01

1.2K 113 30
                                    

LEGISLATIF

"Bang Yuta!"

Cewek itu memanggil kakak tingkatnya begitu memarkirkan motornya di depan sekretariat bersama kampus. Melepaskan helm dan mengabaikan rambutnya yang acak-acakan, cewek itu berlari mendekati orang yang ia panggil tadi.

Yuta Natanegara. Wakil Ketua 2  Legislatif jabatan 19/20 yang sedang duduk santai sambil menyilangkan kakinya di depan teras sekre bersama dengan segelas kopi dan rokok di tangannya. Melihat adik tingkatnya berlari mendekat, segera Yuta membuang puntung rokok yang masih tersisa setengah itu dan menginjaknya.

"Kenapa, Nam? Jangan lari-lari kali."

"Bang, penting! Disuruh ke rektorat menghadap WR3. Katanya proposal kelas legislatifnya salah, kebanyakan dananya kalo buat acara segitu." Nama ngos-ngosan begitu sampai di depan Yuta.

"Dih, revisian mulu udah kaya skripsi aja, besok-besok langsung ke bendahara aja deh gak usah ke Pak WR dulu." Yuta berdecak kemudian meneguk kopinya hingga tandas.

"Mana bisa Bang, sekarang mending ke sana aja dulu deh, udah ditungguin Kak Jef!"

"Iya-iya."

Yuta berdiri lalu menepuk bagian belakang celananya. Berjalan menuju motor yang dipakai Nama barusan. Namun, sebelum Yuta meninggalkan area sekre, cowok itu mengatakan, "Tungguin di sekre, Nam, itu ada surat dari BEM buat acara Dies, rekap aja dulu."

Nama mengangguk lalu memberikan jempolnya. Cewek itu akhirnya masuk ke dalam sekretariatan dengan membawa surat-surat yang telah ia ambil dari kotak surat.

Purnama atau biasa dipanggil Nama. Aneh memang nama panggilannya, tapi lebih baik daripada dipanggil Pur. Cewek cantik dengan lesung pipi di sebelah kiri itu memberanikan dirinya masuk ke salah satu ormawa kampus. Alih-alih menjadi anggota biasa, justru Nama di tahun pertamanya di Legislatif sudah dipercaya sebagai sekretaris umum 2, yang tentu saja masuk ke dalam jajaran inti pengurus. Semua itu berkat Kak Iren, demisioner Legislatif dan sekaligus kakak tingkatnya di jurusan itu menitipkannya ke Davin dengan dalih 'kerjanya Nama bagus kok, dia udah pernah jadi sekretaris pas raker himpunan.'

Berakhir lah Nama di sekre ini. Dengan puluhan surat yang masuk, mulai dari surat undangan yang meminta Lagislatif sebagai peninjau sidang hingga surat peminjaman alat yang biasanya digunakan untuk sidang. Tugasnya sebagai sekretaris 2 tidak susah dan tidak bisa dibilang mudah juga, hanya merekap surat yang masuk dan menjadi contact person yang dihubungi saat meminta konfirmasi kehadiran. Tapi, disaat-saat tertentu akan merangkap menjadi ketua panitia atau koordinator seksi jika diperlukan.

"Loh, Nam, kok sendiri?" Tanya Davin begitu mendapati Nama seorang diri di dalam sekre. Davin masuk ke dalam sekre setelah melepaskan sepatunya di depan pintu.

Ini dia, Ketua Umum Legislatif yang dikenal sebagai orang yang mampu mendatangkan orang penting di bidang hukum setaraf nasional. Davino Bagaskara. Cowok satu ini termasuk kedalam katagori yang akan digilai oleh para maba-maba yang baru pertama kali bertemu ketika melihat Davin orasi pada saat pengenalan ormawa. Tidak heran, wajahnya memang di atas rata-rata. Bukan hanya Davin, bahkan wakilnya Jefrian dan Yuta juga memiliki wajah yang tak kalah cakep. Hingga membuat Nama pertama kali berpikir apakah syarat untuk masuk Legislatif adalah harus good looking?

Nama tersenyum tipis ketika melihat Davin masuk ke sekre. "Iya, Kak. Kak Yuta sama Kak Jefri lagi ke rektorat buat ngurusin dana kelas legislatifnya."

Davin yang awalnya sedang sibuk memperhatikan komputer sekre, langsung menoleh menghadap Nama. "Loh, kok bukan Yeri? Atau Mark? Bukannya Mark bendahara kegiatannya?"

LegislatifWhere stories live. Discover now