mau kemana?"

"Ke rumah saya aja, udah lama ga kesana."

Devan mengangguk mengiyakan. Memang sudah lama mereka tak berkunjung kesana. Padahal jarak antara rumah mereka dengan para orang tuanya tidak lah jauh. Kalau untuk orang tua Devan sendiri memilih tinggal bersama Selena yang sedang mengemban pendidikan diluar negeri.

"Mau bawa apa ya kesana?" Sarah bergumam sambil melihat jalanan yang dipenuhi pedagang kaki lima.

"Klepon aja," tutur Devan yang langsung membuat Sarah menoleh.

"Kenapa klepon?"

"Enggh kenapa ya? warnanya ijo soalnya, bagus."

Sarah berdecak. Punya suami kok aneh gini, kalo perihal warna ijo mah banyak gak cuma klepon.

"Mas pengen klepon ya?"

Devan menggeleng, "engga."

"Yaudah beli klepon," putus Sarah.

Mobil mereka kemudian berhenti di sisi jalan. Sarah lalu turun mendekati penjual makanan tradisional disana.

"Saya beli yang warnanya ijo semua ya bu."

Sarah mendelik. Bukan dia yang barusan mengatakan hal itu, melainkan Devan. Ia saja masih asik memandangi makanan makanan tersebut.

"Kenapa sih Mas!"

Devan ini sedang ketempelan apasih sebenarnya. Sarah yakin tadi pagi masih normal seperti biasanya. Kenapa mendadak jadi maniak warna ijo begini. Lagian yang Sarah tahu juga, suaminya itu tak akan memakan makanan yang mereka beli sekarang. Untuk apa juga membeli sebanyak itu.

"Kenapa? ga boleh emang?"

"Ya kenapa belinya banyak banget? kenapa harus ijo juga?"

"Biar gak warna-warni."

Sarah menatap tajam Devan. Sedang yang ditatap hanya mengangkat alisnya sebagai respon. Acara saling menatap itu kemudian selesai saat sang penjual menyebut sebuah nominal harga yang harus dibayar.

"Beli minum dulu sayang, haus," Devan mencekal pergelangan tangan istrinya itu.

"Itu di mobil ada air mineral ayangggg..." Sarah menggeram ditempatnya. Ada-ada saja Devan itu. Jelas di mobil selalu tersedia air mineral, dan pastinya diperuntukan untuk kondisi seperti ini kan.

Devan lalu melepas cekalannya, "alay banget kamu, saya geli dengernya."

"Lah? Mas nya dulu kali yang mulai."

"Saya bilang sayang, bukan ayang."

"Terus bedanya?"

"Manggil ayang udah kaya jamet aja."

"Pfffttt, Mas! tau darimana sih!" Gelak tawa jelas Devan dengar dari istrinya itu. Sarah tertawa terpingkal karena ucapan Devan barusan. Apalagi melihat kondisi wajahnya yang datar semakin menambah tawa wanita itu.

"Jamet darimana? itu romantis kali," tutur Sarah masih dengan sedikit tertawa.

"Udah ayo beli es cendol," tukas Devan mengakhiri tawa dari istrinya itu.




W TUH NUNGGUIN TARGET VOTE DARI KALIAN TERPENUHI DULU BARU UP, TAPI KOK LAMA BANGETTTTTTT. YAUDAHHH INI DI VOTE AJA YA SAYANG SAYANGKUHHHH!

BTW, CERITA LAIN DARI W YANG JUDULNYA WEDDING DRAMA UDAH TAMAT LOH, BACA DONGGGGG MUEHEHE.

STRANGE BOSS Where stories live. Discover now