23. Mulai Terbuka pt2

434 45 2
                                        

Happy reading ❤️

“An,” panggil Shakila lirih.

“What?”

“G-gue mau minta maaf,” cicit Shakila

Andi yang dari tadi sibuk dengan gamenya, sekarang menatap Shakila bingung. “Kenapa?”

“Waktu gue nampar Lo waktu itu,” ucap  Shakila lirih, tidak berani menatap Andi.

“Yelah Kil. Gue kira apa.” Andi mengubah posisi duduknya, ia menghadap ke posisi Shakila.

“Gue tahu, Lo pasti emosi pas denger Rendra ngomong suka Nathania, waktunya pas banget buat jadiin gue pelampiasan.” beber Andi

“Maafin gue juga, Kil. Perkataan gue waktu itu jangan Lo masukin hati,” Andi merasa tidak enak, meskipun hanya truth or dare.

Shakila masih mengingat, Andi memang menembaknya hanya karena truth or dare yang diadakan dikelas tempo lalu. Tapi tetap saja ia merasa kesal dan malu.

“Gue juga lihat Lo nangis di toilet,” ungkap Andi

Shakila membelakkan matanya, tidak percaya. Jadi, waktu ia menjambak rambutnya seperti orang gila. Andi melihatnya?

Shakila meneguk ludahnya, ia merasa tidak siap. Tidak siap jika harus menerima ejekan dari Andi. Pikirannya terus membawa ke hal negatif, Shakila berpikir, pasti setelah ini Andi akan membeberkannya pada teman sekelasnya. Shakila mengigit bibir bawahnya, merasa cemas sekaligus takut.

“Lo gak papa?” tanya Andi menepuk bahu Shakila pelan.

Shakila menatap Andi dengan tatapan memohon. “Jangan beritahu teman sekelas ya An. G-gue takut.”

“Cuma Lo sama temen gue yang tahu soal masalalu gue,” ungkap Shakila

Andi memutar bahu Shakila untuk menatapnya. Andi menatap mata Shakila dengan tajam, ia sangat serius sekarang. “Nggak usah Lo pikirin, Kil. Gue bisa jaga rahasia, asal--”

“Lo kasih hotspot tiap hari,” Andi tertawa terbahak-bahak, ia terlihat mencairkan suasana.

Shakila memukul dada Andi keras, ia merasa kesal. Andi memang menyebalkan, tidak bisa diajak kerjasama. Ia tidak mau rugi membuat Shakila jengkel melihatnya, ia memanyunkan bibirnya.

“Dih! Ngapain dimanyun-manyunin,”

“Bukannya lucu jatuhnya kayak ngeselin, Kil,” ledek Andi tertawa.

Shakila berdecak sebal. “Berisik!”

Shakila berdiri dan ingin beranjak pergi, malas jika harus mendengarkan ejekan Andi. Memang mulutnya itu benar-benar lemes.

“Mau kemana Lo?” tanya Andi disela sela tawanya.

“Bukan urusan Lo!” seru Shakila terdengar ketus.

“Gue bilang Rendra ah--” ancam Andi, langsung saja Shakila berbalik badan dan duduk.

“Beraninya pake ancaman!” cibir Shakila

“Aduh, kasian banget, sih,” Andi menepuk kepala Shakila, dengan sengaja ia menepuk dengan keras.

Shakila memutar bola matanya, sambil bersedekap dada. Ia meniup helaian rambut yang menutupi wajahnya.

“Dekatan dikit dong, Kil,” suruh Andi, ia kembali menyentuh ponselnya.

Shakila melotot mendengarnya. “Modus Lo!”

Andi menatap Shakila bingung, didetik kemudian ia tertawa. “Hotspotnya, Kil!”

Mata Shakila refleks melebar dengan pipi yang merah menahan malu. “Lo, sih gak bilang,”

Senyap Yang Tak Terucap (Completed)Where stories live. Discover now