20

330 52 12
                                    

LEGISLATIF

Nama telat!

Mengetahui bahwa dirinya telat di hari terakhir OKK, sengaja ia mencari jalan yang tidak terlihat dengan panitia lain. Malu. Mau ditaruh di mana mukanya kalau bertemu dengan panitia pelaksana. Waktu kedatangan yang ditetapkan untuk panitia itu pukul 05.00 pagi, sedangkan Nama dengan wajah yang hanya sempat ia basuh dengan air saja datang pada pukul 07.00 pagi disaat matahari udah muncul sempurna. Matahari kalau bisa tertawa juga sepertinya ia akan melakukan hal tersebut saat melihat keadaan Nama sekarang.

Suara koordinator komdis masih memenuhi gendang telinganya. Penindakan atribut terhadap maba pasti sedang berlangsung sekarang. Lama-lama suaranya makin terdengar jelas. Nama sengaja mencari jalan melewati ruang-ruang kelas yang berada di belakang podium yang dibuat khusus untuk koor komdis atau presma yang akan memberikan pengarahan. Tujuan utamanya sekarang adalah menuju sekre. Setidaknya Nama akan aman di sana sampai para maba diarahkan menuju auditorium.

Setelah menyelip-nyelip diantara bangunan-bangunan kampus, akhirnya Nama sampai di sekre Legislatif. Keadaan di sana sepi, hanya ada beberapa anak konsumsi dari panitia dan PMI yang sedang duduk-duduk minum teh.

Nama tersenyum canggung saat menyapa mereka. Pura-pura menampilkan wajah biasa saja untuk menutupi keterlambatan.

"Lo telat?"

Sapaan Jefri terdengar saat Nama membuka pintu. Mampus. Malah ketauhan sama wakil ketuanya langsung.

Nama nyengir sambil berlalu masuk dan menutup pintu kembali. Mereka hanya berdua di ruangan itu.

"Ngapain, Kak? Kok gak monitoring?"

"Makan, laper gue." Di tangan Jefri memang terdapat jajan yang sudah ia gigit. "Lo makan juga, nih." Jefri menyodorkan kotak berisi konsumsi panitia.

"Iya, Kak." Nama mengambil satu jajanan lalu memakannya perlahan. Kebetulan Nama juga laper banget karena belum sarapan. Gimana mau sarapan, datang saja telat.

Situasi berduaan dengan senior memang selalu canggung. Apalagi Nama bukan orang yang aktif bicara kalau tidak ada ada pancingan terlebih dahulu. Memangnya Nama mau ngomongin apa sama Jefri? Skripsi? Jelas tidak mungkin. Selama ini, topik yang mereka bicarakam juga tidak jauh-jauh dari proker atau keperluan Legislatif, sisanya hanya haha-hihi doang kalau sedang kumpul-kumpul bersama.

Jefri berdeham lalu meneguk kopi yang sudah ia buat.

"Ekhem ... ekhem...," Jefri melirik Nama. "Gue gatel pengen nanya sama lo, boleh gak sih?"

"Itu udah nanya."

Jefri meletakkan gelas kopinya sambil mendengus. "Bukan gitu juga, serius nih gue, boleh nggak?" Nadanya berubah agak sewot.

Nama menahan ketawanya. "Iya, boleh. Mau nanya apaan sih? Segala pake tanya boleh nanya apa nggak, awas aja kalo gak penting ya, Kak!"

Jefri mendekatkan kepalanya ke arah Nama, menatap cewek itu dengan raut wajah penasaran. Nama refleks langsung memundurkan wajahnya. Gila kali ini cowok, Nama gini-gini juga masih normal kalo disodorin cowok ganteng.

Wajah Jefri telihat sangat serius. Dengan pelan Jefri berbisik. "Lo beneran pacaran sama Davin?"

"Hah?"

"Kok hah sih? Jadi beneran apa bohongan, nih?"

"Gosip!"

"Gue tanya, beneran apa bohongan?"

Nama mendengus. "Bohong lah!"

Jefri memundurkan kepalanya. Sekarang, keningnya berkerut menatap Nama tidak percaya. "Lo bohong ya?"

LegislatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang