Isinya bayi tau!

11.3K 1.3K 63
                                    

PENCET BINTANG KALO MAU DAPET PACAR! KOMEN KALO MAU DAPET SUGAR DADDY, HEHE.


Devan mendekat ke arah Sarah. Membantu wanita itu berdiri kemudian merangkulnya posesif.

"Bawa wanita ini keluar! Dan jangan biarkan dia datang lagi kesini!"

"Gak Devan! Harusnya dia yang kamu usir! Karena dia hubungan kita berakhir."

Evelyn memberontak dari dua laki laki yang berusaha membawanya keluar. Ia jelas tidak terima. Apalagi saat mendapati Sarah yang bersikap seolah ketakutan. Tch! Evelyn muak melihat itu.

Hingga sesaat kemudian Devan melepaskan Sarah dari rangkulannya. Membuat semua orang menerka-nerka dengan apa yang barusan mereka lihat. Mereka kira Devan akan membela Sarah. Tapi sekarang pria itu justru berjalan mendekati Evelyn. Evelyn yang melihatnya tentu saja senang. Merasa menang karena Devan tidak mungkin semudah itu melepas dirinya. Karyawan kantornya pun mulai bergosip kembali. Membicarakan Sarah yang sebentar lagi ditendang dari perusahaan tersebut bahkan oleh Devan sendiri karena pria itu lebih memilih mantan kekasihnya.

"Dengar baik-baik. Harusnya kau ber terimakasih padaku. Karena aku dengan baik hati telah menyelamatkan karirmu."

"Apa maksudmu?"

Evelyn mendesis. Percakapan yang hanya dapat dua orang itu dengar nyatanya mampu membuat semua orang salah paham. Sedangkan Sarah sudah mengepalkan tangannya kuat. Awas saja jika pria itu berniat balikan dengan Evelyn! Tidak akan Sarah biarkan! Devan akan habis ditangannya nanti.

"Skandal perselingkuhanmu dariku."

Mata Evelyn membola sempurna. Setelah itu Devan berdiri tegak menghadap seluruh karyawannya yang sejak tadi menonton pertunjukan gratis. Tch menyebalkan! Devan bosan menjadi pusat perhatian.

"Dan untuk semua yang sudah menggosipkan Sarah kalian semua saya pecat!"

"Segera bereskan barang kalian. Saya tak menerima segala bentuk protes apapun!"

Wajah Sarah mengembang. Jadi begini enaknya jadi istri Devan ya? Kalau tahu semenakjubkan ini sih dia tak akan menolak sejak dulu. Rasanya seperti diratukan oleh orang yang tepat. Sarah jadi tak ingin berpisah dengan Devan. Demi menghindari para orang ketiga diluaran sana harus dengan apa agar laki laki itu tak pergi darinya? Ah, atau haruskan Sarah program kehamilan dari sekarang. Supaya Devan cepat memberi seluruh hartanya pada sang anak. Kemudian jika pria itu ingin pisah Sarah akan berusaha ikhlas karena setidaknya ia akan meratapi Devan di atas tumpukan uang dan harta pria tersebut. Muehehehe.

Dan untuk para karyawan yang baru saja suaminya itu pecat. Biarlah! Sarah sedang tak ingin bermurah hati. Lagipula mereka sudah membuat Sarah sakit hati kan. Sekarang biarkan saja mereka dipecat dan melamar di perusahaan lain. Semoga diterima, itu saja yang bisa Sarah bantu.

-

"Ck sudah kubilang kamu itu istri saya! Tidak percaya! Sekarang dipecat baru tahu rasa!"

"Mereka gak salah juga sih mas kan dulu mama papa juga enggak percaya." Yang Sarah maksud itu orang tua Devan. Ingat kan yang dulu menertawakan Devan saat ingin menikah dengan Sarah.

"Hmm terserah lah!"

Lihat kan! Devan itu sekarang sudah tak suka berdebat dengan Sarah. Seperti menghindari keributan di antara mereka. Sarah mengangguk anggukan kepalanya. Ya memang seperti itu suami yang seharusnya sih, pikirnya.

"Kok aku jadi males kerja ya."

Sarah yang tengah duduk-duduk di sofa sambil ngemil melihat ke arah Devan. Pria itu nampak tak peduli. Hanya menjawab dengan gumaman. Fokusnya sedang berada pada komputer didepan wajahnya sekarang.

Hening sebentar. Sarah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa diam?"

"Sibuk mikir gimana caranya biar uang kamu abis."

Sarah asal menjawab. Tapi sempat tepikir juga sih hehe. Lagipula ia belum pernah tuh menghamburkan uang milik Devan untuk kesenangannya sendiri.

"Sini." Devan menepuk paha atasnya. Memberi isyarat agar Sarah mendekat ke arahnya.

"Kenapa?"

"Duduk dulu."

Sarah memicingkan matanya. Menatap Devan yang menyuruhnya duduk dipangkuan pria tersebut sambil menyipitkan mata. Tapi hal itu pun percuma karena berakhir ia duduk dipangkuan Devan. Lumayan. Sarah belum pernah seperti ini soalnya.

Devan lalu fokus pada komputer didepannya. Dan Sarah hanya melihat apa yang pria itu lakukan. Tak butuh waktu lama sebuah nominal angka muncul disana. Sebanyak itu dan Devan harus membayarnya?!

"Lapan ratus juta duit kamu sold out gitu aja!"

"Yang bener aja kamu!"

Sarah berdiri dari duduknya saking terkejut. Allahuakbar itu sih seharga mobilnya dulu juga masih sisa. Sisanya buat nongkrong di mekdi juga sampe muntah muntah kali. Lah ini! Duit sebanyak itu hanya untuk membeli baju dan tas serta antek anteknya yang lain. Wah! Devan memang luar biasa.

Kalau Sarah minta KFC apa akan dibelikan juga ya oleh Devan? Sarah jadi penasaran.

"Ini salah satu cara buat ngabisin duit sayang. Walaupun gak habis tapi setidaknya udah usaha."

Ck! Usaha macam apa ini. Orang lain usaha supaya dapat duit. Lah ini usaha kok ngabisin duit. Emang aneh ya orang kaya itu. Sarah sibuk berpikir. Entah apa lagi yang wanita itu pikirkan sekarang. Sedangkan Devan sudah ndlesep-ndlesep diperut Sarah. Wangi. Ia suka baunya.

"Perut kamu buncit pasti isinya kalo ga sempol, cimol, pentol terus apalagi tuh kumkuman krupuk."

"Sembarangan! Isinya bayi tau!"

"Hah?"




Tadinya belom mau up. Diliat lagi soalnya masih banyak yang ga vote! Kalian mau vote apa gue kirim jampi-jampi sekarang ha. Next kalo tembus 1k vote ahhhhh muehehehe. Dadaaaa kaliannnn see you ygy muehehe

STRANGE BOSS Where stories live. Discover now