34. Rendra Kembali Berulah

345 36 1
                                        

Happy reading ❤️

Keadaan kelas saat ini sangat tenang, dan juga sangat damai. Mereka sibuk mencatat materi yang ada dipapan tulis. Pak Rudi sendiri tengah mengotak atik laptopnya.

“Bima tolong bantu bapak,” kata pak Rudi menyuruh Bima untuk ke depan.

Bima yang sedang menulis pun, menghentikan pekerjaannya. Ia maju ke depan. “Ya, pak?”

“Tolong kamu ulur kabel ini!” suruh pak Rudi.

“Baik pak,”

Dengan segera, Bima mengulur rol kabel. Seperti yang diperintahkan pak Rudi.

“Bim, geser dong! Gak kelihatan!” suruh Rico saat tubuh Bima menutupi papan tulis.

“Iya,” balas singkat Bima.

“Sekalian hidupin kipas Bim! Gerah banget,” timpal Rendra menyuruh.

Bima berdecak, tapi tetap menghidupkan kipas angin. Awas aja setelah ini, ada yang menyuruhnya lagi.

“Bim-Bim!” kali ini Andi yang memanggil.

“Apa lagi, sih!” sewot Bima sambil mencolokkan kepala kabel ke lubang listrik.

“Manggil doang si,” ujar Andi jahil.

Bima kembali mendegus, memang dasarnya teman temannya suka mengganggunya. Ia mendekat ke arah pak Rudi.

“Apa lagi pak yang perlu saya bantu?” tanya Bima menawarkan bantuan.

“Nggak ada. Silakan duduk,” jawab pak Rudi. Langsung mendapat anggukan Bima.

“Oke anak-anak, kalian bisa berhenti dulu nulisnya. Sekarang kita nonton live Olimpiade Nasional!”

“Yeay!” seru seisi kelas.

Shakila memutar bola matanya tidak minat. Saat menoleh ke samping, ia mendapati wajah datar Lily. Tentu saja Lily tidak suka, harusnya dia juga ikut olimpiade itu. Shakila menyunggingkan bibirnya, ia tersenyum puas. Mampus, di hianatin temen sendiri.

Olimpiade Nasional memang terjadwal hari ini, Nisa dan April tadi pagi hanya ke kelas untuk menaruh surat izin. Setelahnya pergi. SMA Trisakti sendiri mewakilkan 4 siswa dari jurusan IPS untuk mengikuti olimpiade ini. 2 siswa kelas sebelas dan sisanya dari kelas mereka, anak kelas 12.

Pak Rudi mulai menampilkan gambar di layar lebar. Baru saja ditampilkan, tapi Shakila sudah bosan duluan. Menurutnya ini hanya buang buang waktu.

“Yah, pak, kok, udah pengumuman pemenang sih?” protes Rico saat melihat Vidio yang di tampilkan sudah sampai ke pengumuman pemenang.

“Kalau dari awal nontonnya, kalian gak akan belajar,” balas pak Rudi.

Dalam hati para siswa mengumpat. Tentu saja, pak Rudi tidak mau rugi. Beliau tidak membiarkan siswanya berleha leha.

“Kalian simak saja,” suruh pak Rudi.

Shakila mencoret coret di buku dengan bolpein. Ia menggambar wajah alien yang katanya sangat di takuti para manusia. Kadang, bila bosan, ia sering menggambar seperti ini.

Sepertinya seisi kelas mulai tegang tatkala sudah ditentukan tiga sekolah yang akan masuk ke tiga besar. Diantarnya SMA Trisakti, SMA Teladan dan satunya SMA Ayodhya.
Walau tidak suka, bagaimanapun Shakila juga tetap merasa kepo, siapakah yang akan menang.

Pemenang peringkat kedua sudah ditentukan. Dimenangkan oleh SMA Teladan, hal itu membuat mereka semakin deg degan.

“oke, sekarang waktunya siapakah pemenang peringkat pertama? Apakah dari SMA Ayodhya? Atau justru SMA Trisakti?” sorak mc yang ada di sana.

Senyap Yang Tak Terucap (Completed)Where stories live. Discover now