21

384 45 25
                                    

LEGISLATIF

"Jadi pacar gue beneran..."

Nama mematung. Tanpa sadar ia menahan napasnya beberapa detik setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Davin. Semburat merah mewarnai kedua telinganya.

Davin memundurkan wajahnya. Matanya langsung melihat raut wajah Nama yang menegang seperti baru saja bertemu hantu. Tawa kecil lolos begitu saja setelah melihat pemandangan itu.

"Gimana? Gampang kan?"

Setelah beberapa detik mengumpulkan sisa-sisa dirinya yang tadi melayang entah kemana, akhirnya Nama menoleh. Davin juga sedang balik menatapnya. Tidak ada unsur-unsur bercanda di raut wajah Davin. Cowok itu sungguh-sungguh. Tapi kenapa Nama merasa kalau Davin hanya sedang menggodanya.

"Gue lagi gak mood bercanda, Kak." Nama menghela napasnya.

"Apa gue kelihatan lagi bercanda?" Davin menelengkan kepalanya, matanya masih menatap Nama dalam.

Tidak. Davin tidak terlihat seperti orang bercanda. Wajahnya seratus kali lebih serius. Hanya saja Nama sedang mencoba untuk berpikir realistis.

"Terus lo sekarang lagi nembak gue?"

Selamat tinggal rasa malu. Entah Nama masih punya muka atau tidak setelah satu kalimat tanya itu terlontar. Terdengar sangat percaya diri, walaupun dalam hati jantung bekerja dua kali lebih cepat.

"Kalau menurut lo gue nembak lo, yaudah..."

"Hah?"

"Terserah lo aja."

Nama menunduk menatap kedua kakinya yang terbalut sepatu berwarna hitam. Tangannya berpengang erat pada pegangan tangga. Nama bingung, tujuan Davin berkata demikian itu untuk apa?

Tiba-tiba sebuah tangan besar menepuk kepalanya. Mengusap rambut Nama beberapa kali. Nama masih menunduk, tanpa perlu tau siapa pelakunya.

"Gak usah dipikirin .... gue nggak lagi nembak lo kok." Jedanya. "Tapi, gue cuma mau bilang kalau gue—"

"Vin! Yaelah, gue cariin ke mana-mana malah di sini. Ayok turun, udah mau perkenalan ormawa nih!"

Yuta datang menginterupsi. Davin langsung menarik tangannya dari atas kepala Nama, Nama juga ikut kaget melihat kedatangan Yuta.

"Ayok! Malah melamun lagi lo berdua."

Yuta menarik lengan Nama untuk mengikutinya turun menuju panggung tempat perkenalan ormawa. Bahkan Pak WR3 selaku bidang kemahasiswaan juga turut hadir diacara penutupan ini.

***

Panitia pelaksana dan panitia pengawas berkumpul di lapangan parkir dekat sekretariatan bersama. Semuanya duduk melingkar di bawah cahaya remang-remang lampu jalan. Rasa lelah bercampur senang tampak di wajah masing-masing panitia karena akhirnya masa orientasi kehidupan kampus ini selesai.

Rapat evaluasi untuk hari terakhir sudah setengah berjalan. Saat ini divisi keamanan sedang menyampaikan hasil kerjanya.

"— sekian dari saya, terima kasih."

Suara tepuk tangan mengiringi laporan terakhir pada rapat evaluasi hari ini. Semuanya kembali tenang saat presiden mahasiswa, Tian, mulai berbicara.

"Pertama-tama, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua, baik dari pihak Legislatif sebagai panitia pengawas, panitia pelaksana khususnya dari oprec, dan seluruh panitia yang telah menyukseskan Orientasi Kehidupan Kampus untuk para mahasiswa baru, tanpa kalian saya tidak ada artinya di sini."

LegislatifWhere stories live. Discover now