Chapter 3

3.2K 265 12
                                    

Krist bangun dipagi hari saat matahari telah tinggi. Ia merasa tubuhnya sangat dingin, benar saja karena saat ini Krist sedang telanjang.

Krist menerjapkan matanya kemudian mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin malam, air matanya seketika menetes dengan deras. Ia meringkukkan badannya seperti bayi dalam kandungan.

Krist merasa badannya remuk dan bagian bawahnya sangat sakit tapi tidak sesakit hatinya saat ini. Pria itu telah memperkosanya, merenggut harga dirinya dan menghancurkan masa depannya.

"AAAAAARRGGGGHHH"

Krist berteriak kencang untuk melampiaskan kesedihan dalam hatinya. Namun tetap saja itu tak mampu meringankan bebannya.

Krist sangat jijik dengan dirinya sendiri. Ia juga membenci dirinya sendiri yang tidak bisa melakukan apapun ketika pria itu melecehkannya.

Air mata Krist semakin deras, ia bahkan tak mampu berpikir jernih lagi. Krist merasa bahwa hidupnya sudah berakhir kemarin malam.

Krist bangun kemudian berjalan ke kamar mandi. Ia melihat pantulan dirinya didepan cermin. Air matanya kembali mengucur deras saat melihat tanda kemerahan dibagian leher dan dadanya. Krist mencoba menghapusnya namun tidak bisa.

"Menjijikkan!" Ucap Krist sambil menggosok-gosok tanda kemerahan itu.

Kemudian Krist mengisi air dalam bathup hingga penuh. Ia memasukkan dirinya kedalam bathup.

"Dia sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga untukku, lalu bagaimana aku bisa tetap hidup?" Ucap Krist kemudian menenggelamkan dirinya kedalam bathup.

"Dia sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga untukku, lalu bagaimana aku bisa tetap hidup?" Ucap Krist kemudian menenggelamkan dirinya kedalam bathup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria mungil masuk kedalam kamar Krist, namun tidak mendapati Krist dikamar. Ia melihat ranjang Krist ada bekas darah dan sperma, pria mungil itu langsung membelakakkan matanya.

"Sial! apa yang dilakukan Singto pada bocah itu."

Pria mungil itu mengedarkan pandangannya kepenjuru kamar tapi tidak melihat adanya Krist.

"Apa dia dikamar mandi?" Ucap pria mungil lalu berjalan ke kamar mandi.

"Hey apa kau didalam?" Ucapnya pria mungil mengetuk pintu kamar mandi.

Hening tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Pria mungil itu terus mengetuk pintunya yang semakin lama semakin keras, namun tetap saja tidak ada jawaban.

Pria mungil itu lalu memanggil body guard diluar kamar Krist untuk mendobrak pintu kamar mandi. Setelah pintu itu terbuka, pria mungil itu langsung masuk dan terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Astaga apa yang kau lakukan?" Pria mungil itu langsung menarik tubuh Krist keluar dari bathup.

Pria itu memeriksa pernafasan dan denyut nadi Krist kemudian pria mungil itu menutupi tubuh Krist dengan bathrobe dan membawanya ke ranjang.

Stockholm [Singto X Krist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang