10. Dua kepribadian?

2.3K 161 12
                                    

"Gimana ceritanya temen kita jadi kayak gitu?!" Altas menatap tajam ke arah ketua OSIS SMA Garuda yang diam seribu bahasa.

"Dia pamitnya ke toilet, dan pulang dengan keadaan banyak darah. Darah dari mana?!"

"Bisa jadi itu kecelakaan. Kita juga nggak tau, 'kan!" ucap seorang perempuannya yang menjabat sebagai sekretaris.

"Kecelakaan? Dia nggak seceroboh itu. Penjagaan kalian di sekolah itu kayak mana?!"

Mereka semua diam. Bahkan sahabat Altas hanya bisa memandang heran ke arah Altas yang bisa berubah seperti monster karena Violeta.

"Gue minta salinan cctv dan kirim ke email Nevada secepatnya."

"Tapi cctv sekolah ini belum diperbaiki."

Altas menggebrak meja dengan sangat keras. Mata laki-laki itu berkilat marah. "Bakal gue selidikin kejadian ini. Sampe kejadian ini ada kaitannya dengan kemenangan Violeta, nama sekolah kalian hancur detik itu juga."

—oOo—

"Cass ... please! Gue harus pulang sekarang."

"Ta! Kaki lo belum bisa jalan! Jangan ngeyel kalo di bilangin," ucap Cassandra kesal. "Kenapa lo bisa kayak gini, sih?!"

"Nggak ada waktu buat gue cerita, Cass. Gue bakalan pulang sekarang."

Ketika kaki Violeta hendak turun dari ranjang uks, gadis tersebut hampir terjatuh jika tidak ada lengan Altas yang menahannya.

"Lo bisa diem di tempat nggak?! Nyusahin banget jadi orang!" bentak Altas.

"Al?"

Violeta tak menyangka akan ada Altas di sini. Laki-laki itu ... menolongnya.

"Al ... Leta harus ke rumah sakit."

"Ta, keadaan lo masih kayak gini. Itu juga barusan di jahit. Nanti kalo lepas gimana?" ucap Cassie tak habis pikir.

"Cas, please-"

"Oke. Lo pulang, gue anter sekarang."

Tanpa diduga, Altas memapah tubuh Violeta untuk turun. Ketika baru beberapa langkah Violeta berjalan, gadis itu meringis tertahan.

Altas melepaskan rangkulannya pada pundak Violeta. Laki-laki itu kemudian berjongkok di depan Leta, membuat gadis itu heran.

"Al? Mau ngapain?"

"Naik. Gue gendong," ucap Altas tak terbantahkan.

Laki-laki itu berhenti tanpa berniat pergi ketika Violeta mengejarnya. Bolehkah dirinya berharap lebih agar Altas selalu di sisinya. Ataukah dirinya harus berjaga-jaga ketika laki-laki itu pergi begitu saja karena hanya singgah sebentar?

—oOo—


Altas melihat ke kanan dan kiri ketika sang pemilik rumah sedang berganti pakaian. Dirinya benar-benar tak menyangka akan singgah di rumah seperti ini. Dengan keadaan yang bisa dibilang cukup memperihatinkan.

"Maaf, ya. Rumah Leta emang kayak gini. Enggak sebagus punya Altas," ucap Violeta dengan senyuman khasnya.

"Lo sendiri tinggal di sini?"

AKARA (Terbit)Where stories live. Discover now