7. Harapan baru

2.1K 168 6
                                    

"Selamat pagi anak-anak hebat! Bapak akan mengumumkan sesuatu event besar kali ini."

"Ada acara apa, Toy? Kayaknya serius banget?"

Cassie mendengus ketika Leta malah menatap lurus ke arah pentolan Nevada yang diam-diam menyita perhatian semua orang.

"Letoy!" Cassandra menyenggol bahu Violeta membuat gadis itu langsung tergagap. "Emang mereka punya sihir apa, sih? Kenapa semua orang sampe kayak gitunya ngelihat mereka."

"Lo belum tau, Cas. Gue tantang lo lihat mereka lima menit aja. Gue jamin lo langsung jatuh hati," jawab Leta yakin.

"Kiasatina Violeta, Kelano Abyaksa, Adryansyah Rintis, Aurora, Cassandra Lionia, Rifaldi, Agung Delano, Agam! Kalian maju ke depan!"

"Let, ini ada apa?"

"Lo sih! Pasti mau di hukum," jawab Leta sambil maju ke depan menarik tangan Cassie.

"Kalian perwakilan pekan olahraga dan seni di Jakarta cabor badminton. Persiapkan diri kalian dari hari ini."

"Pak, tapi saya sebelumnya nggak pernah ikut kayak gitu," jawab Agam. "Bahkan ekskul saya ikut basket!"

"Nah, betul, Pak! Saya juga nggak pernah, apa lagi si Leto—eh Leta! Dia ajs kutu buku, kok bisa ikut?" tanya Cassie tak habis pikir.

"Saya yang lebih tau dari kalian."

Jika seperti ini, mereka semua hanya bisa pasrah dan berharap semua ini hanyalah mimpi belaka.




—oOo—

"Hello guys! Mens double in here!"

Teriakan Agam langsung menggema di segala penjuru lapangan. Laki-laki itu bahkan tak perduli ketika dirinya mengalihkan perhatian semua siswi yang sedang berkumpul.

"Gue nggak berharap bisa satu tim sama dia," ucap Cassie yang masih bisa didengar oleh Agam.

"Eh, keju! Gue juga nggak berharap demikian," jawab Agam kesal.

Cassandra langsung melempar sebuah batu hingga mengenai punggung Agam. Dengan sangat keras pula.

"Cassie!" Violeta menatap tajam sahabatnya. Gadis itu benar-benar bar-bar. "Kalo ada apa-apa, lo disuruh tanggung jawab gimana?"

"Bodo amat! Orang kayak dia nggak cocok di mintai tanggung jawab," jawab Cassandra kesal.

"Kalian di sini saya kumpulkan bukan untuk bertengkar dan adu mulut. Sebentar lagi akan diadakannya pekan olahraga dan seni se-Jakarta. Kalian cabor olahraga dengan keterampilan masing-masing harus bisa berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik untuk SMA Nevada. Jangan kecewakan kami semua."

"Bapak yang ngecewain saya, Pak! Temen-temen saya pada di basket, saya di bulutangkis sendiri. Nggak adil," ucap Agam tanpa ragu.

"Gue ikut voli, woy!" ucap Akhtar kesal. "Yang ikut basket cuman Altas!"

"Demo inu harusnya!" jawab Aksa mengompori.

Sebenarnya dirinya juga tak masalah terpecah-pecah dengan sahabatnya. Yang terpenting dirinya dapat bersenang-senang tanpa harus mengikuti pelajaran.

"Saya juga nggak bisa bulutangkis, Pak!" jawab Cassie.

"Ikut-ikutan aja lo boncel," jawab Agam yang disusul erangan kesakitan dari laki-laki itu.

AKARA (Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora