22

691 56 20
                                    

LEGISLATIF

"Ah ribet... Nam, gue suka sama lo, pacaran yuk?"

"Kak!"

Beberapa detik ruangan yang gak begitu luas itu hening. Detik selanjutnya terdengar tawa Jefri yang membahana sambil menepuk-nepuk pundak Davin beberapa kali.

"Gitu Vin... buruan elah udah gue ajarin tuh ngomongnya tinggal lo ulangi lagi!" Kata Jefri dengan tampang tengilnya.

"Anjing lo!"

"Heh, bahasa!"

"Cie cie kaget ya pak!"

Davin memejamkan matanya sambil mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan untuk menenangkan diri. Kalau diladeni yang ada mereka tambah senang. Davin memilih untuk diam, lagipula itu hal yang bersifat pribadi. Belum tentu Nama suka kan? Eh?

"Ceilah pak, gak usah sok tenang gitu deh, kita-kita mah udah pada tau." Kata Yuta memancing.

"Bang, diem lu!" Bisik Nama dengan mata melotot ke arah Yuta.

Yuta malah tambah cengengesan.

Sepertinya, ajang meledeki bapak ketua cukup sampai di sini karena setelah itu Tian muncul di balik pintu sekre yang tidak tertutup.

"Sorry ganggu, mau ngasih tau, pelakunya udah ngaku nih ditunggu di sekre BEM ya."

***

Persiapan Dies Natalis sudah dimulai sekitar 5 bulan lalu. Mulai dari mencari lokasi, pembagian jobdesc hingga menentukan nama bintang tamu yang akan tampil pada malam puncak acara.

Setelah melewati rangkaian pertandingan antar fakultas selama satu bulan ini, tidak terasa malam puncak tinggal menghitung hari. Panitia pelaksana mulai disibukan dengan membangun panggung dengan bantuan event organizer, memastikan rundown acara, menjual tiket, dan masih banyak lainnya.

Di sudut lapangan tempat acara puncak Dies natalis terdapat food truck kebab turki, dengan pencahayaan yang minim di sanalah panitia pengawas alias Legislatif berdiri sambil mengawasi pembuatan stand-stand yang nantinya akan di isi oleh perwakilan tiap fakultas untuk penggalian dana.

"Ngantuk gak sih?" Joy menguap lebar.

Nama mengangguk singkat. Di tangannya terdapat sebuah kebab yang baru seperempatnya ia makan.

"Sampe jam berapa nih kita di sini?" Tanya Joy lagi.

Nama mengendikkan bahunya sekilas, lalu kembali memakan sisa kebab di tangannya.

"Kayaknya gue mesti keliling deh biar gak ngantuk." Joy mengelap bibirnya dengan tisu untuk membersihkan sisa saus kebab. "Yuk, siapa yang mau ikut gue?" Joy memandang Nama dan Davin secara bergantian.

"Oke... gak ada." Putusnya secara sepihak. Joy melangkah meninggalkan keduanya. "Jangan lo apa-apain anaknya ya Vin!" Katanya sambil mengedipkan sebelah mata.

"Bawel!"

Setelah itu terjadi kecanggungan di antara Davin dan Nama.

Dengan susah payah Nama menelan makanan yang dikunyahnya. Gelenyar aneh itu muncul lagi. Ditinggal berduaan bersama Davin sepertinya membuat Nama menjadi sedikit salah tingkah. Hawa panas tiba-tiba menerpa pipinya, padahal malam ini sedang berangin.

LegislatifWhere stories live. Discover now