20. Permintaan Maaf Serta Pengungkapan

600 51 9
                                        

Happy reading ❤️

Bisikan bisikan setan mulai terdengar dari kuping Shakila kala memasuki kelas. Semua siswa menatapnya tajam, ia meremas ujung ranselnya, jujur saja ia merasa takut sekarang. Shakila mulai menarik napasnya berat, baru saja kemarin lusa ia ingin memulai lembaran baru, tapi sepertinya usahanya sia sia.

Kini Shakila kembali menjadi dia yang dulu. Ia mengubah raut wajahnya, sekarang ia terlihat begitu sombong seperti yang dikatakan teman kelasnya.

Saat Shakila ingin menaruh rangselnya, cibiran dari teman temannya membuatnya merasa geram. Ia menaruh rangselnya ke meja dengan suara keras.

Sebelum ia menidurkan kepalanya ke meja, Shakila menatap satu persatu temannya. “Kenapa? Ada yang salah?”

Bukannya menjawab, mereka malah mengalihkan perhatiannya. Dasar! Beraninya ngomongin dibelakang. Sekarang Shakila bodoamat, ia tidak mau diam saja. Membiarkan orang lain menindasnya seperti dulu. Walaupun dalam hatinya, ia merasa sangat cemas dan takut.

Jantungnya mulai berdetak dua kali lebih cepat, sepertinya gangguan anxiety nya kembali kambuh. Pikirannya kemana mana.

Kalau mereka benci gue gimana?

Kalau gue gak dapet kelompok waktu pembagian tugas gimana?

Apa iya mereka bakal nge bully gue habis ini?

Pikirannya mulai negatif, Shakila meneguk ludahnya kasar. Sungguh, ia tidak sanggup jika nanti dihadapkan dengan orang orang jahat seperti di masa lalunya.

“Kil!” panggil seseorang yang sebenarnya dari tadi malam ia pikirkan.

Shakila mendongak ke depan, lalu menegakkan tubuhnya. Dengan muka datarnya, ia membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu. Tapi buru buru tangannya digenggam.

“Ayo, Kil, ikut gue,” ajak Keysa menarik tangan Shakila.

Shakila dibawa ke taman belakang kelas. Disana sudah ada Nathania yang menunggu dengan perasaan cemas. Ketika melihat Shakila datang, Nathania langsung memeluk sahabatnya itu. Shakila pun membalasnya dengan senang hati. Tanpa sepatah katapun, Nathania menangis merasa bersalah. Begitu juga dengan Shakila, ia juga menangis.

“Kil, gue minta maaf,” ucap Nathania di sela sela tangisnya.

Shakila melerai pelukannya, ia mengenggam tangan Nathania. “Krnapa Lo minta maaf?”

“Lo sama sekali gak salah,” lanjut Shakila menghapus air mata sahabatnya.

“Tapi gue udah bikin hati Lo sakit, Kil.” Nathania kemabali menangis. Padahal selama ini ia yang jadi tempat curhatnya Shakila.

Shakila menggelengkan kepalanya cepat. “Nggak! Lo gak boleh ngomong gitu Nia,”

“G-gue udah tahu dari lama kalau Rendra suka sama Lo,” ungkap Shakila jujur. Seharusnya ia memberi tahu sahabatnya sejak saat ia mendengarnya. Tapi Shakila malah memendamnya, ia tidak tahu malah menjadi seperti ini sekarang.

Nathania juga Keysa yang mendengarnya pun terkejut, meminta penjelasan.

“Waktu kita ke toilet, gue denger pembicaraan temen temen cowok yang ngomong kalau Lo itu cantik, dan Rendra suka sama Lo,” jujur Shakila menjelaskan. Sepintas ada rasa nyeri di dadanya.

“Pas denger itu, gue nyesek.”

“Tapi cuma gue pendem, gue takut,” ungkap Shakila ingin mengatakan sesuatu tapi ia tahan.

Keysa menepuk pundak Shakila pelan. “Kenapa? Ngomong aja, Kil. Jangan di pendem sendiri,”

“G-gue takut,”

Senyap Yang Tak Terucap (Completed)Where stories live. Discover now