Happy reading ❤️
Tekan tombol ⭐agar aku semangat nulisnya.Shakila terlihat mondar-mandir di kamarnya dengan rasa cemas yang meliputi nya. Sambil mondar-mandir ia memilin jari kukunya yang sudah mulai berkeringat dingin. Malam ini, akan ada pertemuan rutin pemuda. Tapi ia, tidak mau berangkat, ia takut nantinya akan ada yang datang kerumahnya.
Tadi, Shakila sudah menelfon Elvan, ingin meminta pertolongan. Shakila ingin mengajak Elvan keluar malam ini, tapi saat teleponnya diangkat oleh Elvan, Shakila malah menekan tombol merah. Ia rasa tidak seharusnya membicarakan ini pada Elvan.
Satu notif dari ponsel Shakila muncul. Itu dari Elvan yang katanya sudah menunggunya didepan rumahnya, hal itu membuat Shakila kelabakkan dan panik.
Shakila menyembulkan kepalanya dari dalam kamar. Di ruang tamu terdapat ayahnya yang sedang membaca koran.
“Duh, gimana ini?” tanya Shakila bermonolog sendiri. Ia kembali mondar-mandir dengan menggigiti kukunya.
Sepertinya dengan sangat terpaksa, ia harus mengendap-endap keluar rumah. Shakila mengambil tasnya terlebih dahulu. Dengan mengucap bismillah, ia keluar dengan hati hati.
Shakila berjalan berjongkok dengan hati hati, sambil menatap ayahnya. Ia menghela napas lega, saat sudah sampai di depan pintu, ia membukanya pelan.
“Elvan!” panggil Shakila dengan mata berbinar, ia mendekat kearahnya.
“Udah izin belum?” tanya Elvan, mengacak-acak rambut Shakila.
Shakila menggeleng pelan. “Nggak usah Elvan,”
“Gue yang izinin,” lontar Elvan berjalan maju. Tapi kakinya berhenti kala melihat ayah Shakila di depan pintu.
“Mau dibawa kemana anak saya?” tanya ayah dengan wajah seram.
“Saya mau bawa Shakila, keluar sebentar om,” sahut Elvan, ia ingin menyalimi tangan ayah, tapi ayah tidak meresponnya.
Ayah menatap Elvan tidak suka. “Masuk Kila!”
“Tapi yah--”
“Ayah bilang masuk ya, masuk!” tegas ayah dengan mata yang melotot.
“Sekarang bukan waktunya kamu pacaran. Mending sekarang kamu ke kamar, terus belajar!”
“Kaya kamu pintar aja! Masuk, belajar!” suruh ayah
“Ayah, Kila--”
“Diam! Masuk sana! Ayah gak suka, kalau kamu jadi pembangkang seperti ini!” geram ayah merasa kesal.
“Om Shakila juga butuh refreshing, biar gak stres belajar terus.” kata Elvan membela gadisnya.
“Kamu jangan ikut campur!” bentak ayah dengan jari telunjuk yang mengarah ke Elvan.
“Cukup, yah!” seru Shakila
“Kila, udah besar! Kila, juga butuh temen. Emang kenapa yah, kalau Elvan yang bakal jagain, Kila?” tanya Shakila dengan suara parau.
Untuk pertama kalinya, seorang ayah tertegun melihat anak semata wayangnya menangis tersedu di depannya.
“Ada apa sih, yah! Ribut-ribut!” teriak bunda keluar rumah.
“Kamu lagi! Ngapain kamu kesini?” tanya bunda tidak suka dengan kehadiran Elvan.
“Tante saya izin--”
“Gak ada!” sewot Bunda memotong percakapan Elvan.
“Kila! Kenapa kamu malah pacaran dengan dia?”

YOU ARE READING
Senyap Yang Tak Terucap (Completed)
Teen Fiction||Follow dulu yuk, biar makin akrab sama aku|| DONT COPY MY STORY! Hidup dengan rasa cemas dan ketakutan setiap saat, akan kah kamu bisa? ini kisah Shakila, seorang gadis remaja yang terjebak lingkaran hitam dimasa lalunya yang menyebabkannya terk...